Terus Regenerasi, Anak Muda Tapanuli Selatan Semangat Jadi Penenun Kain Ulos
Sumatra Utara terkenal dengan kerajinan khasnya yang ikonik yaitu Kain Ulos. Beragam motifnya terlihat sangat cantik dan elegan ketika digunakan. Saat ini, tak sedikit para pengrajin Kain Ulos dikerjakan oleh para kaum muda khususnya di Tapanuli Selatan.
Sumatra Utara terkenal dengan kerajinan khasnya yang ikonik yaitu Kain Ulos. Beragam motifnya terlihat sangat cantik dan elegan ketika digunakan. Tak hanya itu, beberapa jenis Kain Ulos juga memiliki makna filosofis dan biasa digunakan saat acara adat Suku Batak.
Di balik indahnya Kain Ulos, terdapat para pengrajin Tenun atau penenun yang setiap pengerjaannya masih menggunakan metode tradisional dipadu dengan keterampilan tangan manusia. Di Tapanuli Selatan tepatnya Sipirok, terdapat penenun Kain Ulos yang sudah menjadi pekerjaan utama bagi masyarakat setempat.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Kapan Suwardi memulai budidaya belut? Ia sudah menjalankan usaha itu sejak 3 tahun lalu.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
Tak hanya itu, para penenun ini tak hanya dari kalangan ibu-ibu saja, melainkan sudah merambah ke anak-anak muda setempat. Ya, di Tapanuli Selatan para penenun Ulos sudah banyak dikerjakan oleh anak muda. Bahkan, menjadi penenun Ulos sudah menjadi salah satu mata pencaharian mereka.
Penasaran dengan semangat para kaum muda menjadi penenun Kain Ulos Tapanuli Selatan? Simak rangkumannya berikut ini.
Belajar Sejak Dibangku Sekolah
Yurni, salah satu pengrajin tenun Ulos yang masih berusia 24 tahun (Dok: Youtube/Info Sumut) ©2023 Merdeka.com
Para penenun muda di Sipirok ini menjadi bagian dari salah satu regenerasi dan menjadi penerus produk kerajinan Ulos agar terus lestari dan bisa bertahan meskipun termakan oleh zaman.
Melansir dari kanal Youtube Info Sumut, rata-rata para penenun yang ada di Sipirok dilakukan oleh anak-anak muda. Salah satunya bernama Yurni, seorang perempuan berusia 24 tahun yang sudah menggeluti penenun sejak di bangku SMA.
Keahliannya sekarang tidak diragukan lagi, Yurni sudah bisa menenun kain Ulos hanya dalam waktu 2 hari saja tergantung motif dan bahannya.
"....biasanya (mengerjakan) dua hari. Belajarnya dari Sipirok pak. Mulainya sejak tamat SMA Pak," kata Yurni saat diwawancara.
Banyak Penenun Muda
Salah satu pemilik usaha Kain Ulos, Ali Nafiah Sitompul bersama Istrinya Mariam Simatupang (Dok: Youtube/Info Sumut) ©2023 Merdeka.com
Di tempat Yurni yang berada di Kampung Silangge rupanya para penenun muda sudah bukan pemandangan yang asing bagi masyarakat. Di sini, banyak sekali para penenun muda dan konsisten melahirkan para penenun berusia muda.
Pemilik usaha Kain Ulos, Ali Nafiah Sitompul dan Mariam Simatupang pun mengakui jika para penenun Ulos saat ini sudah dikerjakan oleh anak-anak muda, termasuk di tempat usahanya.
Sang pemilik usaha ulos yang merupakan pasangan suami istri itu sudah mulai belajar menenun sejak tahun 1995.
"Saya belajar dari Silangge pada tahun 1995. Umurnya masih 22 tahun," kata Mariam.
Sudah Diwariskan Turun Temurun
Youtube/Info Sumut ©2023 Merdeka.com
Proses regenerasi para penenun Kain Ulos tak ada hentinya. Pasalnya, anak dari pemilik usaha Kain Ulos pun telah menjadi penerus dan pewaris kerajinan tangan tersebut. Tak tanggung-tanggung, Ali Nafiah pun juga memberikan ilmu-ilmunya mengenai Ulos kepada anaknya.
Berkat ketekunan belajar sejak di bangku Sekolah Dasar, anak perempuan Ali Nafiah kini sudah bisa menjadi instruktur penenun Ulos di manapun dia berada.
Sang ibu, Mariah Simatupang merasa anaknya memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk melanjutkan usaha milik orang tuanya tersebut.
Konsisten Regenerasi
Youtube/Info Sumut ©2023 Merdeka.com
Pihak Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tapanuli Selatan terus melakukan upaya regenerasi terhadap para penenun Ulos agar terus hidup. Banyak program pelatihan dan pembinaan kepada pengrajin Ulos.
Dalam penyelenggaraan pelatihan, tak sedikit para peserta yang mengikuti program dari Dekranasda tersebut dihadiri oleh anak-anak muda setempat.
Selain peran dari pemerintah, kisah para penenun muda di Tapanuli Selatan ini sekiranya bisa menjadi inspirasi bagi kaum muda lainnya untuk mengenal budaya daerahnya, melestarikan dan pastinya juga turut berpartisipasi dalam proses pembuatan setiap kerajinan setempat.