Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
Tradisi kuno itu bernama Nengget yang berasal dari kata "Sengget" yang berarti terkejut. Menurut masyarakat Karo, dengan cara mengagetkan sebuah keluarga tertentu bertujuan agar terwujud keinginannya dan segera memiliki anak laki-laki. Bukan hanya dikemas sebagai tradisi yang sudah berlangsung secara turun-temurun, Nengget sudah dianggap sebagai obat atau terapi yang mengubah nasib suatu keluarga.
Pelaksanaan Nengget cukup berbeda dari tradisi lainnya. Dilakukan secara diam-diam serta penuh keceriaan dan riang gembira. Seperti apa prosesnya dan makna dari tradisi Nengget? Simak ulasan informasinya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Asal-usul Nengget
Dihimpun dari beberapa sumber, asal-usul Nengget diperkirakan bermula dari konsep kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Karo ialah Patrilineal atau mengikuti garis keturunan ayah. Dengan sistem ini, anak laki-laki cenderung lebih penting ketimbang anak perempuan.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa itu tradisi "nutu pare" di Kampung Adat Urug? Nutu pare memiliki arti menumbuk padi di atas lesung. Padi yang sudah dipanen akan dipisahkan dari sekam dengan cara ditumbuk. Uniknya, muncul irama-irama tertentu dari aktivitas tersebut.
-
Di mana tradisi sungkem diperkirakan berasal? Diperkirakan Berasal dari Solo Praktik tradisi sungkeman di Solo Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
-
Di mana tradisi mamanukan populer? Mengutip laman Napak Jagat Pasundan, tradisi mamanukan diketahui populer di wilayah sepanjang jalur pantura, mulai dari Cirebon, Indramayu, Subang sampai Kabupaten Karawang.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Dimana Kampung Adat Urug yang memiliki tradisi menumbuk padi ini berada? Kampung Urug di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, mejadi salah satu permukiman adat yang tersisa di wilayah Jawa Barat.
Dengan merunut pada sistem Patrilineal, setiap keluarga Karo tentu sangat mendambakan anak laki-laki. Apabila dalam suatu keluarga belum bisa memiliki keturunan tersebut, mereka akan dipandang kurang beruntung dan tidak sempurna.
Agar bisa segera memiliki anak laki-laki, masyarakat Karo pun memberikan kejutan kepada pasutri untuk mendapat momongan. Dengan Nengget, diharapkan mampu memberikan semangat hidup dan mengusir roh-roh jahat.
Pelaku Tradisi
Mengutip budaya-indonesia.org, pelaku Nengget adalah turang dari masing-masing yang disengget. Kehidupan sehari-harinya disebut dengan "Rebu" yang artinya tidak bisa bertatapan langsung dan harus menjaga jarak.
Kenapa demikian? Menurut orang Karo adalah sebagai simbol rasa hormat, sopan, segan yang tinggi di antara mereka yang Rebu. Tak hanya itu, orang Rebu tidak ingin tinggal satu atap di rumah adat sendiri.
Lalu, yang dikategorikan sebagai Rebu ini adalah menantu perempuan atau Permen dengan mertua laki-laki atau Kila, kemudian menantu laki-laki dengan mertua perempuan, serta ipar laki-laki dengan ipar perempuan maupun sebaliknya.
Proses Pelaksanaan
Berlangsungnya tradisi Nengget ini pihak keluarga yang akan disengget tidak boleh marah atau tersinggung. Melainkan harus menerima dengan lapang dada dan larut dalam kegembiraan. Mereka juga menyiapkan makanan dan minuman layak tamu sebagai bentuk dukungan dan doa.
Dalam pelaksanaannya, orang-orang Rebu tadi akan menghindari kontak langsung antara satu sama lain yang memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, pada tradisi Nengget semua itu diabaikan karena Rebu harus berinteraksi langsung dengan pasangan yang disenggeti.
Mereka akan memanggil pasangan itu dengan kata-kata kasar dengan menyebut nama secara langsung atau menggunakan bahasa "Engko". Tak hanya itu, terdapat beberapa perlengkapan seperti kain adat karo, batu (simbol anak), lau simalem-malem (air suci), gendang, dan makanan.
- Mengenal Upacara Besale, Ritual Pengobatan Tradisional Khas Suku Anak Dalam
- Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
- Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
- Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan