Awas, Nonton Game of Thrones Bajakan Risiko Kena Malware!
Awas, Nonton Game of Thrones Bajakan Risiko Kena Malware!
Musim delapan yang sekaligus musim terakhir dari serial Game of Thrones telah menayangkan episode pertamanya pada 14 April atau 15 April pagi waktu Indonesia.
Namun bagi mereka yang tak memiliki layanan televisi kabel HBO, biasanya akan menuju ke situs streaming ilegal atau situs torrent.
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Bahkan, banyak sekali para penggemar yang melakukan pengunggahan ulang di situs-situs yang bisa diakses secara gratis. Tautannya dengan mudah bisa kita temukan di media sosial ataupun sedikit pencarian Google.
Permasalahannya, menonton bajakan yang bersifat ilegal ini justru memberi risiko keamanan siber dan kriminalitas online.
Melansir Independent.co.uk, pakar keamanan siber berpendapat bahwa malware bisa dengan mudah menyusup ke komputer kita dan membongkar informasi privasi kita.
"Risiko dari streaming dan download Game of Thrones secara ilegal sama dengan mengunduh file ilegal lainnya karena dapat berisi virus atau malware," ungkap Javvad Malik, advokat keamanan di AT&T CyberSecurity.
Ia menyebut hal ini sangat bisa terjadi karena pengguna sering salah mengira kalau sebuah website adalah tempat mengunduh Game of Thrones terbaru, namun nyatanya adalah website yang berisi virus dan malware yang bisa menanamkan dokumen 'jahat' di perangkat Anda.
Ini adalah pintu awal di mana hacker mencuri informasi personal seseorang, seperti detil kartu kredit dan informasi pribadi lainnya.
Bahaya Malware
Pakar keamanan dari ESET, Jake More juga mengkhawatirkan hal serupa.
"Potensi malware sangat mengerikan dan mereka yang terpapar bisa jadi korban penjahat siber yang memanfaatkan hal ini untuk menambang data pribadi seperti kartu kredit, alamat, dan kebiasaan berbelanja. informasi ini kemudian dapat dijual di 'dark web'," ungkap Jake More.
Sebagai gambaran, informasi pribadi memang seringkali dijual untuk pemasaran tertarget. Masih ingat Cambridge Analytica? Kasus besar Facebook ini terjadi karena data pribadi yang dimainkan oleh pihak yang dapat memberi pemasaran tertarget soal berita-berita politik sehingga mampu mengubah ideologi politik seseorang.
Selain itu, Paul Bischoff dari Comparitech menyebut bahwa telah resmi ditemukan ada beberapa malware yang bersifat phising. Phising adalah penipuan untuk mendapatkan informasi privasi lewat penyamaran malware menjadi akun bank, atau akun yang seakan terpercaya.
Masyarakat Tetap Pilih Download Ilegal
Kembali soal Game of Thrones, masyarakat bisa dibilang tidak malu-malu untuk melakukan download ilegal.
Berdasarkan survei dari Comparitech yang merupakan firma soal privasi di Inggris, menyebut bahwa 50 persen orang dewasa di Inggris mau mengambil risiko malware untuk mencari versi bajakan dari acara TV atau film favorit mereka.
Hal ini dikarenakan situs ilegal sudah sangat merata dan lazim ditemukan di mana-mana, serta tidak ada sanksi spesifik yang akan membuat para pengunggah ilegal ini jera.
Biasanya, malware ini muncul dari iklan-iklan pop-up yang membanjiri website semacam ini. Meski demikian, tak jarang juga websitenya secara langsung menyuntikkan malware ke perangkat yang Anda gunakan untuk akses tanpa memberi episode terbaru Game of Thrones yang ingin Anda tonton.
Baca juga:
Hati-Hati, Anti Virus Palsu Banyak Beredar di Google Play Store
Awas, Jumlah Serangan Mobile Malware Semakin Meningkat
Awas, Ada Malware Bisa Sedot Kuota Internet
29 Aplikasi Kamera Pembawa Malware Ditendang Google
Waspada Adware, Aplikasi yang Isinya Cuma Iklan Namun Tak Ada Gunanya
Awas, Pemerasan Melalui Email
Malware WannaCry Masih Mengancam