Hacker Sinchan bobol email dan password polisi Australia
Klaim ini disampaikan dalam sebuah laman pastebin.
Meski serangan hacker Indonesia yang digalang Indonesia Security Down masih dihentikan hingga sekarang, ternyata masih ada saja hacker yang menyerang dunia maya Australia saat ini. Baru saja, muncul sebuah klaim bahwa hacker telah menguasai email dan password para polisi Australia.
Pantauan merdeka.com (22/11), sebuah laman pastebin tanpa identitas menuliskan bahwa tim hacker BlackSinchan yang terdiri dari BlackOne HaXor dan Sinchankeke baru saja mengambil beberapa email dan password milik polisi Australia. Mereka pun kemudian membeberkan 25 nama akun dan password milik polisi yang berhasil mereka bobol.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
Selain itu, mereka juga menambahkan beberapa username dan akun login untuk situs www.ndlerf.gov.au/secure. Namun, setelah dicek oleh merdeka.com, ternyata situs tersebut tidak bisa diakses.
Dalam laman ini sendiri hacker BlackSinchan menyatakan bahwa mereka bukanlah bagian dari Anonymous. Sehingga, aksi mereka sama sekali tidak dikoordinasikan dengan hacktivist terbesar dunia tersebut.
Adapun serangan ini dilakukan karena masih berkaitan dengan perang cyber di dunia maya Australia. Para hacker ini meminta agar Australia menghentikan tindakan mata-mata ke Indonesia.
"This is the payback for Spying Indonesia ! We Love Australia , We Love our Country ! BUT STOP SPYING AT MY COUNTRY !," tulis Blacksinchan.
Hacker ini sendiri berjanji akan mengungkapkan lebih banyak lagi akun milik pemerintah Australia. Namun, sebagai peringatan, akun dan email milik polisi inilah yang pertama kali mereka beberkan.
(mdk/nvl)