5 Tragedi yang dialami manusia saat Bulan tak ada 'di sisi' Bumi
Bulan sudah bersama Bumi sejak miliaran tahun lalu
Siapapun tahu bila Bulan adalah satu-satunya satelit Bumi. Bulan lahir tidak lama setelah tata surya dan Bumi terbentuk, sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Berdasarkan teori 'Giant Impact', ketika itu ada sebuah planet sebesar Mars bernama Theia yang bertubrukan dengan Bumi muda. Tubrukan itu membuat Bumi dan Theia 'bersatu' dan melepaskan batuan dalam jumlah besar ke luar angkasa. Nah, batuan-batuan ini yang kemudian terkumpul menjadi Bulan. Sejak saat itu, Bulan selalu setia menemani Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang bekas luka astronot dari luar angkasa? Penelitian menemukan bahwa telomer, pelindung ujung kromosom, memanjang secara dramatis ketika tiba di luar angkasa. Namun, telomer kembali ke panjang semula dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
Lalu, apa yang terjadi bila seandainya 4,5 miliar tahun lalu Bulan tak terbentuk?
Laut miskin gelombang
Perahu dan kapal diperkirakan sudah muncul sejak 6000 tahun lalu. Di masa awal perkembangan perahu, tentu angin dan gelombang menjadi bagian penting. Namun, hal itu mungkin saja tidak terjadi bila Bulan tidak ada sama sekali.
Perlu diketahui bila kehadiran Bulan berperan besar dalam gelombang di lautan, mengalahkan gelombang yang disebabkan oleh matahari. Jika bulan tidak ada, ilmuwan memperkirakan bila besar gelombang lautan hanya sekitar 40 persen dari yang ada saat ini.
Meski terasa tidak terlalu penting, tapi berkurang drastisnya gelombang lautan akan mengubah kehidupan manusia dalam sekala besar. Contoh kecilnya, gelombang laut sering kali melindungi kawasan pantai dari badai besar dan mempermudah sarana transportasi laut jarak dekat, seperti selat.
Selain itu, gelombang laut juga diproyeksi menjadi sumber energi listrik manusia di masa depan yang tidak akan pernah habis. Bila gelombang jauh berkurang, tentu manusia terancam kehilangan alat penting untuk bertahan hidup di masa depan.
Langit malam gelap mencekam
Bulan adalah sumber penerangan manusia di malam hari, terutama manusia pra sejarah. Tentu, tak adanya Bulan membuat Bumi sangat gelap dan nasib manusia di masa lalu lebih mencekam, misalnya akibat ancaman hewan buas yang hidup malam hari (nokturnal). Bagi Anda yang suka berpetualang atau mendaki gunung tentu tahu betapa gelapnya malam saat bulan baru.
Bulan memang tidak seterang matahari, tepatnya 400.000 kali lebih redup dari matahari, namun Bulan jauh lebih terang dari objek angkasa lain di malam hari. Objek luar angkasa paling terang kedua setelah bulan adalah planet Venus. Tetapi Venus 14000 kali lebih redup dari Bulan purnama.
Singkatnya, tanpa Bulan, mata manusia nyaris tidak bisa digunakan untuk melihat ke depan. Tentu hal yang tidak ingin kita bayangkan terjadi suatu saat nanti.
Bumi jadi neraka
Bumi berputar pada sumbunya dengan kemiringan 23,5 derajat sejak miliaran tahun lalu. Berkat adanya gaya gravitasi Bulan, rotasi atau putaran Bumi dapat berlangsung dengan teratur dan tetap.
Tanpa Bulan, Bumi yang jadi tempat tinggal manusia berputar dengan sumbu yang tidak beraturan. Gambarannya, seperti putaran tak beraturan sebuah gangsing yang mau berhenti.
Satu tahun Bumi 1.400 hari
Satu hari dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk berputar satu kali, dan didapatlah 24 jam. Dan seperti yang sudah dibahas sebelumnya, rotasi Bumi sangat dipengaruhi oleh Bulan.
Apabila Bulan tak ada, maka rotasi Bumi akan lebih cepat 3-4 kali dari saat ini. Ilmuwan memperkirakan satu hari di Bumi dapat berlangsung 6-8 jam saja! Sehingga dalam waktu satu tahun, atau satu kali Bumi mengelilingi matahari, manusia (bila bisa hidup) akan memiliki 1.100-1.400 hari. Sistem penanggalan akan berubah drastis, dan yang pasti apa yang bisa kita lakukan bila satu hari cuma ada 8 jam?
Tak ada gerhana
Masih ingat betapa hebohnya Indonesia saat gerhana matahari total terjadi tanggal 9 Maret lalu? Gerhana itu dapat terjadi ketika sinar matahari terhalang oleh Bulan.Â
Bila Bulan tak ada? Tentu manusia tak mengenal yang namanya gerhana. Sebab, selain Bulan tidak ada benda angkasa lain yang bisa menyebabkan gerhana atau tertutupnya sinar matahari sehingga timbul bayangan besar di Bumi.
Venus adalah benda langit setelah Bulan yang sebenarnya bisa memicu terjadinya gerhana. Tapi buang jauh bayangan matahari akan tertutup, sebab yang bisa dilihat oleh manusia adalah bintik hitam kecil di matahari. Bayangkan seperti tahi lalat di wajah, bukannya wajah yang tertutup topeng hitam seluruhnya. Tak aneh bila ilmuwan tidak menyebutnya sebagai gerhana, tetapi 'transit' Venus di depan matahari.