Aroma Mumi Ternyata Sangat Wangi, Ini Buktinya
Hal itu seperti yang diungkap dalam sebuah penelitian.
Hal itu seperti yang diungkap dalam sebuah penelitian.
Aroma Mumi Ternyata Sangat Wangi, Ini Buktinya
Jika membicarakan mumi, mungkin yang terbayang adalah bau apek dan tubuh yang telah membusuk.
Tapi siapa sangka, mumi Mesir Kuno ternyata memiliki aroma yang sangat harum. Bahkan pada Bulan September lalu, para ilmuwan berusaha menciptakan kembali aroma cairan pembalseman mumi.
-
Siapa yang menafsirkan mimpi di Mesir Kuno? Di Mesir Kuno, pendeta berperan sebagai penafsir mimpi dan penafsiran mimpi sering kali didasarkan pada agama yang dianut oleh seseorang, apakah dia pengikut Horus atau Seth.
-
Siapa yang menemukan makam-makam kuno di Mesir? Sebuah misi arkeologis Mesir-Italia menemukan 33 makam saat bekerja di dekat Mausoleum Aga Khan di sebelah barat Aswan, sebagaimana diumumkan oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir pada hari Minggu.
-
Kapan potret mumi Mesir Kuno ini dibuat? Potret-potret tersebut dibuat sejak zaman Romawi di Mesir sekitar 30 SM hingga 295 M, seringkali dilukis pada panel kayu dengan dua sudut di atasnya.
-
Kapan mumi remaja Mesir Kuno itu ditemukan? Pengungkapan ini berasal dari penggalian yang dilakukan para arkeolog pada tahun 1908, ketika tubuh janin yang dibalut perban dan sisa-sisa plasenta terungkap di antara kaki sang remaja.
-
Apa yang ditemukan di dalam mumi remaja Mesir Kuno tersebut? Menurut laporan dari livescience, penelitian terbaru telah mengkonfirmasi bahwa sisa-sisa kuno janin yang ditemukan dalam mumi remaja Mesir tanpa kepala. Mumi Remaja Mesir Kuno Ditemukan, Meninggal saat Mengandung Bayi Kembar Pengungkapan ini berasal dari penggalian yang dilakukan para arkeolog pada tahun 1908, ketika tubuh janin yang dibalut perban dan sisa-sisa plasenta terungkap di antara kaki sang remaja.
-
Dimana sebagian besar potret mumi Mesir Kuno ditemukan? Selama beberapa abad, para ahli arkeologi telah menemukan lebih dari 1.000 lukisan mumi yang sebagian besar berasal dari kota Fayum, sehingga diberi nama “Potret Fayum.”
Dilansir dari CBC dan Live Science, Minggu (22/10), cairan ini digunakan untuk mengawetkan seorang perempuan bangsawan yang berasal dari 3.500 tahun yang lalu dan aromanya dikatakan sangat harum.
Barbara Huber, seorang peneliti doktoral dari Max Planck Institute of Geoantropologi Jerman sekaligus penulis utama studi ini menyatakan bahwa aroma dominan dalam balsem ini adalah kayu.
"Aroma yang dominan jelas merupakan aroma kayu seperti pinus. Tapi juga mengandung sedikit bitumen, sedikit lilin lebah, sesuatu yang manis, dan bahkan ada aroma pistachio yang segar, juga jeruk,"
Barbara Huber, peneliti dari Max Planck Institute of Geoantropologi Jerman.
Jadi, kata Barbara, bau balsem itu sangat menyenangkan untuk dicium.
Penciptaan kembali balsem ini dinamakan “Scent of Eternity” dan akan menjadi bagian dari “pengalaman multisensori mendalam” di Museum Moesgaard di Denmark bulan ini.
Tidak sendiri, para peneliti juga bekerja sama dengan pembuat parfum Perancis Crole Calvez dan ahli sensorik Sofia Collette Ehrich untuk menciptakannya kembali.
Wangi-Wangian dan Mesir Kuno
Orang Mesir tidak suka bau yang tidak enak. Itu adalah fakta yang bisa diambil dari berbagai penemuan yang berhasil diteliti. Sudah banyak teks yang berasal dari Mesir Kuno menyatakan bahwa aroma adalah hal yang sangat menggugah bagi mereka.
Perempuan bangsawan Mesir Kuno terkenal sering memakai kerucut beraroma.
Parfum juga merupakan elemen kunci di dalam banyak ritual dan tradisi Mesir Kuno. Salah satu Firaun perempuan bernama Hatshepsut dikenal sebagai sosok yang sangat menyukai dupa dan wangi-wangian.
Dikatakan, dia pernah meluncurkan karavan angkatan laut ke daerah yang sekarang dikenal sebagai Tanduk Afrika dan membawa pulang mur, kemenyan, dan banyak tanaman dupa yang kemudian ditanam di dekat kuil tempatnya dimakamkan.Ya, bahkan di alam kematian sekalipun, orang Mesir Kuno dikenal tidak menyukai bau tidak sedap. Mereka menggunakan aroma sebagai penghormatan terhadap orang mati.
Tujuan utama dari mumifikasi adalah mengawetkan jenazah untuk alam akhirat. Tapi bukan hanya utuh, memiliki aroma yang harum juga adalah aspek yang penting bagi kehidupan akhirat orang Mesir Kuno.
“Mereka menggunakannya dengan cara yang berbeda di kuil dan makam untuk membangkitkan elemen spiritual yang berbeda,” jelas Huber.
Diharapkan, aroma penciptaan kembali balsem ini dapat menghidupkan kembali sejarah dengan cara yang sangat mendalam.
Namun Huber mengaku belum memikirkan apakah balsem dengan aroma harum ini akan dijadikan parfum atau diffuser.