Antartika dilanda suhu dingin terburuk dalam sejarah, -93,2 C
Hal ini terjadi pada 2010 lalu dan terulang bulan Juli ini.
Meski dunia sedang dilanda pemanasan global, tidak serta merta membuat suhu di seluruh permukaan bumi meningkat. Buktinya, Antartika Timur malah mencatat suhu terdingin yang pernah tercatat dalam sejarah.
Seperti dilansir ABC News (10/12), benua tanpa manusia tersebut pernah dilanda dingin yang teramat sangat. Saking dinginnya, satelit menunjukkan angka -93,2 derajat Celcius. Saking dinginnya udara di sana, para peneliti menyebutkan akan sangat sulit bagi makhluk hidup termasuk manusia untuk bernapas.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Data ini sendiri pertama kali diketahui oleh satelit NASA yang mencatat rekor suhu paling rendah yang pernah tercatat dalam sejarah di muka bumi. Kejadian tersebut terjadi pada Agustus 2010 dengan titik terendah 93,2 di bawah nol derajat Celcius. Kejadian ini pun sempat akan terulang pada Juli silam.
Adapun temuan ini sendiri belum diketahui kevalidannya karena alat pengukurnya merupakan satelit yang letaknya tentu sangat jauh dari permukaan bumi. Jika saja bisa diukur di tempat dengan termometer, tentu data yang didapat akan sangat valid. Namun, tentu saja hal tersebut tak bisa dilakukan mengingat akan sangat berbahaya berada di lokasi dengan dingin yang teramat sangat tersebut.
Untuk dapat bertahan di lokasi seperti itu sendiri, para peneliti menyatakan harus menggunakan selang yang terhubung dengan bagian dalam jaket tebal mereka untuk bernapas. Udara yang dihasilkan dari dalam jaket ini akan terasa lebih hangat sehingga tidak merusak saluran pernapasan saat dihirup.
Saat ini sendiri beberapa negara di bagian utara khatulistiwa mencatat suhu yang teramat dingin. Padahal, musim dingin baru saja dimulai dan bulan Desember ini bukanlah puncak dari musim dingin tersebut.