Awas, Spyware Pegasus Ancam Pengguna WhatsApp
Perusahaan mata-mata Israel, NSO Group dituding Facebook melawan tindakan hukum. Apa sebabnya? Dilaporkan CNet, Selasa (5/11), perusahaan itu telah menggunakan spyware bernama Pegasus untuk meretas sejumlah pengguna WhatsApp.
Perusahaan mata-mata Israel, NSO Group dituding Facebook melawan tindakan hukum. Apa sebabnya? Dilaporkan CNet, Selasa (5/11), perusahaan itu telah menggunakan spyware bernama Pegasus untuk meretas sejumlah pengguna WhatsApp.
Laporan CNet mengatakan, informasi ini bermula pada laporan di Mei 2019. Facebook meminta NSO Group bertanggung jawab atas peretas yang memasang spyware di ponsel. Saat sistem sypware ini menyusup, target peretasan tidak perlu mengangkat atau mengambil tindakan lain. Artinya, pengguna iPhone dan Android tidak akan menyadari serangan tersebut.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Fitur baru apa yang sedang disiapkan oleh WhatsApp? WhatsApp akan meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pengguna saling terhubung tanpa nomor telepon.
-
Kapan WhatsApp merilis fitur edit pesan? Terbaru, pada Mei 2023 lalu WhatsApp telah merilis fitur edit pesan.
-
Apa itu status online WhatsApp? Fitur yang menjadi ciri khas pengguna WhatsApp atau WA adalah status online yang menunjukkan aktivitas pengguna.
Tuduhan Facebook yang dilayangkan ke NSO Group dibantah. Menurut juru bicara NSO, perusahaannya bertujuan menyediakan teknologi bagi badan intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi.
"Untuk membantu mereka memerangi terorisme dan kejahatan serius. Teknologi kami tidak dirancang atau dilisensikan untuk digunakan terhadap aktivis hak asasi manusia dan jurnalis. Teknologi ini telah membantu menyelamatkan ribuan nyawa selama beberapa tahun terakhir," katanya.
Meskipun spyware seperti Pegasus dan exploit WhatsApp tidak tersebar luas, malware tersebut digunakan untuk serangan yang ditargetkan pada orang-orang tertentu. WhatsApp mengatakan dengan yakin bahwa sekitar 1.400 orang menjadi sasaran eksploitasi panggilan telepon, termasuk wartawan, pengacara, aktivis hak asasi manusia, pejabat pemerintah, pembangkang politik dan diplomat.
(mdk/faz)