5 Hal buruk yang sering terjadi di smartphone Android
5 Hal buruk yang sering terjadi di smartphone Android. 1. Android selalu lama untuk pembaruan dan penanganan bug, 2. Tiap smartphone membawa aplikasi bawaan, 3. Android cukup rentan terkena malware, 4. Sulit untuk mencari aplikasi yang bagus, 5. Permasalahan performa
Banyak hal yang jadi alasan untuk kita menyukai smartphone Android. Tiap tahunnya, selalu ada fitur baru yang muncul untuk berbagai versi dari sistem operasi tersebut. Belum lagi hampir tiap bulan, berbagai produsen smartphone tersohor selalu merilis paling tidak satu smartphone.
Hal ini memang menandakan bahwa Android memang sangat diminati oleh masyarakat. Namun bukan berarti Android tidak memiliki satu atau dua masalah berarti. Seringkali kita abai dengan fakta ini, namun tak jarang smartphone Android kita ngadat.
-
Apa yang lebih disukai pengguna Android dari iPhone? Selain harga yang lebih murah, banyak pengguna Android yang membeli iPhone untuk mendapat fitur-fitur eksklusif ponsel tersebut, seperti iMessage, FaceTime, AirPods, hingga bahkan kemampuan videografi ponsel iPhone yang baik.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Siapa yang banyak menggunakan Android di Indonesia? Lembaga Riset Digital Marketing (Emarketer), menyebutkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia pada 2018 mencapai 100 juta orang. Sehingga Indonesia menjadi negara pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia.
-
Bagaimana tren perpindahan pengguna Android ke iPhone? Sejak tahun 2019, jumlah pengguna ponsel Android yang membeli atau mengganti ponselnya dengan iPhone relatif stabil. Pada periode 2019—2023, terdapat 11% hingga 19% pengguna Android yang pindah ke iPhone. Peningkatan perpindahan tertinggi terjadi di tahun 2022, sebelum pembelian menurun di tahun 2023.
Berikut adalah beberapa Hal buruk yang sering terjadi di smartphone Android.
1. Android selalu lama untuk pembaruan dan penanganan bug
Ketika kita menggunakan Android dan melihat berita terbaru akan rilisnya Android tipe terbaru, Anda biasanya akan sangat lama untuk mendapat update terbaru. Padahal harusnya pembaharuan itu muncul seketika di tiap smartphone, seperti di perangkat berbasis iOS. Terkadang, bahkan smartphone Android kita tak pernah mendapat update hingga smartphone tersebut tak digunakan lagi.
Lebih buruk lagi, seringkali jika ada bug yang kritis atau berbagai kekurangan dalam hal keamanan dan aspek lainnya, Android cukup lama untuk memperbaikinya. Hal ini membuat makin jadul smartphone Anda, makin was-was Anda untuk tak dipedulikan lagi oleh Android soal pembaruan software. Benar, kecuali Anda pemilik smartphone flagship, Anda akan mendapati masalah semacam ini.
2. Tiap smartphone membawa aplikasi bawaan
Jika kita menggunakan Pixel atau Nexus, kita bisa sedikit merasakan 'kemurnian' OS Android ketika. Namun jika kita menggunakan smartphone kebanyakan, mereka kadang memiliki 'user interface' atau laman antarmuka sendiri. Seperti Samsung dengan TouchWiz, HTC dengan Sense UI, ASUS dengan Zen UI dan Xiaomi dengan MIUI.
Memang laman antarmuka menawarkan tampilan yang lebih baik, namun seringkali ia meluberi smartphone Anda dengan aplikasi bawaan yang tak Anda pakai. Lebih buruk lagi, aplikasi tersebut mirip-mirip saja dengan yang ditawarkan Google dan tak bisa diuninstall. Tentu hal yang menjadi pengalaman dalam menggunakan Android akan selalu berbeda di tiap smartphone. Belum lagi aplikasi dan antarmuka ini memakan storage Anda dan membuat performa smartphone Anda lemot.
3. Android cukup rentan terkena malware
Sebenarnya adalah sebuah hal yang salah kaprah jika mengatakan bahwa Android gampang kena virus dan iOS kebal terhadap virus. Masalahnya adalah banyak aplikasi yang merupakan malware terpajang bebas di Google Play Store, dan dengan kurang cermatnya kita dalam berselancar di internet, sekali dua kali ketuk kita tak akan sadar kalau smartphone kita terinfeksi malware.
Belum lagi banyak sekali aplikasi pihak ketiga dan bahkan Play Store pihak ketiga yang bukan dari Google. Hal ini tentu membuat malware akan sangat mudah terunduh dari Android. Meski demikian, kami tak ingin memojokkan Android, karena di iOS App Store pun banyak aplikasi yang dijangkiti malware dan ada banyak cara malware menyisipi iOS. Namun Android memang digunakan oleh pasar yang lebih luas, sehingga malware mudah menyerang.
4. Sulit untuk mencari aplikasi yang bagus
Aplikasi yang bagus ada sangat banyak. Namun yang jadi masalah adalah aplikasi tersebut terselip di jauh lebih banyak lagi aplikasi abal-abal. Google Play Store sendiri tak selalu membuat berbagai aplikasi ini bisa terlihat bagus atau tidaknya. Rating dan review terkadang tak membantu dan bisa menipu. Untuk mencari aplikasi yang kita inginkan dan cocok, seringkali kita harus membaca review terlebih dahulu, mengunduh beberapa yang terlihat menarik dan mencobanya satu per satu.
Bedanya dengan di iOS, para developer seringkali mendahulukan iOS jika ada aplikasi yang menarik akan dirilis, dan itupun tidak gratis. Biasanya para pengguna Android hanya mendapat alternatif dari aplikasi asli yang hanya tersedia di iOS.
5. Permasalahan performa
Permasalahan paling besar dari pengguna Android adalah turunnya performa dari waktu ke waktu. Terlebih lagi jika Android digunakan dalam jangan waktu panjang. Hal ini mulai dari laman antarmuka yang melambat, aplikasi yang menutup sendiri, serta baterai yang cepat habis disertai perangkat yang panas. Bahkan seringkali juga soal konektivitas juga terganggu.
Hal ini mungkin terjadi karena varian smartphone Android yang sangat beragam secara kualitas dan jenisnya, hingga standar tinggi yang ditetapkan pada smartphone kelas mid-range ke flagship, tak cocok diterapkan di smartphone di bawah itu.
Namun tenang, ada beberapa solusi untuk bagaimana membuat smartphone bisa memiliki performa seperti baru, yang bisa Anda simak di sini .
Baca juga:
6 Cara buat performa smartphone Anda selalu seperti baru beli!
Smartphone selfie laku keras, tapi sampai kapan?
Vivo V5 rilis dua warna baru
Lima kota besar ini paling laris penjualan Oppo Raisa Phone
Akhir tahun, Oppo siapkan perangkat baru A39
10 Smartphone paling ditunggu-tunggu kehadirannya di 2017