Bermodal jual PS3, Fauzil bikin aplikasi Alquran digital
Saat ini aplikasi tersebut sudah diunduh 1 juta.
Membangun bisnis aplikasi tak semudah yang dibayangkan, kendati bisnis ini tak perlu tempat luas dan sumber daya manusia melimpah. Bisnis ini cukup bergerak di sebuah rumah kontrakan dengan jumlah SDM seperlunya seperti yang dilakukan The Wali Studio, perusahaan beroperasi di Komplek Perumahan Pos dan Giro, Jalan Purbakencana, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Sepintas aktivitas The Wali Studio seperti rental komputer, beberapa karyawan serius memelototi layar laptop masing-masing. Namun di balik aktivitas itu mereka menghasilkan berbagai produk aplikasi yang sudah didownload atau unduh jutaan orang.
Salah satu produk unggulan The Wali Studio adalah My Quran. Produk ini menjadi aplikasi Al Quran paling lengkap dan populer di Indonesia. Dengan aplikasi ini orang cukup membaca Al Quran lewat smartphone.
The Wali Studio, Fauzil Hamdi, menyebutkan kini aplikasi My Quran sudah didownload lebih dari 1 juta kali, sedangkan versi berbayarnya didownload lebih dari 5.000 kali,” kata CEO The Wali Studio, Fauzil Hamdi, Jumat (9/10).
Kelebihan lain, sambung pria 30 tahun ini, baru-baru ini My Quran mendapat sertifikasi dari Kementerian Agama. Dengan demikian pengguna tidak perlu ragu akan kesahihan ayat-ayat di dalam My Quran. “Dengan sertifikasi ini kami ingin pengguna yakin, tidak ragu membaca My Quran,” kata Fauzil, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
The Wali Studio merupakan salah satu perusahaan aplikasi yang produk-produknya populer di Indonesia. The Wali Studio resmi dibentuk pada 2012, meski Fauzil membuat produk pertamanya, My Quran, setahun lebih dulu. Ia menuturkan, pendirian The Wali Studio tidak mudah, ia harus keluar dari sebuah perusahaan game ternama di Bandung, merogoh modal awal hingga menguras tabungan.
Berwiraswasta di bidang digital minimal harus punya laptop yang tersambung ke internet. “Saat beli laptop secara online, saya malah kena tipu. Modal awal yang sudah saya kumpulkan habis semua,” cerita ayah dua anak ini. Maka untuk mendapatkan sebuah laptop, ia terpaksa menjual PS3 kesayangannya. Dana pas-pasan dari hasil penjualan PS ia jadikan modal awal operasional perusahaan.
Grafik The Wali Studio mulai merangkak naik. Ketika The Wali Studio resmi dilaunching, Fauzil merekrut dua orang teman seangkatannya, yakni Pipin Indrawan dan Agung Syarifudin. Mereka juga merekrut karyawan.
Pembuatan aplikasi My Quran diilhami kebiasaan Fauzil yang biasa membaca Al Quran lewat ponsel. Ia yakin, di era digital ini banyak orang lain melakukan kebiasaan tersebut. Maka sarjana Politeknik Negeri Bandung jurusan informatika ini merancang aplikasi Quran digital dengan pendekatan game. “Agar tampilan Quran digital menarik,” katanya.
My Quran didukung platform, Android, Windows Phones, IOS dan Blackberry 10. Aplikasi ini berisi fitur-fitur Al Quran 30 Juz mushaf Madinah, kumpulan doa dalam Al-Quran, bookmark ayat, cara pelafalan atau qori, tampilan perhalaman, bisa otomatis menyimpan surat terakhir yang dibuka, fungsi pencarian, dan lain-lain.
Selain membuat aplikasi islami, Fauzil juga memproduksi game, salah satunya adaptasi dari permainan tradisional kelereng. Game ini bertajuk The Tels of Marbel yang menceritakan si Jack, kelereng jagoan yang punya misi menyelamatkan kelereng-kelereng lain yang terperangkap.
The Tels of Marbel memiliki aturan seperti permainan kelereng tradisional dipadukan dengan teknik modern, misalnya kemampuan si Jack bisa di-power up sebagaimana yang ada dalam game-game modern, ia bisa meningkatkan kecepatan, memakai kostum dan kacamata. Dan masih banyak lagi produk-produk The Wali Studio yang dapat diakses di www.thewalistudio.com.
Baca juga:
Ridwan Kamil apresiasi penonaktifan PTS yang bermasalah di Bandung
Benahi tata kelola air, Pemkot Bandung dapat Rp 75 M dari Belanda
5 Tempat ngopi asyik di Bandung
Bobotoh cantik ini samakan Atep dengan Christiano Ronaldo
Berpetualang bersama Komunitas Land Rover Club Bandung
Mitos malaikat menyamar di balik terbentuknya Situ Bagendit
7 Taman unik di Bandung yang asyik buat nongkrong
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).