Terjang Dua Desa Sekaligus, Ini Fakta Banjir Bandang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah
Pihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Pihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Terjang Dua Desa Sekaligus, Ini Fakta Banjir Bandang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah
Minggu (23/6) pagi bencana banjir bandang telah menerjang dua desa di Parigi Moutong tepatnya desa Sibalago dan Sienjo. Peristiwa ini terjadi akibat hujan lebat selama semalaman yang membuat Sungai Toribulu meluap.
Selain meluapnya Sungai Toribulu, banjir bandang semakin diperparah dengan adanya pertemuan pasang air laut. Kondisi tersebut menyebabkan banjir bandang di Desa Sibalago dan banjir di perumahan nelayan Desa Sienjo.
- Banjir Bandang Dahsyat Terjang Spanyol, Ratusan Warga Tewas dan Hilang
- Fakta Baru Kasus Bocah 4 Tahun Disandera di Pospol Pejaten, Korban Dicabuli Pelaku
- 10 Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Belum Ditemukan, Pencarian Dibagi Menjadi 7 Sektor
- Fakta-fakta Banjir di Bandung Pagi Ini, Sebabkan Kemacetan di Dayeuh Kolot hingga Baleendah
Melansir dari kanal Liputan6.com (23/6), Menurut Rifai, Sekretaris BPDB Parigi Moutong menjelaskan jika dari peristiwa ini telah memakan korban sebanyak tiga orang.
"Saat ini satu orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan sementara dua orang lainnya masih dalam tahap pencarian," terang Rifai melalui Kanal Liputan6.com (23/6).
Ratusan Warga Terdampak
Melansir dari kanal Antara, akibat bencana ini sebanyak 29 rumah warga terdampak banjir dan 33 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 110 jiwa di Desa Sienjo. Puluhan KK terpaksa harus mengungsi di Kantor Kepala Desa setempat.
Dari 110 jiwa yang mengungsi, ada 12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas, dan empat lansia.
Kemudian di Desa Sibalago sebanyak 90 Kepala Keluarga terdampak dan satu fasilitas jembatan terputus sehingga warga Desa Sibalago terisolir.
Curah Hujan Tinggi
Keterangan dari Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy Sembiring, banjir bandang ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak malam hari. Debit air yang semakin meningkat mengakibatkan meluapnya Sungai Toribulu.
Saat ini, pemerintah setempat sedang mengusahakan jembatan darurat agar akses masyarakat serta bantuan bisa tiba di lokasi bencana.
Kekurangan Barang Logistik
Pasca kejadian, Pemerintah Daerah (Pemda) segera mendirikan dapur umum sebagai sentra untuk menyiapkan makanan siap saji untuk para korban banjir.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah logistik, air bersih, perbaikan jembatan, normalisasi sungai, dan juga alat berat," ujar Amirudin.
Keluarkan Status Waspada
Semantara itu pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II, Mutiara Sis-Aljufi Palu turut merilis imbauan kepada masyarakat perihal dampak hujan di Sulteng.
Pihaknya pun merilis status waspada dampak hujan bagi lima daerah, yaitu Kabupaten Morowali Utara, Tojo Una-una, Banggai, Poso, dan Parigi Moutong.
Selain itu, ada pula peringatan dini cuaca berbasis dampak hujan lebat yang berlaku selama dua hari ke depan.
"Kami berharap masyarakat lebih memperkuat mitigasi bencana guna menghindari resiko kerugian harta benda dan korban jiwa," tutup Amirudin.