Awas, malware makin beringas menjangkiti perangkat pintar
Awas, malware makin beringas menjangkiti perangkat pintar. Internet of Things (IoT) diprediksikan akan berkembang pesat. Saat ini saja, sudah banyak perangkat yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Misalnya saja jam tangan pintar, smart TV, dan lain sebagainya.
Internet of Things (IoT) diprediksikan akan berkembang pesat. Saat ini saja, sudah banyak perangkat yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Misalnya saja jam tangan pintar, smart TV, dan lain sebagainya. Merujuk data dari Gartner, pada tahun 2020 diperkirakan akan ada 20 miliar perangkat baru yang terkoneksi dengan internet.
Meski begitu, hal itu tak bisa dilepaskan dari bahaya yang mengancam seperti malware. Berdasarkan hasil survei Kaspersky Lab, total malware yang menargetkan perangkat pintar bisa mencapai lebih dari 7.000. Setengah dari itu, akan menginfeksi di tahun ini.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
Lebih jelas, Kaspersky menyebut serangan malware menargetkan perangkat video digital atau kamera IP dengan prosentase 63 persen. Sementara, 20 persennya terjadi terhadap jaringan perangkat seperti router, modem DSL, dan lain sebagainya. 1 persennya mengincar perangkat seperti printer dan perangkat smart home.
China, Vietnam, dan Rusia tercatat sebagai negara paling atas yang menjadi target serangan malware. Dari ketiga negara itu, China menduduki posisi pertama target penyerbuan oleh malware. Setelah itu, Vietnam dan Rusia. Kemudian diikuti oleh Brasil, Turki dan Taiwan.
“Masalah keamanan perangkat pintar sangat serius, dan menjadi hal yang harus kita waspadai. Tahun lalu menunjukkan bahwa tidak mungkin menargetkan perangkat yang terkoneksi, namun saat ini hal tersebut telah menjadi ancaman yang sangat nyata,” ujar Vladimir Kuskov, security expert, Kaspersky Lab, melalui keterangan resminya, Selasa (26/9).
Dari hasi survei itu, para pakar akhirnya memiliki kesimpulan mengapa serangan IoT makin merajalela. Kesimpulan itu adalah IoT rapuh dan rentan menghadapi kejahatan siber. Sebagian besar perangkat pintar menjalankan sistem operasi berbasis Linux, yang mempermudah serangan karena para penjahat siber dapat dengan mudah menulis kode berbahaya yang umum dan langsung menargetkan sejumlah besar perangkat secara bersamaan.
“Kami melihat adanya peningkatan besar dalam sampel malware IoT, namun potensinya lebih besar lagi. Rupanya, persaingan yang tinggi di pasar serangan DDoS adalah mendorong penyerang untuk mencari sumber baru yang akan membantu mereka membuat serangan semakin kuat,” kata dia.
Baca juga:
XL gelar forum diskusi kejahatan siber
Negara-negara ini rentan terkena malware, Indonesia termasuk
Riset Kaspersky: Anak-anak sering kunjungi situs berbahaya ini
Kelompok hacker mengklaim berhasil retas 6 juta akun Instagram, termasuk seleb
Serangan siber lebih mudah mengancam jaringan dengan sekuritas buruk
Mabes Polri minta hacker tak lagi retas situs lembaga Malaysia
Ribut dunia nyata dibawa sampai dunia maya