Kekerasan pada Anak di Sumut saat Pandemi Cukup Tinggi, Ini Faktor Penyebabnya
Di Sumatra Utara, hingga 4 Februari 2021, jumlah korban kekerasan terhadap anak selama pandemi di Kota Medan mencapai angka 154, di Kabupaten Langkat dengan 97 kasus dan Kota Padang Sidimpuan dengan 96 kasus.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, angka kekerasan terhadap anak cukup tinggi. Fakta ini disampaikan oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) OK Syahputra Harianda pada Kamis (22/7).
Harianda menyebut, kekerasan ini sering kali dilakukan justru oleh orang-orang terdekat korban, di mana seharusnya anak mendapat perlindungan dari mereka.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Apa aja contoh gejala tukak lambung yang dialami anak? Anak dengan tukak lambung mungkin mengeluh nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut, terutama di sekitar bagian atas perut. Nyeri ini dapat berupa sensasi terbakar atau perih.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
Menurut data dari Sistem Informasi Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), Kementerian Pemberdayaan Perempuan periode 1 Januari-9 Juni 2021, setidaknya ada 3.314 kasus kekerasan anak yang terjadi, dengan total korban sebanyak 3.683 orang.
Di Sumut sendiri, hingga 4 Februari 2021, jumlah korban kekerasan terhadap anak di Kota Medan mencapai angka 154, di Kabupaten Langkat dengan 97 kasus dan Kota Padang Sidimpuan dengan 96 kasus. Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Faktor Penyebab Kekerasan Tinggi
Harianda mengatakan, angka kekerasan pada anak diprediksi akan terus bertambah seiring dengan pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Faktor penyebab kekerasan ini terjadi, diantaranya terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, banyak karyawan yang dirumahkan, daya beli menurun dan angka kemiskinan yang meningkat.
Kondisi ekonomi keluarga yang menurun drastis ini sangat mempengaruhi kehidupan anak, mulai dari hak anak akan pendidikan, gizi yang cukup, kesehatan dan lain sebagainya menurun bahkan terabaikan.
Akibatnya, tindak kekerasan, eksploitasi dan perlakuan salah lainnya banyak dialami anak selama pandemi.
Peran Penting Orang Tua dan Pemerintah
Dalam hal ini, peran orang tua sangat besar dalam memberikan perhatian kepada anak. Apalagi bagi anak-anak yang harus belajar daring harus didampingi. Penting untuk menyibukkan anak dengan kegiatan yang bermanfaat dalam membentuk tumbuh kembang anak.
“Di sinilah tanggung jawab orangtua dituntut untuk lebih besar dalam mendidik anak. Kasih sayang, perhatian orang tua dan keluarga menjadi modal yang sangat berharga dalam mendidik anak," kata Harianda.
Tak hanya orang tua, pemerintah juga memegang peran penting dalam perlindungan anak selama pandemi.
"Pemerintah dan pembuat keputusan lain memegang peran kunci di dalam perlindungan anak selama pandemi Covid-19, khususnya dalam memfasilitasi, mengawasi dan mempromosikan kepentingan terbaik untuk anak-anak harus disinergikan satu sama lain. Jika keadaan ini dibiarkan, niscaya masa depan anak akan terabaikan," tambahnya.