5 indikasi 2014 jadi tahun mobile broadband
Tahun 2014 diduga juga mulai diimplementasikannya LTE
Era mobile broadband telah dimulai dalam dua tahun terakhir, yang ditandai dengan munculnya ragam smartphone murah, baik dari merek global maupun lokal. Tahun 2014 diduga juga mulai diimplementasikannya LTE, seiring dengan makin besarnya pelanggan data operator telekomunikasi.
Adapun indikasi 2014 menjadi tahun mobile broadband adalah:
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Bagaimana manusia beradaptasi dengan teknologi smartphone di masa depan? Tubuh manusia pada umumnya beradaptasi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya. Jika demikian, bisa saja bentuk tangan dan leher manusia di masa depan akan berbeda.
-
Apa yang dimaksud dengan kemampuan "menguping" smartphone dalam konteks iklan? “mereka tidak mendengarkan,” jawabnya. Lantas hal ini menjadi pertanyaan, mengapa platform seperti Facebook begitu sering menampilkan iklan tertentu. Bahkan, beberapa contoh iklan yang hadir menampil produk-produk yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
-
Bagaimana penggunaan smartphone saat berjalan dapat memengaruhi mood kita? Tidak hanya berdampak pada postur tubuh, penggunaan ponsel saat berjalan juga dapat memengaruhi mood kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa multitasking, seperti berjalan sambil menggunakan ponsel, dapat meningkatkan tingkat stres seseorang. Bahkan, semakin banyak orang menggunakan ponsel saat berjalan, semakin tinggi tingkat hormon stres, seperti kortisol, yang diproduksi dalam tubuh mereka.
Murahnya harga smartphone
Murahnya harga smartphone membuat masyarakat kelas menengah pun ramai-ramai bermigrasi dari feature phone ke smartphone karena selain layanan data juga makin murah, banyak promosi kapasitas data, terutama pada kartu perdana. Itu lah yang menjadi salah satu pemicu tahun depan sebagai tahun mobile broadband.
Berdasarkan pemantauan merdeka.com dan prediksi sejumlah vendor ponsel, harga smartphone akan makin murah, dan ponsel lokal bakal makin berjaya.
Sebanyak 43 persen smartphone akan di bawah harga Rp 1 juta, sedangkan sebanyak 34 persen adalah smartphone seharga Rp1 juta – Rp 2 juta. Ponsel pintar yang memiliki harga di atas Rp 2 juta adalah sebanyak 23 persen.
Tingginya penjualan smartphone
Data yang doperoleh merdeka.com dari berbagai sumber menyebutkan bahwa pertumbuhan smartphone tahun depan mencapai 50 persen, dari 21,1 juta unit pada 2013 menjadi 31,7 juta unit pada tahun depan.
Seiring dengan melesatnya smartphone, feature phone atau ponsel konvensional mengalami penurunan dari 35 juta unit tahun ini menjadi 28,9 juta unit pada 2014.
Sementara itu, berdasarkan data dari Erajaya, dari total penjualan ponsel tahun ini, persentase ponsel pintar hanya mencapai 28 persen dan sisanya dikuasai oleh feature phone. Namun meski secara kuantitas lebih kecil, secara value jauh lebih besar memberikan pendapatan bagi vendor dan distributor ponsel.
Penjualan smartphone tahun depan diprediksi akan naik hingga 40 persen dan dari kategori nilai yang dihasilkannya, ponsel pintar dapat mendominasi hingga 80 persen.
Pelanggan data bertambah
Indikasi sebagai tahun mobile broadband juga bisa dilihat dari tumbuhnya pelanggan data operator telekomunikasi.
Pelanggan Telkomsel hingga awal Desember 2013 bertambah tiga juta menjadi 128 juta dibanding akhir tahun lalu. Namun, jumlah pelanggan data bertambah 20 juta dari posisi akhir tahun lalu yang sekitar 40 juta. Sementara itu, Average Revenue Per User (ARPU) pelanggan data Telkomsel tu sekitar USD 5 (sekitar Rp 60 ribu) per bulan.
Adapun, pelanggan data dari XL saat ini adalah 33,7 juta pelanggan atau sekitar 58 persen dari total pelanggan XL. Jumlah tersebut akan meningkat sampai 50 persen tahun depan.
Untuk Indosat, selesainya modernisasi jaringan diprediksi akan memicu penambahan pelanggan data mengingat seluruh jaringan yang ada, terutama optimalisasi pita 900 MHz untuk 3G, bakal makin meningkatkan kapasitas dan kecepatan data.
Adapun PT Hutchison Tri Telekomunikasi menargetkan pertumbuhan double digit untuk pelanggan data tahun depan.
PT Smartfren Telekom Tbk menargetkan pertumbuhan pelanggan data naik 30 persen pada 2014. Untuk mencapai target, perseroan akan mendorong pemasaran produk bundling smartphone dengan harga berkisar Rp 1 juta.
Implementasi LTE
Teknologi Long Term Evolution (LTE) makin dekat ke Indonesia. Meski ditargetkan baru komersialisasi 2018, pemerintah diprediksi tak bisa menahan lebih lama teknologi tersebut untuk mendarat di tanah air, mengingat kebutuhan interoperabilitas dengan Negara lain makin mendesak.
Penundaan shut down televisi terrestrial di pita 700 MHz yang sedianya untuk LTE pun tidak akan terlalu berpengaruh, karena operator besar sudah siap, bahkan mungkin tinggal menekan tombol saja untuk mengkomersialkan LTE di pita 1.800 MHz.
LTE di pita 2,3 GHz juga diprediksi akan berkembang seiring operator WiMax yang sekian lama mati suri mendapatkan kesempatan melayani pelanggan meski tetap dalam aturan fixed LTEdan jangkauan regional.
Teknologi Long Term Evolution (LTE) yang sudah diimplementasikan di 213 operator di 81 negara dinilai merupakan solusi akses data saat ini karena selain memiliki kecepatan hingga empat kali dari 3G, juga memiliki efisiensi dalam hal pembangunan infrastruktur jaringannya bila dihitung per byte-nya.
Lelang frekuensi 3G
Dua blok pita frekuensi 3G, yang selama ini cenderung disia-siakan Axis, mulai tahun depan berpotensi mendapatkan majikan yang lebih berkualitas dan memiliki komitmen tinggi membangun infrastruktur.
Seperti diketahui, merger XL dan Axis membuat kedua operator masing-masing harus menyerahkan satu blok frekuensinya. Pembeli potensial untuk dua blok 3G ini adalah XL dan Indosat mengingat sejak awal Telkomsel sudah mengumumkan tidak tertarik mengambil satu lagi blok 3G.
Bila pun Telkom sel pada akhirnya ikut bersaing, maka dua blok frekuensi 3G ini dijamin bakal dikuasai operator yang memang memiliki pendanaan dan komitmen yang kuat sehingga bisa lebih menggarap pasar layanan data, yang selama ini seperti disia-siakan Axis.
Penggarapan pasar data oleh pemilik baru blok 3G nanti diprediksi akan memicu pelanggan dan penggunaannya tahun depan.