Kekerasan suporter, Ketum PSSI: jangan sudutkan TNI
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi berharap agar semua pihak tidak menyudutkan TNI.
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi berharap agar semua pihak tidak menyudutkan TNI. Hal tersebut dilontarkannya terkait keterlibatan para prajurit dalam kasus meninggalnya Banu Rusman, suporter Persita Tangerang.
Pekan lalu, Banu meninggal dunia usai menyaksikan pertandingan antara PSMS Medan melawan Persita. Pemuda berusia 17 tahun tersebut menjadi korban terjadinya bentrok antara kedua kelompok suporter tim di Stadion Mini Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (11/10/2017).
Usai insiden tersebut, publik sepakbola pun menyorot suporter PSMS yang mayoritas anggota TNI. Lalu, PSSI didesak agar menyelidiki kasus tersebut secara tegas dan adil. Edy sebagai Ketum PSSI menegaskan bahwa investigasi terhadap anggota TNI sah-sah saja dan dipastikan dilakukan secara terbuka.
"Apakah pernah prajurit ini tertutup? HUT TNI saja terbuka seperti itu, pasti terbuka dong orang kejadiannya di muka umum," tegas Edy.
Namun, Edy berharap agar semua pihak tidak terlalu memojokkan TNI. Terlebih dia sudah berusaha untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dengan menjauhkan para prajurit dari stadion.
"Mohon maaf jangan sudutkan TNI, persoalannya bukan TNI, yang kejadian ini kan bukan hanya TNI, tapi kebetulan saat itu TNI dia juga menjadi suporter di situ. Bukan TNI yang memakai pakaian seperti ini. TNI ini kan punya jam yang bagian olahraga yang datang kesana bagian olahraga," kata pria yang menjabat sebagai Pangkostrad TNI ini
"Apakah tak boleh TNI juga seperti itu, ntar salah juga kita. Namun demikian saya selaku panglima Kostrad, saya akan melarang prajurit Kostrad berlaku sebagai suporter yang bersifat kolektif," tandas Edy. (fit/asa)