Mengunjungi Masjid Al Mashun Medan, Cantik nan Megah Peninggalan Kesultanan Deli
Kota Medan memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat Bulan Ramadhan, salah satu yang paling populer adalah Masjid Al Mashun.
Kota Medan memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat Bulan Ramadhan, salah satu yang paling populer adalah Masjid Al Mashun. Masyarakat Kota Medan mengenal masjid ini juga dengan nama Masjid Raya Medan. Masjid Al Mashun terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara.
Masjid ini merupakan salah satu peninggalan seorang Sultan Deli di Sumatera Utara yang sangat monumental dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Masjid ini masih berdiri kokoh hingga kini dan banyak dijadikan sebagai destinasi wisata religi bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan, khususnya saat Ramadhan.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
Masjid Tertua di Medan
Masjid Al Mashun disebut juga dengan Masjid Raya Medan. Masjid ini merupakan masjid tertua yang ada di Kota Medan. Pembangunan masjid ini telah menghabiskan waktu 3 tahun lamanya, yakni mulai 21 agustus 1906 hingga 1909. Masjid ini kini telah berusia lebih dari 1 abad.
Selain menjadi masjid tertua di Kota Medan, masjid ini sejak dulu juga dikenal sebagai landmark utama dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang sangat populer ke berbagai penjuru daerah.
Peninggalan Kesultanan Deli
Sumber: masjid.asia ©2020 Merdeka.com
Masjid Al Mashun merupakan peninggalan Sultan Deli di Sumatera Utara, yakni Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam. Masjid ini memiliki nilai sejarah yang tinggi serta sangat monumental. Masjid yang memiliki arti 'dipelihara' ini di masa silam merupakan Masjid Negara pada masa kejayaan Kesultanan Melayu Deli, yang pada saat ini masuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Pada saat itu, seluruh pembangunan termasuk biayanya ditanggung oleh Sultan Ma'amoen Al-Rasyid Perkasa Alam IX yang menjadi sultan ketika itu. Menurut keterangan Raja Muda, Ketua Takmir Masjid Raya Al-Mashun, pembangunan menghabiskan dana sebesar satu juta gulden Belanda.
Arsitektur yang Megah dan Unik
Masjid Al Mashun dibangun dengan arsitektur yang megah dan unik. Kemewahan Masjid Al Mashun bukan hanya terlihat dari besar gedung dan luas tanahnya saja, tetapi juga dari interior maupun perabotan yang digunakan.
Arsitektur Masjid Al Mashun merupakan perpaduan konsep gaya Turki, Arab, Eropa, dan India. Masjid ini didesain oleh JA Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda yang dipanggil secara langsung oleh Sultan pada waktu itu. Sedangkan barang-barang untuk membangun masjid seperti mimbar, tiang marmer, ubin, lampu hias dan kaca patri didatangkan langsung dari Italia.
Selain itu, arsitektur masjid ini juga dipadukan dengan budaya Melayu. Hal ini terlihat dari pintu kayu yang dicat biru dan kuning. Warna kuning menyiratkan sifat Melayu karena Sultan Deli merupakan orang Melayu.
Luas bangunan masjid ini mencapai 5.000 meter persegi serta dibangun di atas lahan dengan luas 18.000 meter persegi. Pada bagian pintu-pintunya terdapat ornamen Spanyol yang melengkung. Sedangkan pada dinding-dindingnya terdapat ornamen bermotif India. Tiang masjid yang kokoh terbuat dari marmer asli dari Italia, berjumlah 8 tiang yang mengelilingi masjid.
Belum Pernah Direnovasi
Dilansir dari laman dolanyok, ada keunikan lain dari Masjid Al Mashun ini, yaitu sejak dibangun pada zaman dahulu hingga saat ini, masjid ini belum pernah direnovasi.
Menurut pengelola masjid, pemerintah daerah setempat pernah merencanakan renovasi pada bagian yang rusak karena dimakan usia dan perluasan untuk menampung jemaah yang lebih banyak. Namun, hal ini ditentang dari berbagai pihak karena khawatir nilai seni dan gaya arsitektur asli bangunan kuno ini menghilang. Pada akhirnya, pemerintah daerah hanya menambah sarana penunjang masjid ini, seperti penambahan tempat wudhu, dan sebagainya tanpa merenovasi bagian utamanya.
Pusat Kegiatan Umat Islam di Medan
Sumber: marketeers.com ©2020 Merdeka.com
Meskipun usianya sudah tua, Masjid Al Mashun masih berdiri kokoh hingga kini. Bahkan masjid ini menjadi pusat kegiatan umat Islam di Kota Medan dan sekitarnya.
Karena memiliki nilai historis yang panjang, selain menjadi ikon Kota Medan, Masjid Al Mashun juga merupakan kebanggaan milik masyarakat Kota Medan itu sendiri.
Destinasi Wisata Religi
Selain menjadi tempat beribadah dan pusat kegiatan umat Islam di Kota Medan, Masjid Al Mashun juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Kota Medan.
Banyak wisatawan dari luar kota serta berbagai penjuru Tanah Air yang tertarik datang ke masjid ini untuk melihat kemegahan desain arsitektur yang unik.