Akhir abad 21, pemanasan global ubah Timur Tengah jadi 'neraka'
Ratusan juta penduduk Timur Tengah terancam diungsikan
Pemanasan global atau global warming tidak hanya mengancam es di kutub Bumi, tetapi juga kawasan sekitar Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahkan, bencana akibat pemanasan global diprediksi bakal memanggang dua kawasan tadi di akhir abad 21.
Berdasarkan penelitian Jos Lelieveld dari Institut Max Planck, suhu siang hari di Timur Tengah dan Afrika Utara bisa mencapai 50 derajat Celcius kurang dari 100 tahun lagi. Tidak hanya itu, serangan gelombang panas bisa muncul 10 kali lebih sering dari saat ini, dan lebih lama! Bagi manusia, cuaca sepanas itu sudah mirip 'neraka' ketimbang Bumi.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana biologi membantu memahami masalah lingkungan seperti perubahan iklim? Selain sebagai ilmu dasar, bilogi juga membantu Anda untuk memahami fenomena masalah yang terjadi di lingkungan seperti perubahan iklim, wabah penyakit, dan lain sebagainya.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
-
Di mana kenaikan suhu global dapat menyebabkan meluasnya gurun pasir? Kenaikan suhu dapat menyebabkan gurun pasir meluas ke area yang sebelumnya subur. Ini mengurangi lahan yang tersedia untuk pertanian dan habitat alami, serta meningkatkan risiko kekeringan dan kelaparan.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Bagaimana Climate Central mengukur dampak perubahan iklim? Dengan menggunakan Climate Shift Index (CSI) dari Climate Central, analisis tersebut mengukur dampak perubahan iklim terhadap suhu dan memperkirakan jumlah orang yang terdampak oleh kondisi ekstrem tersebut.
Di saat yang sama, selama 118 hari dalam satu tahun suhu dua kawasan tadi bisa terus menerus panas tanpa henti. Celakanya, dampak pemanasan global ini tidak bisa dihentikan meski penduduk Bumi mengurangi emisi gas karbondioksida dipangkas di tahun 2040.
Serangan gelombang panas dan badai debu gurun pasir di Timur Tengah dan Afrika Utara juga dapat membuat kawasan itu tidak bisa ditinggali oleh manusia. Saat ini saja ilmuwan sudah menemukan bila konsentrasi debu di atmosfer Arab Saudi, Irak, dan Suriah meningkat 70 persen dibanding tahun 2000an.
Tidak tertutup kemungkinan bila di akhir abad ke-21 nanti, sekitar 500 juta lebih penduduk Timur Tengah dan Afrika Utara harus diungsikan agar tak jadi korban gelombang panas mematikan. Menakutkan bukan?
Sumber: Daily Mail
Baca juga:
Ini bukti ilmiah kalau sahabat adalah sumber kebahagiaan sejati
Ironis, 6 ilmuwan berhati mulia ini tak sengaja jadi malaikat maut
Kisah mengejutkan dari 'Manx', komet tak berekor sepupu Bumi
Mesin pencari Partikel Tuhan terpaksa dimatikan gara-gara musang
[Video] Ikan misterius tertangkap kamera di China, spesies baru?