Bank Digital Bank Neo Commerce Incar 15 Juta Nasabah Baru Tahun Depan
Sebagai bank digital, Bank Neo Commerce menargetkan memiliki 15 juta nasabah baru pada tahun depan (2022). Alhasil, total nasabah bank digital dengan nama BNC ini akan mencapai 28 juta nasabah.
Sebagai bank digital, Bank Neo Commerce menargetkan memiliki 15 juta nasabah baru pada tahun depan (2022). Alhasil, total nasabah bank digital dengan nama BNC ini akan mencapai 28 juta nasabah.
"Pertumbuhan nasabah ini didorong ekosistem digital dan inovasi berkelanjutan yang kami lakukan pada tahun depan. Pertama, Digital Financial Services yang fokus pada payment & transaction menggynakan metode QRIS. Kedua, digital Financial Social yang memungkinkan interaksi antar nasabah BNC sekaligus menjadi pelopor gamification di aplikasi digital dan ketiga, Digital Financial Connector yang lebih banyak ke arah B2C, connecting antara bisnis dan kustomer," ujar Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce, dalam keterangan pers usai paparan publik, kemarin (29/12).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dicapai BRI dalam digitalisasi perbankan sehingga meraih penghargaan spesial? BRI pun berhasil membuktikan transformasi digitalnya yang mendapatkan apresiasi penghargaan spesial sebagai bank dengan Transformasi Digital kategori Sustainability oleh IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023 di Mainhall Bursa Efek Indonesia, Jakarta (20/9).
-
Siapa yang menerbitkan Rupiah Digital? Rupiah Digital hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital dilakukan? Langkah awal pengembangan Rupiah Digital BI melalui Proyek Garuda adalah dengan menerbitkan White Paper sebagai komunikasi kepada publik terhadap rencana pengembangan Rupiah Digital.
Tjandra menjelaskan, langkah strategis terdekat BNC adalah meluncurkan layanan digital lending di ekosistem digitalnya pada pertengahan Januari 2022 di aplikasi neobank. Selanjutnya, BNC juga akan kembali menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) VI.
Dalam aksi keuangan ini, perseroan menargetkan mendapatkan dana segar Rp 5 triliun, dobel dari HMETD V pada Desember 2021. HMETD ke-6 ini akan dilakukan pada kuartal I 2022.
"Dari target dana Rp 5 triliun itu, 50-60 persen akan digunakan investasi di teknologi. Bank digital adalah perusahaan tech-bank atau teknologi bank. Sebagai bank digital, BNC harus investasi ke teknologi seperti soal keamanan transaksinya, kecepatan dalam bertransaksi, kenyamanan aplikasi bank digital bila digunakan oleh jutaan nasabahnya secara bersamaan, dan sebagainya. Maka itu, fokus kami setelah berkomitmen bertransformasi menjadi bank digital adalah investasi di bidang teknologi," katanya.
Setelah investasi ke teknologi, lanjut dia, sekitar 30-40 persen dana digunakan untuk operasional dan sisi sumber daya manusia supaya SDM kami selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini. Maka itu, kami akan banyak melakukan pelatihan-pelatihan supaya menjadi bank digital terdepan di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2021, aset BNC tercatat naik signifikan, yaitu 49,16 persen menjadi Rp 8,8 triliun dibandingkan Desember 2020. Dari sisi perolehan Dana Pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 69,3 persen menjadi Rp 6,67 triliun.
Sebagai catatan, beban pemasaran perusahaan meningkat drastis 1.346 persen seiring kenaikan jumlah nasabah Bank Neo Commerce. Per kuartal III tahun ini, rasio non performing loan (gross) terhadap total kredit bersih bank turun menjadi 4,36 persen dari 4,74 persen. Adapun, Loan to Funding Ratio (LFR) menjadi 57,5 persen dibandingkan September 2020 yang 96,7 persen.
(mdk/sya)