Mengenal Sosok AA Navis, Penyair Asal Minang yang Tanggal Lahirnya Dijadikan Perayaan Internasional
Salah satu nama seniman Indonesia berdarah Minang terpampang di perayaan Internasional pada keputusan UNESCO baru-baru ini.
Salah satu nama seniman Indonesia berdarah Minang terpampang di perayaan Internasional pada keputusan UNESCO baru-baru ini.
Mengenal Sosok AA Navis, Penyair Asal Minang yang Tanggal Lahirnya Dijadikan Perayaan Internasional
Belum lama ini United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO telah menetapkan tanggal lahir dua pahlawan Indonesia sebagai hari perayaan internasional.
Penetapan ini telah berlangsung saat Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Perancis pada tanggal 22 November 2023 lalu. Kedua pahlawan yang ditetapkan sesuai tanggal lahirnya itu adalah Laksamana Malahayati dan A.A Navis.
-
Siapa yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Peringatan Hari Santri seyogyanya sebagai pengingat bahwa para santri punya andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, teruslah berjuang di jalan dakwah untuk memelihara persatuan dan kerukunan Tanah Air. Selamat Hari Santri Nasional 2023!
-
Siapa yang memberikan inspirasi untuk menerapkan Pancasila? Teruskan cita-cita luhur pendiri bangsa, jangan sampai Pancasila hanya menjadi legenda semata.
-
Siapa sosok pahlawan nasional dari Sumatra Utara yang terkenal karena semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Sosok Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Doktrer Asal Batak yang Gelorakan Semangat Perjuangan Sebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Bukan hanya tanggal yang kita rayakan, tetapi semangat dan cita-cita yang diwariskan oleh para pahlawan. Merdeka! Selamat HUT RI ke-79!
-
Siapa sosok inspiratif yang dijuluki "Raja Mobil Indonesia" dan berasal dari Padang? Masagus Nur Muhammad Hasjim Ning atau bisa dikenal dengan Hasjim Ning merupakan sosok konglomerat asal Nipah, Kota Padang, Sumatera Barat yang cukup berpengaruh di bidang perekonomian sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan Ir. Soekarno dan tokoh nasional lainnya diasingkan ke Pesanggrahan Menumbing? Tepat tanggal 22 Desember 1948, Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syharir dibawa ke Berastagi dan diamankan di Parapat. Sementara itu, Dr. Moh. Hatta, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem dan beberapa tokoh lainnya diamankan di Pesanggrahan Menumbing.
Melansir dari indonesia.go.id, penetapan ini sebagai peringatan bersejarah dan hari jadi tokoh-tokoh terkemuka yang membantu dan membentuk peradaban. Jelas, kedua tokoh asal Indonesia tersebut merupakan sosok yang patut menjadi inspirasi dan mengapresiasi bentuk perjuangannya selama hidup.
Dari kedua tokoh tersebut, A.A. Navis namanya mungkin tidak begitu familiar di telinga masyarakat awam. Namun di kalangan pecinta sastra, Ia merupakan penulis dengan segudang karya yang memberikan warna pada sejarah sastra di Indonesia.
Sastrawan dari Minang
Ali Akbar Navis atau biasa disingkat dengan A.A. Navis lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat pada 17 November 1924. Ia merupakan anak sulung dari 15 bersaudara.
Ia memiliki kehidupan yang jauh berbeda dari kebanyakan orang Minang yang dikenal hidup di perantauan. Namun dirinya telah memutuskan untuk menetap di sana karena keberhasilan itu bukanlah soal tempat dan lingkungan melainakan kreativitas itu sendiri.Navis bersekolah di Indonesisch Nederiandsch School (INS) selama sebelas tahun. Jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh, di sela-sela itu ia menyempatkan untuk membaca karya sastra miliknya.
Gemar Membaca Karya Sastra
Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, yang menjadi pemantik kesenangan beliau terhadap karya sastra yaitu ketika di rumahnya berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat.
Kedua orang tuanya pun lambat laun mulai mengetahui kegemaran anaknya tersebut. Kemudian, sang ayah memberikan uang agar Navis bisa membeli buku bacaan kesukaannya.Meski hanya menyelesaikan sekolah di INS, wawasan Navis pun begitu luas dan sangat menonjol dari teman-teman sebayanya. Bahkan, Navis juga membaca buku-buku mengenai ilmu pengetahuan. Sejak saat itu, ia memulai menulis kritik dan esai, salah satunya menyoroti tentang kelemahan cerpen Indonesia.
Meniti Karier
A.A. Navis memulai kariernya sebagai penulis sekitar tahun 1955 setelah karyanya mulai diakui.
Namun sebelumnya, ia sudah mulai aktif menulis sejak tahun 1950-an.
Beberapa karyanya yang sudah diakui itu muncul di beberapa majalah seperti Kisah, Mimbar Indonesia, Budaya, dan Roman. Selain Cerpen, Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI. Ciri khas tulisan Navis biasanya bertemakan daerah dan keagamaan masyarakat Minangkabau.
Navis pun menyangkan bahwa banyak sekali pengarang yang memilih membuat cerita hiburan agar dapat terbut. Padahal, rencananya Navis ingin menerbitkan tulisan tentang kebangkitan umat Islam dan peristiwa kemiliteran.
- Anies Baswedan Ingin Bawa Indonesia Aktif di Kancah Internasional: Jangan Hanya Jadi Penonton
- Anies Ingin WNI di Luar Negeri Tampil di Kancah Dunia, Tak Pulang Jangan Dianggap Tak Nasionalis
- Ibu Ini Beri Nama Anaknya Nasionalis Banget, dari Indo hingga Nesia
- Penuh Bahaya, Kisah Kakek Anies Baswedan Bawa Surat 'Sakti' dari Mesir ke Tanah Air
Hasil Karya
Selama berkarya sebagai penulis, ia juga dibantu oleh istrinya dengan membaca hasil tulisannya.
Ia memperhatikan reaksi sang istri ketika membaca tulisannya dan menjadi tolok ukur bahwa sudah sesuai atau belum.
Di hari senjanya, ia mulai menggarap cerpen lagi dan juga novel. Akan tetapi banyak karyanya yang terbengkalai. A.A. Navis menghembuskan napas terakhir di Jakarta pada tahun 2004.
Beberapa hasil karyanya: Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen), Hujan Panas dan Kabut Musim (kumpulan cerpen), Kemarau, Saraswati si Gadis dalam Sunyi (novel) dan sebagainya.