Vaksinasi Covid-19 di Medan Diwarnai Protes Warga, Ini Penyebabnya
Viral kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan diwarnai protes dari sejumlah warga. Diketahui, para warga tersebut protes lantaran tidak bisa melakukan vaksin karena tidak memenuhi syarat.
Kegiatan vaksinasi Covid-19 terus digalakkan di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Baik dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) maupun instansi lainnya terus gencar melakukan vaksinasi demi terwujudnya herd immunity.
Terbaru, viral di media sosial, kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan diwarnai protes dari sejumlah warga. Diketahui, para warga protes lantaran tidak bisa melakukan vaksin karena tidak memenuhi syarat.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Seperti yang diunggah di akun Instagram @medanheadlines.news pada Rabu (8/9), peristiwa itu terjadi di Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di Kantor Camat Medan Selayang.
Saat kejadian berlangsung, Wali Kota Medan Bobby Nasution sedang berada di lokasi usai meresmikan sentra vaksinasi tersebut. Alhasil, sejumlah warga yang tak bisa vaksin pun mencegat Bobby dan menyampaikan keluh kesahnya kepada orang nomor satu di Kota Medan tersebut.
Berikut informasi selengkapnya.
Bukan Warga KTP Medan
Instagram/@pemko.medan ©2021 Merdeka.com
Melansir dari ANTARA, Bobby kemudian menemui para warga yang tidak bisa vaksin tersebut. Mereka didominasi mahasiswa dan pekerja.
Ternyata, para warga ini ditolak untuk vaksin di lokasi tersebut karena bukan termasuk warga dengan KTP Medan. Padahal, mereka mengaku sudah datang ke lokasi sejak pagi.
Mendengar keluh kesan dari warga ini, Bobby tak menampik saat ini dosis vaksin di Kota Medan memang terbatas. Sementara antusiasme warga untuk mendapatkan vaksin saat ini sangat tinggi.
Dialihkan ke RS Adam Malik dan Puskesmas
Instagram/@medanheadlines.news ©2021 Merdeka.com
Untuk meredam kekecewaan sejumlah warga yang gagal mendapatkan vaksin, Bobby akhirnya mengalihkan para warga tersebut untuk melakukan vaksinasi di RSUP Adam Malik Medan.
"Yang datang bukan hanya KTP Medan, oleh karena itu, sudah berkoordinasi ke RSUP Adam Malik, diberikan nomor pendaftaran, bukan ditolak, tapi dipindahkan ke RSUP Adam Malik untuk vaksinnya," ujar Bobby.
Selain itu, Ia juga mengatakan kepada para warga kalau saat ini vaksinasi Covid-19 sudah bisa dilakukan di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Medan.
"Saya kemaren sudah mengatakan vaksinasi di Medan dibuat mikro bukan massal. Ada di kelurahan dan puskesmas, hari ini di kecamatan Medan Selayang ini bukan hanya dilakukan di kantor camat, tapi juga di puskesmas," tambahnya.
Warga Salah dapat Informasi
Instagram/@medantalk ©2021 Merdeka.com
Sebelumnya, dalam video viral yang beredar, salah seorang warga yang gagal mendapat vaksin tersebut mengatakan, Ia mendapat informasi vaksin di Kantor Camat Medan Selayang dari selebaran dan link di media sosial.
Ia mengaku mendapatkan informasi kalau warga yang bukan KTP Medan bisa ikut vaksin dan tidak harus daftar ke Kepala Lingkungan setempat. Namun ternyata setelah sampai di lokasi, informasi yang Ia dapatkan berbeda dengan ketentuan dari pihak penyelenggara.
"Konfirmasi yang kami terima di portal itu, yang dishare sama kami mahasiswa ada seribu vaksin untuk empat hari. Tapi yang kami dapat tadi seribu vaksin sudah penuh, yang dishare itu gak ada dibilang daftar sama kepling, dibilang orang ini kami salah informasi jadi gak bisa ikut vaksin," katanya.