Pelatih Arema tak nyaman dengan chants kebencian di lapangan
Maraknya nyanyian-nyanyian bernada kebencian terhadap kelompok suporter tertentu yang dinyanyikan di lapangan membuat jengah Joko Susilo.
Maraknya nyanyian-nyanyian (chants)bernada kebencian terhadap kelompok suporter tertentu yang dinyanyikan di lapangan membuat jengah Joko Susilo. Pelatih Arema Cronus ini mengaku tak nyaman dengan situasi tersebut.
"Tentu saja saya merasa kurang nyaman. Apalagi kita orang timur," ujar Gethuk -sapaan karib Joko Susilo- pada Bola.net.
"Semoga semuanya segera sadar dan menghilangkan itu semua," sambungnya.
Sebelumnya, rivalitas antar kelompok suporter kembali mengemuka usai insiden penghadangan Aremania -julukan suporter Arema- oleh kelompok suporter lain di Sragen Jawa Tengah. Dalam insiden tersebut, dua orang Aremania tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Sebelum adanya insiden ini, nuansa rivalitas juga kerap terwujud dalam bentuk nyanyian-nyanyian yang mengumbar kebencian ke kelompok suporter lain. Walau sudah berulang kali dihimbau -bahkan sampai disanksi denda- nyanyian-nyanyian seperti ini terus terdengar.
Sementara itu, Gethuk mengaku bahwa tim lebih senang jika -alih-alih menyanyikan lagu yang mengumbar kebencian- suporter menyanyikan lagu yang memotivasi tim.
"Untuk menjatuhkan mental lawan mungkin ada. Namun, tidak perlu juga sampai mengumbar kebencian," tegasnya.
Lebih lanjut, legenda hidup Arema Malang ini mengaku optimistis iklim kebencian ini bisa dihentikan. Menurutnya, salah satunya dengan sikap tegas aparat, masalah ini bisa diselesaikan.
"Semua pihak harus berupaya menghentikannya," tandasnya.(den/dzi)