Bos Google Diduga Singgung Apple Soal Privasi
CEO Google, Sundar Pichai, dalam sebuah kolom yang diterbitkan di The New York Times, menilai menjual privasi sebagai barang mewah bukanlah pendekatan yang benar dari perspektif pelanggan.
CEO Google, Sundar Pichai, dalam sebuah kolom yang diterbitkan di The New York Times, menilai menjual privasi sebagai barang mewah bukanlah pendekatan yang benar dari perspektif pelanggan.
Ia pun menegaskan, Google menganut filosofi yang berbeda soal privasi, tidak seperti sejumlah kompetitornya yang menerapkan hal tersebut.
-
Mengapa Apple melakukan investasi di Indonesia? Untuk dapat memasarkan produknya di Indonesia, Apple melakukan hal yang berbeda dengan yang umumnya dilakukan dengan perusahaan smartphone lainnya.
-
Bagaimana Apple memenuhi persyaratan untuk masuk ke pasar Indonesia? Apple memang telah patuh terhadap peraturan yang ada sehingga bisa masuk dan melakukan pemasaran di Indonesia. Dengan memenuhi peraturan milik Indonesia, seperti yang juga dilakukan oleh perusahaan asing lain, Usman mengira bahwa pemerintah telah memberikan akses yang setara kepada semua perusahaan, termasuk kepada perusahaan Starlink yang juga akan masuk ke pasar retail Indonesia.
-
Kapan Bill Gates dan Microsoft membantu Apple? Pada tahun 1997, ketika Apple berada di ambang kebangkrutan, Gates dan Microsoft memainkan peran penting dalam menyelamatkan perusahaan tersebut.
-
Bagaimana Apple merespon ketertinggalan di bidang AI? Berbagai perusahaan teknologi, terutama yang berkutat di industri ponsel, telah menyoroti sekaligus mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai perangkat mereka. Apple pun telah menyusul langkah adopsi teknologi AI tersebut, seperti dengan mengakuisisi lebih dari 30 perusahaan rintisan AI sejak 2023.
-
Apa tujuan utama Tim Cook datang ke Indonesia? Bos besar Apple ini punya misi datang ke Indonesia, terutama di Kota ini. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Tim Cook, CEO Apple akan datang ke Indonesia. Direncanakan bila sesuai jadwal, 20 April mendatang ia akan berkunjung ke negeri ini. "Tim Cook mau datang tanggal 20 April," ujar Menkominfo Budi di Jakarta, Kamis malam (21/3). Kata Menteri Budi, kedatangan Tim Cook ke Indonesia dalam rangka meninjau Apple Academy. Apple academy adalah salah satu program resmi dari Apple, untuk mengembangkan talenta di bidang IT. "Dia mau meninjau Apple Academy di BSD (Bumi Serpong Damai),"
-
Apa yang menjadi syarat bagi Apple untuk memasarkan produknya di Indonesia? Apple melakukan hal yang berbeda dengan yang umumnya dilakukan dengan perusahaan smartphone lainnya. Alih-alih membangun pabrik di Indonesia, Apple justru melakukan investasi dalam bentuk lain di negara ini, yang terakhir senilai Rp 1,6 triliun, sebagai syarat pemenuhan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dikutip dari Softpedia via Liputan6.com, Senin (13/5), Pichai dalam tulisan itu disebut menyinggung Apple sebagai kompetitor yang dimaksudnya, meski tak ada nama Apple tertulis. Namun, banyak pihak meyakini kompetitor yang dimaksud adalah Apple.
Jajaran produk Apple, terutama iPhone, telah lama dipasarkan sebagai perangkat yang menawarkan privasi tanpa kompromi. Produk Apple sendiri dikenal sebagai barang mewah karena harga jual yang mahal.
Pichai mengatakan, privasi merupakan hak yang dimiliki setiap orang, terlepas dari berapa banyak mereka haarus membayar untuk suatu produk.
"Kami tetap fokus pada berbagai produk dan fitur yang membuat privasi sebagai kenyataan, yaitu semua orang. 'Semua orang' adalah filosofi inti bagi Google, ini dibangun di dalam misi kami untuk menciptakan berbagai produk yang dapat diakses secara universal dan berguna," jelas Pichai.
"Kami memutuskan untuk mengambil pendekatan privasi yang sama. Itu artinya privasi tidak bisa menjadi barang mewah yang ditawarkan hanya kepada orang-orang yang mampu membeli produk dan layanan premium. Privasi harus sama-sama tersedia untuk semua orang di dunia," lanjutnya.
Pichai pun dalam tulisanya menegaskan, Google tidak akan pernah menjual informasi pribadi apa pun kepada pihak ketiga. Menurutnya, pengguna selalu memegang kendali penuh atas data mereka, dan berbagai tool baru Google yang diperkenalkan baru-baru ini sebagai bukti nyata atas klaimnya tersebut.
Selain itu, ia juga menyerukan dibutuhkan lebih banyak regulasi dalam konteks perlindungan data di Amerika Serikat (AS). GDPR di Eropa dinilai sebagai undang-undang yang bisa menjadi rujukan AS.
Google, kata Pichai, menilai AS akan mendapatkan manfaat dari mengadopsi undang-undang privasi komprehensif sendiri.
"Idealnya, undang-undang privasi mengharuskan semua bisnis untuk menerima tanggungjawab atas dampak pemrosesan data mereka dengan cara menciptakan perlindungan yang konsisten, serta universal bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan," ungkapnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty
(mdk/faz)