Amelia Ahmad Yani Putri Ahmad Yani Ceritakan Detik-detik Sebelum Ayahnya Jadi Korban G30S/PKI, Bikin Merinding
Sebelum meninggal, Amelia mengatakan jika sang ayah sempat memberi wasiat ketika memberi parfum ke baju anak-anaknya.
Sebelum meninggal, Amelia mengatakan jika sang ayah sempat memberi wasiat ketika memberi parfum ke baju anak-anaknya.
Amelia Ahmad Yani Putri Ahmad Yani Ceritakan Detik-detik Sebelum Ayahnya Jadi Korban G30S/PKI, Bikin Merinding
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI tidak akan lekang dimakan waktu. Peristiwa itu menjadi salah satu kejadian kelam yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia yang pada akhirnya menuliskan bagaimana perubahan terjadi di Tanah Air.
Putri ketiga Jenderal Ahmad Yani, Amelia Ahmad Yani, menceritakan peristiwa kelam yang terjadi di malam 30 September 1965. Di mana kejadian itu,membuat sang ayah meninggal dunia.
Amelia Yani menceritakannya ketika menjadi bintang tamu di YouTube RJL 5 Fajar Aditya. Amelia Yani menceritakan detik-detik sebelum ayahnya jadi korban peristiwa G30S/PKI.
Berikut selengkapnya.
- Potret Sarah Amalia Eks Istri Ariel Noah, Kini Kenakan Hijab Makin Cantik Mempesona
- 6 Tips Memilih Parfum Berdasar Jenis, Aroma, dan Cuaca dari Pakar Wewangian
- Terungkap Kegunaan Parfum Zaman Kuno Tak Sembarangan, Ada yang Hanya Boleh Dipakai Seorang Raja
- Miris! Demi Beli Susu Anak, Pria di Jambi Ini Nekat Mencuri Parfum & Aksesoris HP
Tak Banyak Bicara dan Peduli dengan Keluarga
Mengawali ceritanya, Amelia selaku bintang tamu di acara podcast tersebut menyampaikan sikap sang ayaknya yakni, Ahmad Yani yang merupakan pribadi yang tak banyak bicara. Nmaun, sosoknya begitu peduili dengan keluarga, terutama istri dan kedelapan anaknya, termasuk Amelia.
Ajak ke Istana Negara
Lebih lanjut, Amelia mengatakan jika Ahmad Yani menyempatkan diri menghabiskan waktu dengan istri dan anak-anaknya sebelum peristiwa G30S/PKI terjadi dan merebut nyawanya. Bahkan, Ahmad Yani sempat mengajak dirinya serta adik-adiknya untuk ikut bersamanya ke Istana Negara pada 5 Oktober besok, mengingat hari tersebut merupakan hari ABRI atau TNI.
Bahkan, ia mengizinkan anak-anaknya untuk tidak perlu bersekolah di hari tersebut. Hal ini tentu membuat kedelapan anaknya merasa senang, termasuk Amelia. Mereka merasa tak sabar menantikan momen tersebut.
Momen tersebut terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Saat menyampaikan hal tersebut, seketika Ahmad Yani tidak sengaja mengenai sebuah bootol parfum yang terletak di mejanya tersenggol secara tidak sengaja oleh tanggannya.
Lalu, ia pun tampak mengambil cairan parfum yang tertumpah cairan parfum yang tumpah dan diusapkan ke baju anak-anaknya.
Berikan Wasiat
Sembari mengusapkan parfum tersebut kebaju anak-anaknya, Ahmad Yani mengatakan sesuatu yang disebutnya sebagai kata-kata terakhir atau wasiat sang ayah sebelum dirinya wafat. Adapun ucapan yang dikatakannya yakni pesan kepada anaknya jika aroma wangian yang menempel di baju mereka merupakan asal dari parfum dirinya.
Kalimat yang dilontarkan tersebut seakan tak disadari oleh Amelia bahwa itu merupakan kata-kata terakhir alias wasiat sebelum ayahnya meninggal dunia.
Di hari yang sama, ibu Amelia bernama Yayu Rulia Sutowiryo berpamitan pergi keluar rumah untuk menjalani ibadah Nyepi yang berlokasi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Amelia mengatakan jika sang ibu berangkat sekitar jam 21.00 WIb yang ditemani dengan beberapa pengawal dan ajudan pribadi .
Dapat Telepon
Hampir di pertengahan malam harinya, kakak Amelia pun mendapat telepon dari orang misterius dan menanyakan keberadaan Ahmad Yani. Ruli selaku sang kakak pun menjawab bahwa ayahnya sudah tidur di kamarnya.
Tak berselang lama, orang misterius kembali menghubungi dan kembali menanyakan keberadaan Ahmad Yani dan sang anak pun menajawab jika sang ayah sudah tidur dan berharap agar tidak menganggunya lagi, mengingat hari sudah malam. Setelah itu, sambungan telepon terputus. Amelia menduga putusnya sambungan telepon itu menjadi tanda alat komunikasi di rumahnya sudah dikuasai oleh gerakan G30S/PKI. alaias oragnisasi yang nantinya akan membunuh Ahmad Yani.
Pada pagi harinya sekitar jam empat pagi , Amelia mengungkapkan jiika adiknya bernama Eddy terbangun dan mencari ibunya yang tak kunjung pulang. Oleh karenanya, seluruh pintu rumah pun tidak dikunci guna memudahkan istri Ahmad Yani masuk ke rumah ketika sudah pulang.
Ketika menunggu kepulangan ibunya dengan kondisi pintu rumah terbuka, tak disangka yang datang justru pasukan Cakrabirawa dengan bersenjata lengkap yang berniat untuk menculik Ahmad Yani. Saat memasuki ruangan, salah satu anggota yang bertemu dengan Eddy ooun meminta agar Eddy membangunkan sang ayahnya sekarang karena ditunggu olehnya.
Rumah Dikepung
Amelia mengaku jika kondisi rumahnya saat itu sudah dikepung oleh pasukan berbusana baju hijau dengan senjata lengkap yang ingin mencari dan menculik Ahmad Yani. Saat Ahmad Yani dibangunkan oleh anaknya karena ada yang mencarinya, ia pun terpaksa bangun dengansuasana hati yang kesal, mengingat ada orang yang mencarinya di subuh hari saat dirinya tidur.
Kemudian, Ahmad Yani pun menemui dan menanyakan terkait kedatangan pasukan tersebut ke rumahnya. Saat diberi penjelasan jika Ahmad Yani harus pergi bersamanya karena ada panggilan dari Bapak Presiden, ia pun meminta waktu untuk mengganti baju, namun hal itu lantas ditolak oleh pasukan Cakra.
Terjadi Penembakan dan Ahmad Yani Tewas di Tempat
Dan sejak itu, terjadilah penembakan dari pasukan Cakra kepada Ahmad Yani yang sempat melawannya. Hingga pada akhirnya peluru dari senjata Thompson yang bawa oleh pasukan Cakrabirawa berhasil mengenai tubuh Ahmad Yani hingga dirinya tewas di tempat. Ia pun di seret secara paksa oleh para pasukan dan di bawa ke tempat yang tidak diketahui. Tragedi berdarah itu pun disaksikan anak-anak Ahmad Yani, termasuk Amelia.