East Ventures Siap Investasi ke Startup dari Seluruh Sektor Industri di Indonesia
East Ventures, perusahaan modal ventura (venture capital) yang fokus ke pendanaan tahap awal (seed funding), terbuka terhadap perusahaan rintisan (startup) dari seluruh sektor industri di Indonesia. Negara republik ini dinilai memiliki potensi besar dengan ekosistem startup yang baik dan mapan.
East Ventures, perusahaan modal ventura (venture capital) yang fokus ke pendanaan tahap awal (seed funding), memusatkan fokus investasinya di Indonesia dan terbuka bagi startup di seluruh sektor industri atau yang lebih dikenal dengan istilah sector agnostic. Hingga hari ini, East Ventures telah mendukung ratusan startup baik itu dari industri e-commerce, media, finansial, logistik, kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan pendidikan.
Dari segi penargetan pangsa pasar, East Ventures mendanai startup dengan model B2C (Business to Customer) dan B2B (Business to Business).
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Siapa yang terlibat dalam studi tentang penggunaan platform digital di pedesaan Indonesia? Menko Airlangga memberikan apresiasi atas penelitian yang telah dilakukan oleh DFS Lab dan RISE Indonesia dengan dukungan Bill and Melinda Gates Foundation. Studi yang melibatkan multipihak tersebut akan mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan pedesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.
Melisa Irene, Partner East Ventures, mengatakan Indonesia memiliki ekosistem startup yang sangat baik dan semakin mapan. East Ventures optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi negara terbaik di era digital. East Ventures akan terus mendukung pertumbuhan ekosistem digital yang dapat membawa dampak positif bagi Indonesia.
"Pasar Indonesia juga menjanjikan karena masih banyak masalah yang dapat diselesaikan melalui teknologi dan aplikasi digital, sehingga menjadikan Indonesia salah satu negara yang paling menarik minat bagi investor untuk berinvestasi," ujar Melisa di Jakarta, kemarin.
Sebagai negara keempat terbesar di dunia, East Ventures melihat Indonesia memiliki potensi pasar ekonomi yang besar dan unik. Rumah dari 264 juta orang ini memiliki jumlah pengguna internet terbesar di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 171 juta penduduk. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki ekonomi internet terbesar di kawasan Asia Tenggara sebesar US$ 27 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) tercepat sebesar 49 persen periode 2015-2018.
Tahun ini, East Ventures memperkenalkan hipotesis investasi baru, yakni New Consumption. Beberapa portofolio East Ventures yang sejalan dengan hipotesis tersebut adalah Fore Coffee dan The FIT Company, startup yang memanfaatkan teknologi dalam membangun wellness ecosystem dengan misi membantu individu mencapai tujuan hidup sehat.
"Saat pertama kali bertemu dengan tim East Ventures, kami langsung merasa cocok terhadap visi dan misi yang diusung. Kami yakin kemitraan dengan East Ventures akan membawa dampak luar biasa positif untuk kedua belah pihak," kata Jeff Budiman, CEO dan Co-founder The FIT Company, di tempat yang sama.
Elisa Suteja, mantan analis East Ventures yang kini menjabat Deputy CEO Fore Coffee, mengungkapkan dua nilai penting dari East Ventures yang dipelajarinya adalah kecepatan dan integritas. Kecepatan bukan hanya berarti mengeksekusi sesuatu dengan cepat, tapi juga cepat belajar dari kesalahan dan terus beradaptasi. Integritas berperan sebagai pondasi dari setiap langkah cepat yang kami lakukan. Bahwa meski kami terus bergerak, terdapat nilai moral utama yang berperan sebagai pedoman.
"East Ventures adalah mitra yang baik dan banyak memperkenalkan kami kepada berbagai mitra strategis serta membantu The FIT Company bersinergi dengan portofolio East Ventures lainnya, salah satunya Fore Coffee. Mereka telah membuka mata kami dan kami sangat semangat dengan masa depan perjalanan ini," ucap Jeff.
East Ventures didirikan tiga orang co-founder yang menjabat sebagai Managing Partners East Ventures. Mereka adalah Willson Cuaca dan Batara Eto asal Indonesia, serta Taiga Matsuyama (Jepang).
East Ventures dinobatkan sebagai modal ventura paling aktif di Indonesia dan Asia Tenggara oleh Tech in Asia pada awal tahun ini. East Ventures juga meraih predikat sebagai seed investor paling aktif di dunia pada tahun 2018 oleh Crunchbase.
Selain mendukung berbagai startup, East Ventures juga mengembangkan tiga proyek internal di Indonesia yaitu CoHive, Warung Pintar dan Fore Coffee. Ketiga proyek tersebut berhasil menemukan produk yang tepat untuk pasar (product market fit) dan kemudian berdiri menjadi startup mandiri.
(mdk/sya)