Pro dan Kontra KLB PSSI Menggema
Pro kontra muncul terkait adanya desakan dari sebagian pihak untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Sejak Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari Ketua PSSI saat Kongres tahunan di Bali pada (20/1) lalu, muncul polemik baru terkait kepengurusan PSSI. Pro kontra muncul terkait adanya desakan dari sebagian pihak untuk menggelar KLB PSSI.
Sejak Edy Rahmayadi memutuskan mundur sebagai pucuk pimpinan di tubuh PSSI, jabatan itu dipegang oleh Joko Driyono yang sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua umum. Jokdri, sapaan akrab Joko Driyono akan menuntaskan masa jabatan ketua PSSI yang baru berakhir pada tahun 2020.
-
Kapan PSSI dibentuk? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Bagaimana PPS membentuk KPPS? Membentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): PPS membentuk KPPS yang bertugas dalam pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.
-
Mengapa PSSI dibentuk? Organisasi olahraga yang berdiri di zaman kolonial Belanda yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau disingkat PSSI sudah terbentuk sejak tahun 1930. PSSI sendiri sebagai bentuk upaya politik untuk menentang segala macam penjajahan.
-
Dimana PSSI dibentuk? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Siapa yang mendirikan PSSI? PSSI didirikan oleh seorang insinyur bernama Soeratin Sosrosegondo.
-
Mengapa PSSI didirikan? Lahirnya PSSI sendiri tidak lepas dari upaya untuk menentang penjajahan.
Desakan untuk menggelar KLB salah satunya datang dari Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar. Umuh menilai sudah seharusnya seluruh pengurus PSSI dilakukan pergantian. Hal ini mengingat banyak sekali persoalan di tubuh PSSI. Termasuk kasus pengaturan skor yang melibatkan para pengurusnya.
"Mereka harus legawa. Kecuali kalau disitu dipakai mata pencaharian untuk di PSSI, makanya orang di situ harus jelas usahanya, pekerjaan jangan orang hidup mengandalkan hidupnya dari PSSI," ujar Umuh dalam acara Mata Najwa pekan lalu.
Meski Edy sudah mundur dari Ketua PSSI, namun para pengurusnya merupakan muka-muka lama. Untuk itulah Umuh mendorong digelarnya KLB agar pembenahan di tubuh PSSI dapat segera dilakukan
"Nanti saya harus bicara sama kawan-kawan semua," kata Umuh.
Senada dengan Umuh, desakan untuk menggelar KLB juga datang dari Ketua Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya. Menurutnya KLB perlu dilakukan untuk pembaruan PSSI.
Apalagi melihat kondisi PSSI saat ini dalam kondisi genting pasca beberapa para petingginya termasuk di komite eksekutif yang tersangkut kasus hukum pengaturan skor.
"Jangan memercayakan organisasi pada orang-orang lama yang kita tahu terlibat dalam masalah hukum," ucapnya.
"Pilihan paling rasional adalah mengganti para anggota komite eksekutif," tambahnya.
Namun demikian, ada pula pandangan kontra terkait isu KLB PSSI ini. Salah satunya disampaikan Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur, Amir Burhanuddin. Amir berpandangan jika adanya KLB justru akan menghambat sinergi antara antara Tim Satgas Pengaturan Skor Polri dan PSSI
"KLB malah merusak konsentrasi kami dan satgas memerangi pengaturan skor," katanya.
Menurutnya, PSSI sebaiknya tetap fokus melanjutkan program-program kerja 2019 sesuai dengan hasil keputusan Kongres Tahunan PSSI di Bali.
"Jadi biarkan periode ini bekerja memberantas pengaturan skor sampai 8 bulan depan, bukan dengan KLB," ungkapnya.
Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, menyatakan, Bhayangkara FC akan menghormati kepengurusan di bawah kepemimpinan Joko Driyono. Dia memberi kesempatan kepada pengurus PSSI saat ini untuk bekerja menuntaskan hingga akhir kepengurusan.
"Jadi, mohon kiranya dihormati dulu, dijalankan dulu. Kalau nanti misalnya di tengah jalan ada sesuatu yang perlu maka akan kami bicarakan secara bersama-sama," ungkapnya.
KLB PSSI dapat segera digelar, tanpa menunggu tahun 2020 atau ketika periode kepengurusan mulai tahun 2016 berakhir, jika ada permintaan dari pemilik suara (voters) PSSI. Namun untuk menggelar KLB PSSI tidaklah mudah karena harus meminta persetujuan 2/3 voter. Berkaca dari gelaran kongres tahunan PSSI di Bali, tercatat ada 85 voters yang terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, dan 1 Asosiasi Futsal (FFI).
Berikut Daftar Voters :
Asosiasi Provinsi (Asprov)
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Riau
5. Jambi
6. Kepulauan Riau
7. Sumatra Selatan
8. Bangka Belitung
9. Bengkulu
10. Lampung
11. Banten
12. DKI Jakarta
13. Jawa Barat
14. Jawa Tengah
15. DI Yogyakarta
16. Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah
19. Kalimantan Timur
20. Kalimantan Selatan
21. Kalimantan Utara
22. Gorontalo
23. Sulawesi Utara
24. Sulawesi Tengah
25. Sulawesi Selatan
26. Sulawesi Tenggara
27. Sulawesi Barat
28. Bali
29. Nusa Tenggara Barat
30. Nusa Tenggara Timur
31. Maluku
32. Maluku Utara
33. Papua
34. Papua Barat
Liga 1
1. Persija Jakarta
2. PSM Makassar
3. Bhayangkara FC
4. Persib Bandung
5. Persebaya Surabaya
6. Arema FC
7. Borneo FC
8. Madura United
9. Barito Putera
10. PSIS Semarang
11. Bali United
12. Persipura Jayapura
13. Persela Lamongan
14. Perseru Serui
15. PS Tira
16. Mitra Kukar
17. Sriwijaya FC
18. PSMS Medan
Liga 2
1. Semen Padang FC
2. Persiraja Banda Aceh
3. Aceh United FC
4. Persita Tangerang
5. Persis Solo
6. PSPS Ria
7. Perserang Serang
8. Cilegon United FC
9. PSS Sleman
10. Kalteng Putra
11. Madura FC
12. PSIM Yogyakarta
13. PS Mojokerto Putra
14. Martapura FC
15. Blitar United
16. Persiba Balikpapan
Liga 3
1. PSGC Ciamis
2. AS Abadi Pekanbaru
3. PSCS Cilacap
4. Solok FC
5. Persiba Bantul
6. Bogor FC
7. Lampung Sakti FC
8. Perssu Sumenep
9. Persijap Jepara
10. Persatu Tuban
11. PSBK Kota Blitar
12. Persewar Waropen
13. Persik Kediri
14. PSN Ngada
15. Celebest FC
16. Persinga Ngawi
Asosiasi
1. Asosiasi Futsal
(mdk/end)