Kupi Khop, Cara Unik Minum Kopi Khas Meulaboh
Berbeda dari umumnya, di sini gelas kopi justru disajikan dengan terbalik. Gelas kopi ditelungkupkan di atas piring bersama sebuah sedotan yang diselipkan di bibir cangkir. Kopi Khop, begitulah mereka menyebutnya. Sensasi minum kopi dengan gelas terbalik pun menjadi hal yang diburu saat berkunjung di Meulaboh
Berkunjung ke tanah kelahiran Teuku Umar, Meulaboh tak lengkap tanpa mencicipi cita rasa kopinya yang khas. Bukan hanya rasa yang patut dicoba tapi juga sensasi minum kopi yang berbeda dari daerah lain. Ya, di Meulaboh, ada cara yang tak biasa saat menyeruput seduhan kopi.
Berbeda dari umumnya, di sini gelas kopi justru disajikan dengan terbalik. Gelas kopi ditelungkupkan di atas piring bersama sebuah sedotan yang diselipkan di bibir cangkir. Kopi Khop--begitulah mereka menyebutnya, dalam Bahasa Indonesia Kupi Khop adalah kopi tertelungkup.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Di mana tradisi Meugang dirayakan di Aceh? Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Apa simbol kebanggaan Provinsi Aceh? Bungong Jeumpa sudah dianggap sebagai simbol kebanggaan dan menjadi identitas Provinsi Aceh.
Kupi Khup pun menjadi ciri khas Meulaboh, sensasi minum kopi dengan gelas terbalik pun menjadi hal yang diburu saat berkunjung di Meulaboh. Tak bisa dipungkiri, sensasi minum kopi dengan gelas terbalik menjadi pengalaman yang terlupakan saat berkunjung di negeri paling ujung gugusan Pulau Sumatera ini.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Istilah Kupi Khop pertama kali muncul dari kata-kata terakhir Teuku Umar sebelum meninggal. Pahlawan berdarah Aceh tersebut memberi isyarat minum kopi bersama sebelum dia berangkat perang.
"Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keudee Meulaboh atawa ulon akan syahid," demikian kata-kata ikonis Teuku Umar. Kalimat ini memiliki arti 'Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau aku akan mati syahid'.
Namun nahas, sebelum sempat menyerang, beliau tewas tertembus peluru. Mati syahid di tangan Belanda. Kalimat ini juga sering tertulis di beberapa warung kopi yang ada di Meulaboh. Kalimat tersebut merupakan kebanggaan tersendiri. Bagi mereka, minum kopi berarti melestarikan budaya endatu (nenek moyang).
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Tentu ada alasan tersendiri mengapa kopi yang berasal dari Pesisir Pantai Barat Aceh ini disajikan dengan gelas terbalik. Rupanya, filosofi penyajian Khupi Khop dengan gelas terbalik berasal dari kebiasaan masyarakat Aceh yang berlama-lama saat meminum kopi. Hal ini dikarenakan saat nelayan Pesisir Pantai Barat Aceh menyesap kopi, mereka harus menjeda untuk mencari ikan terlebih dahlu.
Agar kopi tetap hangat dan tidak berdebu, maka disajikan dengan gelas terbalik. Kopi dengan gelas terbalik juga akan aman dari paparan debu serta menjaga kadar asam pada kopi. Kopi dengan gelas terbuka kadar asamnya akan cepat meningkat dan hal ini tidak baik untuk kesehatan.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Bagaimana cara menikmati kopi ini jika gelas dalam keadaan terbalik? Ada cata khusus untuk menyeduh kopi ini. Cara menikmati kopi ini menggunakan sedotan yang sudah disediakan. Sedotan ini berguna untuk mengeluarkan air di balik gelasnya.
Cukup menyelipkan sedotan ke mulut gelas dan meniupnya secara perlahan-lahan agar cairan kopi tidak keluar bersama serbuknya. Air kopi yang keluar akan memenuhi piring gelas. Setelah itu, baru bisa menikmatinya, baik dengan cara menyeruput kopi langsung dari piring atau menggunakan sedotan.
Jika tidak berhati-hati saat mengangkat gelas, air kopi akan merembes bersama ampas kopi yang ada dalam gelas. Jika sudah begini, piring kita hanya akan dipenuhi ampas kopi tersebut. Ampas kopi saat menyajikan Kupi Khop sengaja tidak dibuang untuk menjaga cita rasanya yang memang khas robusta.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Kopi Khop mudah dijumpai di pesisir pantai Aceh Barat. Untuk menikmati segelas Kopi Khop tak perlu merogoh kantong dalam-dalam. Segelas Kopi Khop panas biasa dihargai Rp 5 ribu rupiah. Plus susu Rp 8 ribu, dan plus susu disajikan dingin Rp10 ribu. Selain pengalaman minum kopi yang unik, pengunjung juga dapat menikmati suasana embusan angin laut nan sepoi-sepoi saat menikmati Kopi Khop.
Berkat keunikan Kupi Khop, ditahun 2019 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah mendeklarasikan Kupi Khop sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBT) Kabupaten Aceh Barat, artinya Kupi Khop merupakan salah satu aset tak berwujud atau intangible asset bagi masyarakat khususnya di Provinsi Aceh. Jadi, kapan mau mencoba seduhan Kupi Khop?
(mdk/Tys)