Hacker berulah, internet dunia amburadul
Akibat hal ini, sejumlah layanan penting berbasis web di dunia sempat ditutup.
Hari ini dunia dikejutkan oleh mandeknya trafik internet di berbagai negara. Ternyata, semua ini disebabkan oleh ulah Hacker.
Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (28/3), berbagai ISP di dunia melaporkan bahwa koneksi internet yang mereka sediakan bermasalah sehingga kecepatannya melambat. Anehnya, melambatnya kecepatan internet di seluruh dunia ini bukanlah akibat dari adanya kecelakaan infrastruktur fisik.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Ternyata, setelah diteliti, baru diketahui ada peran para peretas daam hal ini. Terlebih lagi, peretasan ini rupa-rupanya bisa dikategorikan dalam serangan hacker terparah sepanjang sejarah.
Akibat dari serangan ini pun tidak main-main. Netflix, beberapa sistem bank dunia, dan layanan email pun sempat terganggu.
Hingga kini, baru diketahui adanya serangan terhadap kelompok Spamhaus sebagai salah satu sasaran utama dalam aksi peretasan global ini. Spamhaus yang sehari-hari bertindak sebagai pengawas masuknya spam ke dalam email ini diduga telah disalahgunakan otoritasnya.
Cyberbunker menilai Spamhaus diserang dengan DDoS untuk menghancurkan lalu lintas internet dunia. Sehingga, banyak pihak yang merasa kelimpungan akibat hal ini.