Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh
Peristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Peristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Mengenang Tragedi Rumoh Geudong, Tindak Pelanggaran HAM Berat Masa Konflik Aceh
Tragedi HAM memang cukup meninggalkan luka pedih bagi mereka yang mengalaminya. Mirisnya, saat peristiwa itu terjadi banyak orang tidak peduli dengan betapa pentingnya Hak Asasi Manusia (HAM) bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Salah satu tragedi yang memilukan dan sebuah tindakan pelanggaran HAM yang cukup berat dalah tragedi Rumoh Geudong di Provinsi Aceh. Kala itu, bertepatan dengan konflik Aceh yang berlangsung dari tahun 1989 sampai 1998.
(Ilustrasi: Pixabay)
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Bagaimana cara masyarakat Aceh mengatasi potensi kebakaran di Rumoh Aceh? Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat Aceh menggunakan pengikat tali yang tidak tersambung satu sama lain. Apabila terjadi kebakaran, pemilik rumah hanya perlu memotong satu tali saja sehingga seluruh atap rumah yang terhubung dengan tali tadi akan terjatuh sehingga meminimalisir api menyebar ke bagian rumah lainnya.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Apa yang terjadi pada saat kerusuhan di Ambon? Penulis: Arsya Muhammad Tahun 2001, konflik bernuansa SARA membakar Ambon. Kota yang ratusan tahun dikenal karena kerukunan beragama, tiba-tiba berlumuran darah akibat ulah para provokator. Teror dan pembunuhan terjadi di mana-mana. Suasana Ambon seperti Sarajevo di Bosnia.
Periode tersebut merupakan masa-masa kelam masyarakat Aceh yang selalu dihantui dengan kematian yang entah kapan terjadi, bisa saja hari ini, besok, atau lusa. Tanah Aceh sempat ada pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) yang memicu banyak kejahatan mulai dari pembunuhan, pemerkosaan hingga hilangnya anggota keluarga.
Pilunya sebuah tragedi yang cukup tragis terjadi di rumah tradisional Aceh yang bernama Rumoh Geudong di Desa Bili, Kemukiman Aron, Glumpang Tiga, Pidie.
Asal-usul Rumoh Geudong
Mengutip berbagai sumber, rumah adat tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta, seorang ulee balang atau raja perang yang tinggal di Rumoh Raya sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong.
Rumoh Geudong kerap digunakan sebagai pos pengatur strategi perang oleh Raja Lamkuta. Setelah ia wafat, rumah tersebut dihuni oleh adiknya, Teuku Cut Ahmad, kemudian Teuku Keujren Rahman, Teuku Keujren Husein, dan Teuku Keujren Gede.
Seiring berjalannya waktu, rumah tersebut dijadikan basis perjuangan melawan tentara Jepang. Sejak itulah sampai Indonesia merdeka, rumah itu dihuni oleh Teuku Raja Umar dan keturunannya.
Menduduki Rumoh Geudong
Semua berubah ketika aparat datang ke Aceh. Dari sinilah Rumoh Geudong mulai terancam beserta seisinya. Pihak militer pun menjadikan rumah tersebut sebagai markas selama menduduki area tersebut.
Hal yang paling menyakitkan adalah ketika pihak militer melakukan apa saja dengan seenaknya bak seluruh kekuasaan ada di tangan mereka. Tanpa izin, Rumoh Geudong dengan mudah menjadi ternodai. Sebagai masyarakat asli, tentu saja memiliki insting untuk melawan.
Takdir berkata lain, masyarakat asli yang sudah mulai tersulut kemarahannya karena rumah adat mereka dinodai pun sangat kesulitan untuk melawan para aparat egois tadi.
Mimpi Buruk Mulai Datang
Tugas pihak militer yang mencari pemberontak itu pun juga menyasar kepada orang-orang yang tidak bersalah. Mereka tak lepas dari kecurigaan terhadap masyarakat Aceh, sehingga banyak sekali kejadian penyiksaan yang tiada henti.
Semakin hari, mereka semakin bertindak beringas. Siapapun yang dianggap sebagai pengacau akan dijemput paksa dan dibawa ke Rumoh Geudong. Apabila masyarakat tak bersalah itu menjawab sebuah pertanyaan yang tidak memuaskan, para aparat tidak segan untuk menyiksa mereka sampai mati.
Tak sedikit banyak nyawa yang hilang akibat tindakan keji para aparat yang selalu menaruh kecurigaan kepada masyarakat yang bergabung dengan pemberontak.
Rumoh Geudong langsung berubah menjadi rumah yang penuh darah. Jenazah-jenazah dikumpulkan dalam sebuah ruangan sebelum dikubur di lubang besar secara massal.