Deretan Fakta Soal Awan Cumulonimbus yang Selimuti Makassar, Bentuknya Mirip Tsunami!
Deretan Fakta Soal Awan Cumulonimbus yang Selimuti Makassar, Bentuknya Mirip Tsunami!
Sebuah fenomena alam berupa awan cumulonimbus muncul di langit kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hal ini terjadi di hari pertama tahun baru 2019 kemarin, dan terlihat jelas di kawasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Uniknya, Awan cumulonimbus ini memiliki bentuk seperti gelombang tsunami.
Foto-foto awan cumulonimbus berbentuk tsunami tersebut pertama kali diunggah akun media sosial Instagram @makassar_iinfo. Foto dan video yang diunggah tersebut langsung mengundang komentar peselancar dunia maya.
-
Bagaimana para ilmuwan mendeteksi fenomena ini? Penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
-
Apa yang dipelajari dari alam? Alam memberikan pelajaran tentang kebesaran dan kerendahan hati secara sekaligus.
-
Bagaimana Sains menjelaskan pengalaman di Surga? Dikutip dari NewsWeek, Selasa, (22/8), memberikan hipotesis bahwa surga bukanlah suatu tempat yang benar-benar ada atau nyata, melainkan proses atau bahkan peristiwa supranatural yang terjadi pada otak manusia ketika sudah meninggal atau ketika tidak bekerja.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Muhammad Fajrin mengatakan, fenomena awan unik tersebut berlangsung selama 15 menit.
"Awalnya muncul dari pukul 08.00 wita. Yah kurang lebih 15 menit berlangsungnya," kata Fajrin via pesan singkat.
Berikut 4 fakta munculnya awan cumulonimbus yang menyerupai gelombang tsunami yang dilansir Merdeka.com dari Liputan6.com.
1. Berlangsung Selama 15 Menit
Muhammad Fajrin, seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan mengatakan, fenomena awan unik tersebut berlangsung selama 15 menit.
"Awalnya muncul dari pukul 08.00 Wita. Yah kurang lebih 15 menit berlangsungnya," kata Fajrin via pesan singkat.
2. Cuaca Mendung Gelap
Menurut seorang petugas salah satu maskapai penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Muhammad Fajrin, kemunculan fenomena bentuk awan tersebut, tak hanya menggegerkan masyarakat pengguna jasa Bandara, melainkan para petugas Bandara pun tertarik untuk mengabadikan momen langkah di awal tahun 2019 itu.
"Awalnya hanya mendung biasa dan cuacanya gelap sekali. Tidak lama berselang, angin cukup kencang dan terbentuk awan ombak yang jalan, itu terjadi sekitar 10 sampai 15 menit sebelum awannya terbongkar," kata Fajrin.
Fenomena bentuk awan yang menyerupai gelombang tsunami itu, kata dia, hanya menghasilkan hujan gerimis.
"Saya melihat proses terjadinya awan membentuk ombak itu karena dorongan angin," tutur Fajrin.
3. Lazim Terjadi
Menanggapi fenomena awan tsunami tersebut, Forecaster on Duty Stasiun Meteorologi Raden Inten, Rahmat, saat dihubungi Liputan6.com mengatakan, bentuk awan tersebut sangat lazim terjadi.
"Itu awan kombinasi dari berbagai awan, awan cumulonimbus, awan rendah stratus, dan awan menengah dan tinggi," ungkap Rahmat.
Namun demikian, Rahmat menjelaskan, awan ini membawa potensi hujan lebat yang disertai angin kencang.
Bentuk awan yang menyerupai gelombang tsunami ini juga pernah terjadi di beberapa negara, salah satunya di Sydney, Australia pada 2015. Awan tsunami tersebut diabadikan fotografer Reuters di Pantai Bondi.
Meski bentuknya menyeramkan, namun awan ini dianggap tidak berbahaya lantaran hanya fenomena yang terjadi karena udara lembab bercampur dengan angin yang dingin.
"Kami sendiri belum menemukan literatur tentang awan berkaitan dengan gempa," ungkap Rahmat menambahkan.
4. Peristiwa Alam
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Dwi Lestari Sanur menjelaskan, fenomena awan yang menyerupai gelombang tsunami di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar tersebut merupakan peristiwa alam yang dikenal dengan nama cell awan cumulonimbus.
Cell awan cumulonimbus yang cukup besar, kata Dwi, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir juga angin kencang.
"Untuk periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya bisa hingga 1-2 jam," kata Dwi via pesan singkat.
Menurutnya, dari hasil prakiraan BMKG, fenomena bentuk awan yang menyerupai gelombang ombak tinggi tersebut, saat ini pertumbuhannya juga berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulsel.
"Khususnya pesisir barat dan selatan," sang prakirawan BMKG menyebut.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Devina Prastiwi
Baca juga:
Penjelasan Ilmiah Soal Nikmatnya Mendengarkan Musik Sebelum Tidur
4 Ramalan 2019 Nostradamus, Pemanasan Global Hingga Perang Dunia III!
Meski Kurang Dikenal, 7 Dinosaurus ini Jauh Lebih Seram Dari T-Rex!
7 Fakta Mencengangkan Soal Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit
Melihat Cara China Kloning Hewan Peliharaan
Simulasi Alat Deteksi Radiasi Buatan Anak Bangsa
6 Perilaku Sehari-hari Manusia yang Tak Disadari Rusak Lingkungan