Pernikahan Bungsu Ketemu Bungsu, Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Mungkin terdengar wajar ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Namun bagi sebagian orang, ada kekhawatiran ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Mereka merasa akan muncul tantangan yang muncul ketika ingin mencapai keharmonisan rumah tangga.
Cinta dan jodoh adalah dua hal yang masih misterius. Keduanya selalu berhasil membuat setiap orang terkagum-kagum dengan apa yang mereka tentukan. Terkadang kita tak pernah menyangka bisa jatuh cinta atau menikah dengan seseorang yang tak pernah kita duga sebelumnya.
Cinta memang bisa membuat semuanya menjadi mungkin. Timbulnya rasa ini bisa mempersatukan hati siapa pun yang mereka inginkan. Termasuk bisa membuat anak terakhir menikah dengan anak terakhir.
-
Kapan Diah Permatasari dan suaminya menikah? Mereka mengucapkan janji suci pada tanggal 5 April 1997. Kini, mereka telah menikah selama 24 tahun dan diberkati dengan kedua anak mereka.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Kenapa Pengadangan dilakukan dalam pernikahan Suku Ogan? Simbol Penghormatan Melansir dari situs indonesiakaya.com, tradisi Pengadangan ini disimbolkan sebagai sebuah bentuk penghormatan dalam cara pernikahan tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan sungkeman dalam pernikahan? Sungkeman merupakan salah satu adat istiadat dalam pernikahan yang masih sering dilakukan dalam budaya Indonesia. Kata sungkeman berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah menghormati atau memberi penghormatan kepada orang yang lebih tua atau yang lebih tinggi derajatnya.
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
-
Bagaimana cara melakukan sungkeman pernikahan? Sungkeman dilakukan oleh mempelai pria dan mempelai wanita kepada orang tua. Sungkeman ini merupakan simbol pertanda bahwa mereka sebagai mempelai ingin menghormati dan mengucapkan terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang sudah diberikan selama ini.
Mungkin terdengar wajar ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Namun bagi sebagian orang, ada kekhawatiran ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Mereka merasa akan muncul tantangan yang muncul ketika ingin mencapai keharmonisan rumah tangga.
Ini mungkin tidak lepas dari stigma yang berkembang di masyarakat terkait anak terakhir, atau anak bungsu. Manja, malas, dan tidak mau mengalah adalah sifat yang kerap kali diidentikkan dengan anak terakhir. Meski, tentu saja, tidak semua anak bungsu memiliki sifat seperti itu.
Dalam artikel kali ini, kami akan mengulas lebih lanjut tentang bagaimana jika anak bungsu menikah dengan anak bungsu. Berikut selengkapnya:
Kekhawatiran Pernikahan Sesama Anak Bungsu
Menurut Kevin Leman dalam buku berjudul "The New Birth Order Book: Why You are the Way You are" seperti yang dilansir dari businessinsider.com, anak bungsu cenderung suka melempar tanggung jawab.
Ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir, besar kemungkinan mereka akan saling menyalahkan atas segala sesuatu. Hubungan pun akan diwarnai berbagai konflik bila pasangan anak bungsu tidak bisa mengontrol perilaku tersebut dengan baik.
Masalah keuangan pun juga menjadi sorotan ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir. Hal-hal yang berkaitan dengan uang bisa memicu konflik yang cukup berat dalam hubungan mereka.
Oleh karena itu, penting untuk membagi peran dan membuat pilihan-pilihan tegas yang telah disepakati bersama. Hal ini untuk mencegah pasangan anak terakhir menikah dengan anak terakhir ini saling menyalahkan atau melempar tanggung jawab.
Lalu, bagaimana solusi terbaik dalam hubungan yang tercipta ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir agar bisa berjalan lancar?
Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
Memiliki dan menjaga selera humor juga diperlukan untuk membuat hubungan tetap terasa nyaman. Jika sudah berjodoh dan merasa cocok satu sama lain, sebuah hubungan selalu memiliki solusi yang bisa diusahakan oleh keduanya demi mendapatkan rumah tangga yang harmonis.
Jangan menyalahkan kondisi dan situasi, karena konflik dalam sebuah hubungan akan selalu ada. Tinggal bagaimana cara Anda dan pasangan Anda untuk lebih dewasa menyikapi dan mencari solusi, serta mematahkan kekhawatiran orang terkait pernikahan sesama anak bungsu.
Keuntungan Pernikahan Bungsu Ketemu Bungsu
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Karen Grigoryan
Meski menikahkan anak bungsu dengan anak bungsu sering menimbulkan kekhawatiran dalam menjalani hubungannya, namun tetap ada beberapa keuntungan dari bersatunya anak bungsu ini dalam satu rumah.
Pasangan humoris
Anak bungsu identik dengan jiwa humorisnya yang tinggi dan lucu. Dikutip dari kerjausaha, mereka bisa menghidupkan suasana di tengah-tengah lingkungan keluarga atau pun pertemanan. Terlebih jika pasangannya juga anak bungsu, maka hubungan mereka akan menjadi seru dan ramai. Akan selalu ada cara untuk saling menghibur satu sama lain.
Senantiasa rileks dan tenang, sehingga santai dalam menjalani hubungan
Watak anak bungsu yang santai bisa memberikan kelebihan dalam menjalin kehidupan cinta. Jika sekiranya permasalahan dapat dikompromikan dengan teliti, mereka lebih suka begitu saja.
Sifat yang rileks dan tenang juga membuat hubungan pasangan ini mengalir tanpa beban dan paksaan. Mereka akan berpikir bahwa cinta mesti dinikmati, dan tidak boleh dipaksakan.
Suka bermain dan menghiasi hubungan dengan penuh kegembiraan
Pasangan sesama anak bungsu memiliki hubungan dinamik dan tidak membosankan. Mereka tidak seperti beberapa pasangan yang terkadang kaku dan tidak fleksibel. Sifat suka bermain dan kreatif membuat pasangan anak bungsu ini melengkapi dan meremajakan hubungan. Hubungan yang dijalani pun tidak akan membosankan.
Sama-sama anak bungsu bisa saling memanjakan dan dimanjakan
Salah satu sifat yang identik dengan anak bungsu adalah manjanya. Ketika anak terakhir menikah dengan anak terakhir, mereka bisa saling memanjakan dan juga dimanjakan di saat yang bersamaan. Apalagi sebagai anak bungsu, tentu akan paham bagaimana sifat yang dimiliki pasangan yang juga anak bungsu.
Saling menyukai petualangan
Jiwa muda yang ada dalam darah anak bungsu membuat mereka selalu mencoba petualangan. Pasangan sesama anak bungsu akan bersemangat untuk menjelajah tempat dan mencoba banyak hal baru.
Pasangan ini akan kompak dalam mencari pengalaman tanpa perlu ada rasa dirugikan, berkorban, atau keterpaksaan. Oleh karena itu, sesama anak bungsu juga dapat saling mengerti dan memahami apa yang mereka dambakan.
Kekurangan dan Kelebihan Pernikahan Anak Bungsu dengan Anak Bungsu
Dalam budaya kita, ada banyak mitos dan kepercayaan yang berkaitan dengan pernikahan. Salah satu mitos yang sering dibicarakan adalah mengenai anak bungsu yang menikah dengan anak bungsu. Berikut beberapa mitos anak bungsu menikah dengan anak bungsu:
1. Keberuntungan ganda
Salah satu keyakinan yang sering dikaitkan dengan pernikahan antara anak bungsu adalah keberuntungan ganda yang akan dihadapi pasangan ini. Dalam beberapa budaya, anak bungsu dianggap sebagai pembawa keberuntungan, dan ketika mereka menikah satu sama lain, diyakini bahwa keberuntungan mereka akan menjadi dua kali lipat. Meskipun tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung mitos ini, banyak orang masih percaya dan mengharapkan hasil yang positif dalam pernikahan anak bungsu-anak bungsu.
2. Hubungan yang harmonis
Berdasarkan pengalaman dan cerita orang-orang, sering kali terlihat bahwa pasangan anak bungsu-anak bungsu memiliki hubungan yang harmonis. Mereka dipercaya memiliki pemahaman yang lebih baik satu sama lain, karena mereka memiliki pengalaman yang serupa sebagai anak bungsu dalam keluarga mereka. Mereka cenderung memiliki kesamaan dalam pola pikir, aspirasi, dan bagaimana mereka melihat dunia. Hal ini dapat membantu dalam membangun komunikasi yang baik dan mengurangi konflik dalam hubungan pernikahan.
3. Tantangan dalam pengambilan keputusan
Meskipun ada pandangan positif mengenai pernikahan anak bungsu-anak bungsu, tidak bisa diabaikan pula tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengambilan keputusan. Diketahui bahwa anak bungsu sering kali dianggap sebagai pribadi yang ceria, impulsif, dan kurang tertib. Ketika dua pribadi seperti ini menikah, mungkin ada kesulitan dalam mengatur keuangan, mengatur waktu, atau membuat keputusan penting bersama-sama. Oleh karena itu, penting bagi pasangan tersebut untuk belajar kompromi dan bekerja sama mengatasi tantangan yang mungkin muncul.
4. Pelengkap dalam keluarga
Pernikahan anak bungsu-anak bungsu juga dianggap dapat menjadi pelengkap dalam keluarga. Mereka bisa membantu satu sama lain dalam mengatasi isu-isu keluarga, tanggung jawab sebagai anak dan juga menjadi orang tua di masa depan. Kecocokan dan pemahaman yang mendalam antara mereka dapat menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan menyenangkan.