Mengenal KH Zainul Arifin, Tokoh Pejuang dan Politik Indonesia Keturunan Raja Barus
KH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.
Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
Mengenal KH Zainul Arifin, Tokoh Pejuang dan Politik Indonesia Keturunan Raja Barus
Masa Kecil
Pria dengan nama lengkap Zainul Arifin Pohan ini merupakan anak tunggal dari pasangan raja Barus, Sultan Ramali bin Tuangku Raja Baru Sultan Sahi Alam Pohan dengan ibunya merupakan bangsawan Kotanopan, Mandailing Natal bernama Siti Baiyah br. Nasution. Saat usia balita, orang tuanya berpisah, Zainul Arifin terpaksa pindah bersama ibunya ke Kotanopan, lalu ke Kerinci, Jambi.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Kapan Mohammad Amin menjabat sebagai Gubernur Muda Sumatra Utara? Ia baru dilantik pada 14 April 1947 dan berakhir pada 30 Mei 1948.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Kapan Syahrini terlibat dalam kasus suap pejabat pajak? Syahrini muncul di sidang kasus suap pejabat pajak di Pengadilan Tipikor Jakarta. Tersangka ini diduga terlibat dalam kasus pajak senilai Rp 900 juta pada tahun 2015-2016.
-
Apa itu Sumur Barhut? Sumur Barhut atau sumur neraka adalah sebuah lubang raksasa yang terletak di Hadramaut, Yaman. Dilansir dari laman Live Science, sumur ini memiliki lubang masuk yang cukup besar dengan diameter 30 meter atau sekitar 98 kaki. Sumur yang ada di tengah gurun ini diselimuti dengan berbagai kisah misteri yang dipercaya warga setempat.
Di Kota Jambi, Zainal mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan sekolah menengah calon guru. Selama sekolah, ia juga menyempatkan untuk belajar dan memperdalam ilmu agama saat mengikuti pelatihan seni bela diri Pencak Silat. Di luar pendidikan, Zainul Arifin juga aktif dalam bidang seni yaitu seni sandiwara musikal melayu bernama Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain biola.
Pindah ke Ibu Kota
Saat usianya menginjak 17 tahun, Zainul memutuskan pindah ke Ibukota Jakarta. Ia sempat bekerja sebagai pegawai di Perusahaan Air Minum (PAM) di Jakarta pusat, pemerintahan Kotapraja Kolonial (Gemeente). Setelah lima tahun bekerja, ia pun terkena PHK. Ia pun berganti pekerjaan menjadi seorang guru di suatu sekolah dasar. Selain itu, ia sudah mulai bergerak di bidang kemanusiaan dengan mendirikan balai pendidikan untuk orang dewasa, perguruan rakyat dan sebagainya.
Bergabung Organisasi
Awal mula Zainul bergabung dengan organisasi saat mendirikan kelompok seni musikal tradisional Betawi, Tonil Zainul. Dari kegiatan itu, dirinya kenal dekat dengan tokoh perfilman nasional, Djamaluddin Malik yang juga bergiat di bidang yang sama. Dari situlah keduanya bergabung dengan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang saat itu sangat aktif merekrut tenaga-tenaga muda nasional.
Selama berada di GP Ansor, Zainul Arifin semakin memperdalam ilmu agamanya serta keahliannya dalam berdakwah sebagai mubaligh muda. Seiring berjalannya waktu, Zainul Arifin semakin piawai dalam berpidato, berdebat, dan juga berdakwah. Keahliannya ini rupanya menarik perhatian tokoh-tokoh besar Nahdlatul Ulama termasuk Wahid Hasyim.
Karir Melejit
Hanya dalam beberapa tahun, Zainul Arifin sudah dipercaya menjadi Ketua Cabang NU Jatinegara. Kemudian ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Majelis Konsul NU Batavia sampai datangnya pasukan Jepang. Saat masa penjajahan Jepang, Zainul Arifin ikut mewakili NU dalam kepengurusan Masyumi dan ikut berpartisipasi dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah.
- Alasan Keluarga Zainuddin MZ Dukung Pramono-Rano Karno: Gue Betawi, Ngapain Dukung yang Lain?
- Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP
- Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru
- Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Ikut Berjuang
Saat mewakili Masyumi di Badan KNIP atau cikal bakalnya DPR-MPR, ia masih terus memegang kepemimpinan Hizbullah hingga sempat berpindah tempat karena situasi yang genting. Ia juga memimpin gerakan gerilya Laskar Hizbullah di Jawa Tengah dan Jawa Timur saat Agresi Militer Belanda. Zainul Arifin juga melahirkan inovasi yang dinamakan tonarigumi atau Rukun Tetangga seperti yang kita kenal saat ini.
Kursi Pemerintahan
Pada tahun 1949, Zainul Arifin kembali ke parlemen sebagai wakil Partai Masyumi di DPRS. Ia juga menjadi tokoh pertama NU yang menjabat menjadi Waperdam. Peran dirinya untuk NU cukup besar, pasalnya mampu membawa NU ke tiga besar pemenang Pemilu Legislatif tahun 1955. Selain itu, Kabinetnya juga berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung.
Selama masa hidupnya, ia berjuang sekaligus menjadi tokoh penting organisasi. Karirnya di politik pun juga tidak bisa diremehkan begitu saja. Di akhir hayatnya, ia tertembak peluru dari pemberontak DI/TII dalam percobaan membunuh presiden. Ia wafat pada tanggal 2 Maret 1963 setelah menderita luka tembak selama kurang lebih 10 bulan lamanya.