Menyusuri Monumen Samudra Pasai, Jejak Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
Lhokseumawe, menjadi jejak kerajaan Islam pertama di Indonesia yakni Samudra Pasai. Untuk mengingat masa kejayaannya dibangun Monumen Samudra Pasai. Namun diduga lantaran kasus korupsi yang ditaksir capai Rp 20 miliar, kini para pengunjung hanya bisa menatap Monumen Samudra Pasai dari kejauhan.
Lhokseumawe, menjadi jejak kerajaan Islam pertama di Indonesia yakni Samudra Pasai. Kerjaan Islam yang didirikan oleh Meurah Silu pada 1267. Sebuah kerajaan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. Kerajaan Samudra Pasai mencapai masa keemasannya pada abad ke 16.
Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah makam raja-raja Pasai di Kampung Geudong, Aceh Utara. Kompleks makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 kilometer sebelah timur Lhokseumawe.
-
Apa yang digambarkan foto pertama di koran? Foto ini menggambarkan jalan-jalan Paris yang dibarikade akibat aksi mogok kerja.
-
Bagaimana foto pertama di koran dipublikasikan? Gambar yang dipublikasikan kemungkinan besar merupakan ukiran tinta dari foto aslinya.
-
Kenapa foto pertama di koran diterbitkan terlambat? Dilansir Greek Reporter, pemberontakan Hari Juni 1848 terjadi dari tanggal 22 hingga 26 Juni, namun lambatnya pengumpulan berita pada saat itu, ditambah dengan jadwal penerbitan mingguan, membuat artikel tersebut baru terbit pada tanggal 1 Juli.
-
Kapan foto pertama di koran diterbitkan? Foto pertama yang menyertai berita di surat kabar muncul pada Juli 1848, di majalah mingguan Prancis L'Ilustration.
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
-
Apa yang ditampilkan di Museum Muhammadiyah? Museum tersebut berisi tentang perjuangan Muhammadiyah sejak lahir sampai hari ini.
Kerajaan Samudera Pasai punya peranan yang sangat penting dalam usaha penyebaran Islam di Asia Tenggara. Mereka memiliki banyak hubungan dengan beragam kerajaan Islam. Untuk mengingat masa kejayaan Samudra Pasai di Tanah Air, maka dibangun Monumen Samudra Pasai.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Dari kejauhan Monumen Samudra Pasai nampak megah dengan instruktur yang apik. Monumen ini dibangun di lahas seluas 7,7 hektar di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Berjarak 300 meter dari kompleks makam Sultan Malikussaleh, pendiri Kerajaan Islam Samudra Pasai.
Monumen Samudra Pasai dibangun pada tahun 2012 dengan dana Tugas Pembantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Bangunan monumen ini dirancang berlantai 3. Lantai pertama akan difungsikan sebagai ruang pameran, bidang kebudayaan, bidang pariwisata, mushalla, ruang latihan tari dan musik, ruang serbaguna, gudang, sekretariat pengelola, sekretariat pemandu wisata, dan sekretariat penelitian.
Lantai II akan difungsikan sebagai cafe, resto dan galeri souvenir, serta diorama akan dibuat di lantai III.Yang menjadi daya tarik Monumen Samudra Pasai ialah menara setinggi 71 meter.
Punya desain yang unik, Monumen Samudra Pasai mulai ramai dikunjungi sejak tahun 2019. Meski belum sepenuhnya rampung, pengunjung asyik berselfie menyusuri monumen. Membawa nuansa ala kerajaan, monumen ini juga sering dijadikan lokasi prewedding.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Kendati demikian, Monumen Samudra Pasai kini sudah tidak beroperasi lagi. Sejak Agustus 2021 lalu, Monumen Kerajaan Islam pertama di Tanah Air ini ditutup.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Aceh Utara, Diah Ayu Hartati monumen ini tidak cukup kokoh. kondisi konstruksi bangunan monumen itu bermasalah dan terdapat kerusakan seperti dinding dan lantai retak hingga menara monumen yang bergeser atau mengalami kemiringan.
Bangunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kuat untuk menopang menara tersebut.Dikhawatirkan nantinya justru membahayakan pengunjung. Kerusakan monumen diduga akibat korupsi dalam proses pembangunan monumen yang rugi mencapai Rp 20 miliar.
©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia. Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al-Saleh. Kerajaan Samudra Pasai memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Pada masa jayanya, Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perniagan. Banyak saudagar-saudagar dari berbagai negeri datang, seperti dari India, Siam, Arab, dan China.
Bukti-bukti keberadaan kerajaan Samudra Pasai diperkuat adanya Berita Marco Polo, Ibnu Batutah dan ditemukannya batu nisan Sultan Malik As Saleh yaitu raja pertama Samudra Pasai. Berita tentang Sultan Malik as-Saleh diterangkan pada batu nisan yang terbuat dari batu pualam putih bertuliskan huruf Arab. Namun sayang, kini para pengunjung hanya bisa menatap Monumen Samudra Pasai dari kejauhan.
(mdk/Tys)