Bahaya Sampah Plastik bagi Lingkungan Beserta Dampaknya yang Masih Terabaikan
Dan ketika hewan menelan plastik, hal itu dapat menyebabkan masalah yang mengancam jiwa, termasuk penurunan kebugaran, penyerapan nutrisi, dan efisiensi makan, padahal semuanya penting untuk kelangsungan hidup. Berikut selengkapnya merdeka.com merangkum bahaya sampah plastik bagi lingkungan dan kehidupan:
Sampah plastik menjadi persoalan yang semakin runyam bagi lingkungan karena pertambahan produksinya setiap tahun yang tidak sebanding dengan pengelolaannya.
Para peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 8,3 miliar ton plastik telah diproduksi sejak awal 1950-an. Sekitar 60% dari plastik itu berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan alam.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Di mana lokasi Rumah BUMN Yogyakarta? RuBY terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Apa masalah utama yang dihadapi Yogyakarta terkait sampah? Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,
Ini kemudian menyebabkan terganggunya habitat makhluk hidup yang mendiami lingkungan tertentu misalnya saja laut. Plastik telah ditemukan di lebih dari 60% burung laut dan 100% spesies penyu, yang salah mengartikan plastik sebagai makanan.
Dan ketika hewan menelan plastik, hal itu dapat menyebabkan masalah yang mengancam jiwa, termasuk penurunan kebugaran, penyerapan nutrisi, dan efisiensi makan, padahal semuanya penting untuk kelangsungan hidup. Berikut selengkapnya merdeka.com merangkum bahaya sampah plastik bagi lingkungan dan kehidupan:
Tren konsumsi plastik dan sampah plastik
Secara umum, setengah dari semua plastik yang diproduksi dirancang untuk digunakan hanya sekali dan kemudian dibuang. Inilah yang menyebabkan tren sampah plastik semakin menggunung dan menjadi bom bencana lingkungan dari waktu ke waktu.
Sejak 1950-an, tingkat produksi plastik telah tumbuh lebih cepat daripada bahan lainnya. Lebih dari 99% plastik dihasilkan dari bahan kimia yang berasal dari minyak, gas alam, dan batu bara, semuanya merupakan sumber daya yang kotor dan tidak dapat diperbarui. Jika tren saat ini berlanjut, pada tahun 2050 industri plastik dapat mencapai 20% dari total konsumsi minyak dunia.
Hanya 9% dari semua sampah plastik yang pernah dihasilkan telah didaur ulang. Sekitar 12% telah dibakar, sedangkan sisanya, 79% telah terakumulasi di tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah atau lingkungan alam.
Sifat plastik yang tahan terhadap pembusukan untuk menjadikannya alat pengemas yang aman juga membuatnya sulit untuk terurai di alam. Plastik mungkin akan terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang nantinya tertelan hewan di mana hewan tersebut akhirnya kita konsumsi.
Bahaya sampah plastik
Dampak biologis sampah plastik
Dampak sampah plastik secara biologis yaitu mempengaruhi organisme sungai dan laut. Karena hampir semua sampah plastik di darat yang hanyut ke sungai, nantinya bermuara ke laut lepas.
Diperkirakan bahwa sampah plastik laut berdampak buruk pada setidaknya 267 spesies secara global, termasuk 86% penyu, 44% burung laut, dan 43% mamalia laut.
Ancaman paling umum terhadap satwa liar meliputi bahaya fisik dari konsumsi dan keterjeratan, dan ancaman toksikologi dari konsumsi kontaminan yang menempel dan terperangkap di dalam partikel plastik.
Dampak kimia
Dampak kimia yang terkait dengan sampah plastik air meliputi akumulasi dan pengangkutan kontaminan persisten, bioakumulatif dan beracun (PBT), seperti PCB dan pestisida.
Zat PBT adalah senyawa kimia yang tahan terhadap degradasi (penguraian), sangat mobile di lingkungan dan menunjukkan tingkat toksisitas yang tinggi. Sampah plastik di air telah ditemukan mengakumulasi kontaminan pada konsentrasi yang besarnya (ribuan hingga jutaan kali) lebih besar dari lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan sejumlah penelitian, termasuk yang dilakukan oleh EPA, plastik memiliki potensi untuk menyerap bahan kimia yang menjadi perhatian dari lingkungan, dan berfungsi sebagai mekanisme transportasi global yang potensial untuk kontaminan yang menjadi perhatian ke dalam rantai makanan dan berpotensi bagi manusia yang memakan makanan laut.
Kontaminan yang terakumulasi di permukaan partikel plastik serta yang ada di dalam plastik dapat dilepaskan ke lingkungan ketika plastik terurai menjadi partikel yang lebih kecil sebagai akibat dari radiasi ultraviolet (UV), gaya mekanis, dan pelapukan.
Bukti menambahkan bahwa puing-puing plastik, termasuk pelet dan fragmen resin, mentransfer PBT ke organisme saat dikonsumsi. Misalnya, akumulasi PBT dari plastik telah didokumentasikan pada burung laut dan organisme bentik. Dalam sebuah penelitian oleh Ryan et al (1988), burung penciduk besar (Puffinus gravis), burung laut yang diketahui menelan plastik, memiliki konsentrasi PCB dalam jaringan lemak yang sesuai dengan jumlah plastik yang ditemukan di perut mereka.
Dampak sampah plastik pada manusia
Selain merusak habitat dan jasa ekosistem yang digunakan manusia, sampah plastik di air dapat secara langsung mengganggu navigasi, menghambat penangkapan ikan komersial dan rekreasi, mengancam kesehatan dan keselamatan, dan mengurangi pariwisata.
Puing-puing besar, seperti jaring ikan terlantar dan tali pancing yang mengapung di atau tepat di bawah permukaan, merupakan ancaman terbesar bagi navigasi kapal. Tali dan jaring dapat terlilit di sekitar baling-baling dan tersangkut di saluran masuk motor, dan kapal dapat menabrak benda-benda besar, merusak lambung dan baling-baling.
Imobilisasi kapal komersial dan rekreasi dapat mengakibatkan peningkatan biaya navigasi karena kehilangan waktu, perbaikan yang mahal, serta hilangnya nyawa manusia. Dalam contoh tragis, alat penangkap ikan yang terlantar berkontribusi pada tenggelamnya feri penumpang Korea pada tahun 1993 yang mengakibatkan kematian 292 penumpang.