Ekor Kucing Ternyata Bisa Jadi Alat "Komunikasi"
Ekor itu terdiri dari 18 hingga 23 tulang kecil yang disebut vertebra kaudal.
Para ilmuwan menemukan bahwa ternyata kucing tidak hanya menggunakan ekornya untuk menjaga keseimbangan, tetapi juga sebagai bagian dari bahasa tubuh untuk mengekspresikan emosi.
Menurut penelitian, kucing mengandalkan mata, telinga, tubuh, dan ekor untuk menunjukkan rasa takut, marah, gembira, puas, dan rasa ingin tahu mereka. Seperti yang kita ketahui, ekor kucing sangatlah fleksibel, ekor itu terdiri dari 18 hingga 23 tulang kecil yang disebut vertebra kaudal.
-
Kenapa kucing muntah cacing? Penyebab kucing muntah cacing, biasanya terjadi karena infeksi jenis cacing parasit di dalam tubuhnya. Seperti cacing gelang, cacing, tambang, cacing pita, atau cacing hati. Dari beberapa jenis ini, yang paling umum menyebabkan infeksi adalah cacing gelang.
-
Kapan kucing itu ditemukan? Bulan lalu, Benny dan Susanne Anguiano akhirnya dipertemukan kembali dengan kucing mereka, Rayne Beau.
-
Bagaimana kucing berkeringat? Kucing memiliki kelenjar keringat terletak di bagian bawah bantalan kakinya. Kelenjar ini berbeda dari manusia yang memiliki kelenjar keringat di seluruh tubuh.
-
Kutu kucing apa saja yang sering dialami kucing? Kutu kucing menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami hewan lucu ini.
-
Kucing mengeong untuk apa? Para pemilik kucing tentu saja akan tahu bahwa sebetulnya meongan kucing tidaklah memiliki arti yang sama. Ketika kucing marah, bahagia atau meminta makan bahkan perhatian mereka akan mengeong dengan cara yang berbeda.
-
Kapan kucing mengeluarkan suara getaran? Biasanya, suara getaran ini akan keluar ketika si kucing mendapatkan apa yang ia sukai, seperti memberikan camilan atau mengelus-elus mereka.
Ketika kucing merasa emosional, otak mereka mengirimkan sinyal ke otot-otot di ekor melalui saraf pudendal.
"Komunikasi ini hampir terjadi seketika, memungkinkan kucing menggerakkan ekornya dengan cepat dan tepat," kata Reda Mohamed, dosen anatomi hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, Washington State University College, kepada Live Science.
Mengutip dari Live Science, Selasa (10/12), ekor yang mengarah ke atas menandakan pendekatan yang ramah dan sosial, kata Mikel Delgado, ahli perilaku hewan di Universitas Purdue di Indiana.
Namun, ekor yang mengarah ke atas tidak bersifat universal. Studi doktoral tentang komunikasi pada kucing peliharaan dan kucing liar menemukan bahwa kucing liar, meskipun menunjukkan banyak perilaku sosial yang sama seperti kucing peliharaan, tidak menggunakan sinyal "ekor ke atas" dalam interaksi bersahabat.
Ini menunjukkan bahwa sinyal "ekor ke atas" berkembang selama proses domestikasi.Ekor yang bergetar sering menunjukkan kegembiraan, kata Delgado. Sementara itu, ekor yang mengembang biasanya merupakan respons terhadap ancaman, seperti melihat kucing lain di luar, dan diasumsikan sebagai upaya pertahanan diri untuk membuat diri mereka tampak lebih besar, menurutnya.
- Tembok Penangkaran Sempat Jebol, Belasan Buaya Akhirnya Dipindahkan dari Cianjur ke Sumsel
- Kecelakaan Maut Truk Tangki di Koja Jakut, Tiga Orang Meninggal Dunia
- Ekor Kuda atau Cepol, Gaya Kuncir Ini Bisa Ungkap Kepribadian
- Kenalan dengan Uniknya Tari Kukupu Khas Jawa Barat, Adopsi Siklus Hidup Serangan dengan Elemen Balet
Reaksi ini mirip seperti manusia yang merinding ketika ketakutan.Manusia memiliki otot kecil yang disebut arrector pili di pangkal folikel rambut kita. Ketika kita takut, otot-otot ini akan berkontraksi, lalu rambut akan berdiri tegak.
Begitu juga dengan kucing, mereka memiliki otot yang sama di pangkal ekornya, dan ketika merasa terancam, otot-otot ini menyebabkan ekor mereka mengembang, membuat mereka tampak lebih besar dan menakutkan.
"Ekor yang diturunkan (ekor ke bawah) biasanya dikaitkan dengan rasa takut, karena kucing mencoba mengecilkan dirinya atau melindungi dirinya," kata Delgado.
Kucing yang ketakutan juga bisa menyembunyikan ekornya di bawah atau melilit tubuhnya. Jika kucing menepuk-nepukkan ekornya ke tanah atau menggerakkannya dengan cepat dari sisi ke sisi atau ke atas dan ke bawah, itu bisa jadi tanda bahwa mereka sedang marah.
Menafsirkan emosi kucing dari ekornya mungkin tampak sederhana, tetapi konteks juga penting. "Penting untuk diingat bahwa Anda tidak dapat mengetahui perasaan kucing hanya dengan melihat satu bagian tubuhnya," kata Delgado kepada Live Science.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia