Mantan Asisten Luis Milla Kritik Keras kepada Pihak yang Ingin Shin Tae-yong Out, Sampaikan Pesan Menohok
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menerima kritik setelah timnya menjalani dua pertandingan pada Oktober 2024.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menghadapi kritik setelah memimpin timnya dalam dua pertandingan pada bulan Oktober 2024. Dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia hanya mampu meraih satu poin dari dua laga tersebut. Pada 10 Oktober 2024, mereka bermain imbang 2-2 melawan Bahrain, kemudian mengalami kekalahan 1-2 dari China lima hari setelahnya.
Hasil ini membuat banyak pihak merasa tidak puas dengan kinerja pelatih tim Merah-Putih. Seruan untuk mengeluarkan Shin Tae-yong, atau yang dikenal dengan sebutan STY out, sempat terdengar. Saat itu, Timnas Indonesia meraih hasil imbang 2-2 melawan Bahrain dan kalah 1-2 dari China dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
- Pesan Penting Shin Tae-yong Jelang Timnas Indonesia Melawan Jepang
- Reaksi Bahagia Shin Tae-yong Akhirnya Bertemu Kevin Diks Setelah Menanti Selama 4 Tahun
- Shin Tae-yong Buka-bukaan Jawab Kritik soal Susunan Pemain saat Lawan China
- Dengan tegas, Shin Tae-yong mengakui bahwa ia pernah mengembalikan 10 pemain dari Timnas Indonesia karena alasan ini.
Namun, seruan tersebut kini telah mereda. Diduga, itu hanyalah kekecewaan sementara dari para pendukung yang melihat Maarten Paes dan rekan-rekannya bermain di bawah harapan. Bayu Eka Sari, mantan asisten pelatih Luis Milla yang juga pernah bekerja untuk PSSI, merasa heran dengan reaksi netizen yang menyalahkan Shin Tae-yong atas kegagalan Timnas Indonesia untuk meraih poin maksimal di bulan Oktober lalu. Menurutnya, kritik tersebut tidak sebanding dengan tantangan yang dihadapi tim, dan seharusnya para pendukung memberikan dukungan lebih daripada mengeluarkan kata-kata negatif.
Hanya Bisa Memberikan Kritik
Bayu Eka Sari saat ini menjabat sebagai asisten pelatih Jan Olde Riekering di klub Dewa United yang berkompetisi di BRI Liga 2024/2025. Sebelumnya, ia memiliki pengalaman di PSSI sebagai penerjemah dan asisten bagi Luis Milla saat melatih Timnas Indonesia pada tahun 2017-2018, serta Simon McMenemy di tahun 2019. Menurut Bayu, kritik terhadap Shin Tae-yong dalam beberapa pertandingan terakhir Timnas Indonesia datang dari mereka yang tidak menghargai proses yang sedang berlangsung.
"Yang menginginkan STY out itu hanya segelintir orang yang ingin ada perubahan, tapi caranya mereka tidak tahu. Padahal sebenarnya kita sebagai penonton itu nikmati momen saja," ungkapnya dalam diskusi di kanal Youtube Liputan6.
Bayu menambahkan bahwa jika orang luar negeri saja mengagumi pencapaian Timnas Indonesia, seharusnya masyarakat dalam negeri juga memberikan dukungan.
"Ketika orang luar negeri saja segan dengan pencapaian Timnas Indonesia, kenapa masyarakat kita sendiri menginginkan perubahan dan lain-lain. Kita memang belum sekomplet Australia, Arab Saudi, tapi menuju arah sana," tegasnya.
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi pelatih, terutama terkait dengan waktu. "Lawan terbesar pelatih adalah waktu, fans tahunya cuma hasil. Terlalu cepat orang menilai, sekarang kalau STY diganti, siapa penggantinya? 4 tahun dia membangun seperti ini tidak mudah," tuturnya.
Sesuai Taktik
Kritikan yang paling tajam terhadap Shin Tae-yong muncul setelah Timnas Indonesia mengalami kekalahan 1-2 di markas China. Banyak pihak mempertanyakan komposisi starting XI yang diturunkan oleh STY, terutama keputusan untuk menempatkan Asnawi Mangkualam sebagai starter dan kapten tim, menggantikan Jay Idzes. Selain itu, keputusan untuk menurunkan beberapa pemain diaspora seperti Thom Haye di babak kedua juga menjadi sorotan, karena kehadirannya dapat menghidupkan permainan dan mencetak gol untuk memperkecil selisih skor.
Menurut analisis Bayu Eka, keputusan-keputusan tersebut berkaitan dengan taktik dan strategi yang diterapkan oleh Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala. Ia menyatakan bahwa STY lebih memahami kebutuhan dan taktik timnya secara menyeluruh. "Saya melihat Taktik STY di China kemarin inginnya minimal tidak kebobolan dulu di babak pertama, baru ngegas di babak kedua. Hanya Maarten Paes, Jay Idzes, Ragnar Oratmngoen, dan Rafael Struick yang tidak dirotasi, artinya STY itu punya taktik sesuai dengan kebutuhan tim, dia punya analisis sendiri," ungkapnya. Lebih lanjut, ia menekankan keyakinannya bahwa STY tidak melakukan eksperimen sembarangan, melainkan menerapkan strategi berdasarkan pengalaman yang dimiliki. "Indonesia itu punya kelebihan defense dan counter attack," tambahnya.
Evaluasi
Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Jepang pada tanggal 15 November 2024, diikuti dengan laga melawan Arab Saudi empat hari setelahnya. Pertandingan ini akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, sebagai bagian dari Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Dalam pandangan Bayu Eka, banyak pihak sepakat bahwa Timnas Indonesia memiliki peluang realistis untuk meraih peringkat ketiga atau keempat, sehingga dapat melanjutkan ke kualifikasi putaran keempat. Jepang dan Arab Saudi adalah lawan yang kuat dan tidak dapat dianggap remeh. Oleh karena itu, keberhasilan Timnas Indonesia sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mengalahkan Bahrain dan China di kandang sendiri.
"Melihat hasil empat laga terkini, Timnas Indonesia sudah cukup bagus. Sebenarnya tidak cukup bermain bagus, karena belum bisa full 90 menit bermain bagus, tapi harus diapresiasi," ungkap Bayu.
Ia juga menambahkan, "Coach STY mengejar kekurangan dari segi fisik dan stamina pemain." Meskipun demikian, ia menyoroti bahwa tim masih kekurangan target man, meskipun Ramadhan Sananta bisa dimanfaatkan untuk peran tersebut. Selain itu, ia berpendapat bahwa Rafael Struick dapat digunakan untuk turun sedikit, membuka ruang, dan melakukan tembakan dari luar kotak penalti.
"Rotasi yang dilakukan STY itu bagus, netizen banyak protes ya wajar karena yang dibutuhkan adalah hasil," tegasnya.
Sumber: Kanal Youtube Liputan6