Ilmuwan Sebut Smartwatch Berpotensi Deteksi Covid-19 Sebelum Muncul Gejala
Ilmuwan Sebut Smartwatch Berpotensi Deteksi Covid-19 Sebelum Muncul Gejala
Berdasarkan penelitian para ilmuwan dari Mount Sinai Health System, diketahui bahwa smartwatch bisa membantu mendeteksi infeksi Covid-19. Bahkan, sebelum gejala dari penyakit tersebut muncul.
Menurut studi yang dikutip dari CBS News via Tekno Liputan6.com, arloji canggih tersebut itu dapat memainkan peran penting dalam membendung pandemi dan penyakit menular lainnya.
-
Kenapa smartwatch penting bagi pelari? Terjadinya peningkatan kesadaran akan pentingnya lari memicu kebutuhan baru akan teknologi yang dapat memaksimalkan potensi manfaat berlari. Dalam hal ini, smartwatch memainkan peran penting karena terdapat beberapa fitur yang memudahkan para pelari mendapatkan info tentang heart rate, jumlah step, jarak, dan berbagai fitur menarik lainnya dalam mengoptimalkan performa pelari.
-
Siapa yang menemukan teknologi sensor elektro optik di smartwatch dan smartphone? Namun, siapa sangka temuan ini berasal dari negara Israel.
-
Smartwatch apa saja yang cocok untuk anak remaja? Series Katfit One dari Createkat Smartwatch Rp799 ribu cocok untuk anak remaja atau di bawahnya. Dengan bahan strap TPU yang nyaman dan berbagai fitur menarik.
-
Bagaimana cara memilih smartwatch yang cocok untuk kebutuhan saya? Sebelum menginvestasikan dalam sebuah smartwatch, penting untuk memeriksa fitur-fitur yang disediakannya. Pilihlah smartwatch yang memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhanmu.
-
Siapa yang memanfaatkan data dari smartwatch untuk meningkatkan performa lari? Banyak pelari hanya mengandalkan energi atau stamina untuk mengukur intensitas latihan mereka. Namun, manfaat berlari akan semakin optimal ketika pelari menggunakan smartwatch untuk mengetahui data penunjang kesehatan lainnya, salah satunya monitor detak jantung. Hal dapat membuat sesi berlari ke tingkat berikutnya dengan menyediakan data berharga yang dapat mengubah pelari biasa menjadi pelari berbasis data.
-
Smartwatch mana yang cocok digunakan untuk aktivitas di luar ruangan? Dengan teknologi G-Sensor dan sertifikasi IP68, smartwatch ini ideal untuk melacak aktivitas fisik di luar ruangan.
Perangkat seperti Apple Watch, Garmin dan Fitbit dapat memprediksi apakah seseorang positif Covid-19, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala atau virus terdeteksi dengan tes. Pasalnya, jam tangan yang secara kontinu mengukur detak jantung pengguna, suhu kulit, dan ciri fisiologis lainnya dapat membantu mengenali infeksi virus corona beberapa hari sebelum seseorang didiagnosis.
Peringatan dini
Lalu studi dari Stanford University melaporkan bahwa 81 persen dari partisipan studi ini positif virus Covid-19 mengalami perubahan dalam detak jantung istirahat mereka hingga sembilan setengah hari sebelum gejala muncul. Menurut laporan studi tersebut, detak jantung sangat tinggi merupakan salah satu indikasi.
Selama studi ini para partisipan memakai berbagai perangkat sandang berbeda dari Garmin, Fitbit, Apple dan beberapa merek lainnya.
Menurut penelitian yang terbit di Nature Biomedical Engineering itu, para peneliti menggunakan data jam tangan pintar untuk mengidentifikasi hampir dua pertiga kasus Covid-19 empat hingga tujuh hari sebelum orang menunjukkan gejala. Studi tersebut memeriksa data dari 32 orang yang dites positif terinfeksi virus itu dari lebih dari 5.000 peserta.
Para peneliti juga telah menciptakan sistem alarm yang memperingatkan pemakainya bahwa detak jantung mereka telah meningkat untuk jangka waktu lama.
"Kami menyetel alarm dengan kepekaan tertentu sehingga akan berbunyi setiap dua bulan atau lebih," kata Michael Snyder, seorang profesor di Stanford University, yang memimpin penelitian tersebut.
"Ini masalah besar karena mengingatkan orang untuk tidak keluar dan bertemu orang," ujar dia menambahkan.
Perubahan Halus Detak Jantung
Sementara itu, para peneliti di Mount Sinai menemukan bahwa Apple Watch dapat mendeteksi perubahan halus pada detak jantung seseorang, yang dapat menandakan bahwa seseorang terkena virus corona, hingga tujuh hari sebelum mereka merasa sakit atau infeksi terdeteksi melalui pengujian.
"Tujuan kami adalah menggunakan alat untuk melakukan identifikasi pada saat infeksi atau sebelum orang tahu bahwa mereka sakit," kata Rob Hirten, asisten profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai.
Variabilitas Detak Jantung
Secara khusus, penelitian tersebut menganalisis metrik yang disebut variabilitas detak jantung - variasi waktu antara setiap detak jantung - yang juga mengukur seberapa baik sistem kekebalan seseorang bekerja.
"Kami sudah tahu bahwa penanda variabilitas detak jantung berubah seiring berkembangnya peradangan dalam tubuh, dan Covid-19 adalah peristiwa peradangan luar biasa," kata Hirten kepada CBS MoneyWatch.
"Ini memungkinkan kami untuk memprediksi bahwa orang terinfeksi sebelum mereka menyadarinya," ujar dia menambahkan.
Menurut studi tersebut, orang terinfeksi Covid-19 mengalami variabilitas detak jantung lebih rendah, atau, dengan kata lain, sedikit variasi waktu antara detak jantung, berbeda dengan individu yang negatif Covid.
Di sisi lain, variabilitas detak jantung yang tinggi juga tidak mencerminkan detak jantung yang meningkat. Namun, hal itu menunjukkan bahwa sistem saraf seseorang aktif, mudah beradaptasi, dan lebih tahan terhadap stres.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Arief Rahman Hakim