Game kekerasan tak buat anak jadi nakal, ini penyebab sesungguhnya!
Memainkan game-game pertempuran juga bisa berdampak positif bagi anak-anak
Sejak lama, video-video game yang berbau kekerasan dan perkelahian dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat anak-anak menjadi lebih nakal. Namun, penelitian ilmuwan Universitas Oxford, Inggris, membuktikan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar.
Ilmuwan telah menemukan fakta mengejutkan di mana ada satu faktor lain yang menyebabkan anak-anak menjadi nakal setelah bermain game, yakni durasi atau berapa lama mereka memainkan game tersebut.
-
Kapan PSP Padang menjuarai turnamen HUT PSSI di Jakarta? Tahun 1982, PSP Padang yang ikut serta dalam turnamen HUT PSSI di Jakarta berhasil meraih kampiun.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Apa yang mendorong pertumbuhan pesat industri game di Indonesia? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.
-
Di mana anak-anak di Jakarta bermain layang-layang? Seperti yang terlihat di Jalan Inspeksi, Jakarta Barat, beberapa anak tampak asyik bermain layang-layang di pinggiran kali.
Anak-anak yang memainkan game yang tidak mengandung banyak kekerasan sekalipun, bisa berubah menjadi lebih hiperaktif, kerap berkelahi, dan lebih jahil di sekolah. Nah, mereka biasanya adalah anak-anak yang bermain game lebih dari tiga jam dalam sehari.
Oleh karena itu, ilmuwan Universitas Oxford menyatakan bila hal utama yang harus diwaspadai oleh orang tua bukan hanya jenis video game, tetapi juga waktu yang dihabiskan.
Untungnya, penelitian tersebut tidak ditemukan adanya hubungan antara game-game penuh kekerasan dengan kenakalan anak-anak dan prestasi akademik mereka di sekolah.
"Meskipun ada hubungan antara game dan perkembangan sikap anak-anak, kita tidak bisa mengatakan bila game menimbulkan sikap baik atau buruk pada anak-anak. Namun, kecil kemungkinan game bisa beresiko bagi mereka," ungkap Dr. Andy Przybylski, ilmuwan Universitas Oxford, Daily Mail (31/03).
Menariknya, anak-anak yang aktif memainkan game tertentu dengan durasi yang dibatasi bisa berdampak positif bagi perkembangan mental anak-anak. Misalnya, seorang anak yang memainkan video game berjenis pertempuran dalam tim terbukti memiliki masalah perasaan yang lebih sedikit dengan teman-teman mereka.
Baca juga:
Baru diperbaiki, robot penjelajah Mars justru kena amnesia
Jamur diklaim mampu selamatkan manusia dari kepunahan
Kini deteksi pencemaran air bisa dilakukan lewat pembalut
Ilmuwan ungkap 6 rumus Matematika untuk temukan cinta sejati