Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Tak hanya G30S PKI, peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra termasuk dalam sejarah kelam Indonesia yang tidak banyak orang tahu.
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, banyak terjadi perubahan iklim sistem pemerintah baik di pusat maupun daerah. Begitu juga yang dirasakan kesultanan yang ada di Sumatra.
Para sultan yang berada di Sumatra bagian Timur mencapai titik dilema dalam memilih sistem pemerintahan yang berubah drastis alias harus mengakui presiden sebagai kepala negara.
-
Kapan semut berevolusi? Lebih dari itu, semut berhasil melakukan semua ini tanpa adanya bentuk pemerintahan atau kepemimpinan langsung, tetapi mereka telah bertahan jauh lebih lama dan jauh lebih berhasil daripada spesies lain yang berevolusi sekitar 140 hingga 168 juta tahun yang lalu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kapan keberadaan Suku Kalang tercatat dalam sejarah? Meski dikucilkan, keberadaan Suku Kalang dicatat dalam kitab paling luhur era Kerajaan Majapahit, yakni Kitab Negarakertagama.
-
Apa tujuan utama dari surat kabar Benih Merdeka? Tak sampai situ, sang pendiri surat kabar Benih Merdeka juga memiliki cita-cita kemerdekaan bagi seluruh pembacanya di bumi Sumatra.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Apa yang ditemukan di dalam guci besar dari masa Kerajaan Sulaiman? Arkeolog berhasil mengungkap isi tulisan yang ditemukan di bagian leher sebuah guci besar dari masa Kerajaan Sulaiman.
Saat momen tersebut, hampir seluruh sultan di Sumatra Timur mulai kehilangan kekuasaan khususnya di bidang pertanahan dan lahan perkebunan yang sempat menjadi komoditi yang paling dicari pada saat itu.
Hingga akhirnya muncul revolusi sosial di tanah Sumatra Timur yang bukan lagi melulu soal kesultanan maupun orang Melayu. Siapapun bisa memiliki kekuasaan penuh atas tanah yang mereka miliki.
Berikut kisah kelam peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra Timur yang dihimpun dari Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah berikut ini.
Gerakan Kaum Komunis
Lahirnya revolusi sosial di Indonesia dipicu oleh gerakan sosial oleh rakyat terhadap penguasa Kesultanan Melayu yang terjadi pada bulan Maret 1946. Hal ini tak lepas dari peran kaum Komunis yang ingin menghapus sistem kerajaan dengan alasan anti feodalisme.
Penghapusan sistem kerajaan yang melibatkan rakyat biasa ini berujung pada peristiwa berdarah yaitu membunuh anggota kelurga Kesultanan Melayu yang dianggap pro terhadap pemerintah Belanda.
Peristiwa Maret berdarah ini berlangsung di beberapa daerah berbasis kesultanan, mulai dari Kesultanan Asahan, Kesultanan Panai, Kesultanan Kualuh, dan Kesultanan Langkat.
Pencabutan Hak Istimewa
Tak hanya gerakan kaum komunis, dari kaca mata lingkungan kerajaan maupun kesultanan pun dianggap tidak senang dengan kemerdekaan Indonesia. Alasannya mereka tidak lagi mendapat "Previlige" dari pemerintah kolonial atas hak istimewa.
Setelah Jepang menduduki Nusantara, mereka telah mencabut hak-hak istimewa atas tanah dan lahan perkebunan dan diambil oleh para kaum buruh.
Melihat situasi tersebut, kaum bangsawan pun begitu menginginkan kerja sama antara mereka dengan Belanda atau NICA untuk merebut kembali hak-hak istimewa mereka sekaligus menjauhkan dari pihak yang pro republik.
Pembunuhan dan Pembantaian
Awal mula Revolusi Sosial menjadi peristiwa tragis, ketika pemberitaan terkait mendaratnya Belanda di Tanjung Balai pada tanggal 3 Maret 1946.
Massa yang sudah berkumpul sejak pagi hari itu berangkat menuju istana Sultan Asahan. Rombongan massa tersebut sempat dihadang oleh TKR namun dengan terbatasnya pasukan, massa berhasil merengsek masuk ke istana.
- Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta
- Sosok Pahlawan Revolusi Indonesia Pertama yang Berasal dari Polri, Anggota Brimob asal Maluku
- Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya
- Beranggotakan Maling dan Pelacur, Ini Kisah Pasukan Rahasia dari Yogyakarta di Era Kemerdekaan
Setelah massa menyerbu istana, Sultan Asahan pun dibunuh bersama dengan kaum bangsawan yang ada di lingkungan Sultan. Momen tersebut menjadi penanda telah dimulainya Revolusi Sosial di Sumatra Timur.
Kemudian, aksi berdarah ini merembet hingga Tanjung Balai yang seluruh kelas bangsawan tewas. Begitu juga di Tanah Karo, Deli Serdang, hingga Langkat.
Peristiwa kelam di Indonesia rupanya tak melulu soal G30S PKI saja. Tetapi beberapa peristiwa kelam di sebuah daerah juga patut untuk tidak dilupakan.
Peristiwa Revolusi Sosial di Sumatra Timur ini mungkin bagi sebagian orang tak mengetahuinya. Mereka yang menjadi korban tak hanya para penguasa, melainkan orang-orang biasa pun juga ikut dalam pembantaian berdarah tersebut.