Solo, Rumah bagi Persis dan Surganya Tim Musafir di Kancah Persepakbolaan Indonesia
Solo, Rumah bagi Persis dan Surganya Tim Musafir di Kancah Persepakbolaan Indonesia
Bola.com, Solo - Ada yang unik dari kota Solo. Rumah bagi klub lokal setempat, Persis Solo itu juga menjadi surga bagi para tim musafir di sepak bola Indonesia.
Kota Solo cukup sulit dipisahkan dalam sejarah perkembangan sepak bola Indonesia atau saat lahirnya PSSI. Di tempat ini juga memiliki sejarah yang cukup panjang, jauh sebelum Indonesia merdeka.
-
Mengapa pertandingan Persis Solo vs Persebaya Surabaya digelar? Menjelang dimulainya Kompetisi BRI Liga 1 2023/2024, para klub peserta bersiap diri. Mereka mengadakan agenda pertandingan uji coba untuk menguji kesiapan klub menyambut turnamen tersebut.
-
Di mana pertandingan Persis Solo vs Persebaya Surabaya berlangsung? Pertandingan itu diadakan di Stadion Manahan Solo pada Sabtu (24/6).
-
Apa yang menjadi hasil akhir dari pertandingan Persis Solo vs Persebaya Surabaya? Sempat tertinggal 0-3, Persebaya berhasil membalikkan keadaan jadi 4-3.
-
Apa yang akan dilakukan Persis Solo menjelang pertandingan? Persis Solo tengah berlatih mengonversi peluang menjadi gol. Perlu diketahui mereka baru saja mendatangkan bomber muda Timnas asal PSM Makassar, Ramadan Sananta.
-
Apa yang membuat Persik Kediri menjadi istimewa di Liga 1 Indonesia? Klub ini memiliki sejarah panjang di kancah nasional maupun internasional. Latihan Perdana Evan Dimas mengikuti sesi latihan perdana Persik Kediri di Stadion Brawijaya pada Minggu (7/7/2024). "Banyak teman teman lama di sini. Saya merasa seperti reuni," ujar mantan pemain PSIS Semarang ini, dikutip dari ANTARA.
-
Siapa yang mencetak gol pertama untuk Persis Solo? Persis Solo mencetak gol terlebih dahulu melalui Ramadhan Sananta pada menit ke-27.
Lahirnya Persis Solo sejak tahun 1923 merupakan bukti sepak bola begitu hidup di jantung Pulau Jawa, bahkan sebelum beberapa klub dari daerah lain terbentuk. Hanya saja Persis yang sempat punya nama besar perlahan tenggelam oleh munculnya tim dari wilayah lain yang lebih kuat.
Prestasi juara perserikatan sebanyak tujuh kali seakan hanya menjadi sebuah cerita di masa lalu. Sampai saat ini Persis juga masih berkutat di kata kedua selama bertahun-tahun lamanya. Terakhir kali Persis berada di kasta tertinggi adalah saat promosi ke Divisi Utama tahun 2007.
Persis Solo yang lama tidur sebagai tim asli Solo, membuat Kota Bengawan seperti menjadi surga bagi sejumlah klub musafir. Ditambah adanya infrastruktur di Solo ditambah banyaknya penggila bola yang menginginkan sebuah tim hebat, menjadi magnet bagi tim luar bermukim di Solo.
Jakarta Connection
Setidaknya pada medio awal 1980an, memasuki awal dekade 2000, hingga di tahun saat ini 2021 tercatat ada empat tim yang memastikan kandangnya di Solo, selain Persis sebagai klub asli. Menariknya klub-klub yang pindah ke Solo awalnya adalah dari Jakarta.
Diawali oleh Arseto saat kompetisi Galatama, memutuskan pindah dari Jakarta ke Solo pada tahun 1983. Tim berjulukan biru langit pernah memiliki sederet pemain hebat pada masanya.
Gelar juara Galatama tahun 1992 menjadi kebanggaan Arseto dan masyakarat Solo pada waktu itu. Stadion Sriwedari yang menjadi homebase selalu penuh sesak untuk menyaksikan tim yang pernah memiliki julukan miniatur Timnas Indonesia.
Arseto begitu dielu-elukan publik Solo sebagai tim kebanggaan dengan prestasi gemilang. Secara tidak langsung lupa dengan nama Persis Solo yang memang tak dapat beranjak dari kasta bawah.
Namun seiring lengsernya Presiden Soeharto, membuat Arseto dibubarkan pada tahun 1998. Kompetisi yang ditetapkan force majeure saat itu sekaligus menjadi jejak terakhir Arseto di sepak bola Indonesia.
Hanya kurang dari dua tahun setelah Arseto bubar, Pelita Bakrie hijrah dari markasnya di Stadion Lebak Bulus Jakarta, untuk berkandang di Solo pada tahun 2000, untuk bertranformasi menjadi Pelita Solo dan hanya berumur dua musim.
Giliran Persijatim Jakarta Timur yang ikut bermusafir di Kota Solo di tahun 2003. Kala itu, Stadion Manahan yang 'nganggur' karena Persis masih berkutat di Divisi 1, dimanfaatkan oleh Persijatim.
Keputusan Persijatim boyongan ke Solo juga cukup tepat. Karena di daerah asalnya Jakarta, kalah mentereng dibandingkan Macan Kemayoran Persija Jakarta. Meskipun dalam satu kasta, Persijatim seperti anak tiri ketimbang Persija yang lebih diperhatikan.
Dukungan Besar
Lagi-lagi Solo ditinggalkan, Persijatim Solo FC pindah ke Palembang Sumatera Selatan dan berubah nama menjadi Sriwijaya FC. Kemudian Solo dan publik sepak bolanya menjadikan Persis sebagai klub yang menjadi identitas diri dan layak mendapatkan dukungan penuh.
Persis mengalami jatuh bangun dan mendapat dukungan ekstra dari para suporternya terutama Pasoepati. Loyalitas mereka tidak perlu diragukan lagi sabagi pendukung setia Persis hingga sekarang, hingga kembali dihadapkan pada situasi yang pernah dialami.
Memasuki akhir tahun 2020, untuk kesekian kalinya Solo menjadi tujuan klub Jakarta sebagai rumah barunya. Adalah Bhayangkara Solo FC yang memastikan bertransformasi menjadi Bhayangkara Solo FC pada November 2020 lalu.
Bhayangkara Solo FC menjadikan Stadion Manahan sebagai rumah barunya mulai tahun ini yang diawali oleh turnamen pramusim Piala Menpora 2021 dan berlanjut di kompetisi resmi berikutnya.
Lantas bagaimana dengan bentuk dukungan yang akan didapat Bhayangkara Solo FC oleh masyarakat di kota Bengawan? Kelompok suporter Pasoepati sejauh ini memang masih belum menentukan arah kebijakan menyikapi hadirnya Bhayangkara Solo FC di tengah-tengah masyarakat Solo.
Meski demikian, dukungan untuk Bhayangkara Solo FC bakal tetap besar, karena penikmat sepak bola di Solo tidak hanya kelompok suporter Pasoepati. Kelompok suporter tersebut juga bakal tetap setia untuk mendukung Persis Solo.
Di sisi lain, dukungan untuk Bhayangkara Solo FC juga datang dari orang nomor satu di Solo, Wali Kota Gibran Rakabuming Raka. Beberapa waktu lalu ia ikut berpesan kepada Pasoepati, untuk ikut memberikan dukungan kepada Bhayangkara Solo FC.