Ilmuwan Temukan Algoritma Cerdas Pencegah Bunuh diri
Ilmuwan temukan algoritma cerdas pencegah bunuh diri. Bunuh diri ternyata bisa dicegah dengan teknologi. Hal ini dikarenakan para ilmuwan kini sudah memiliki program komputer untuk mengidentifikasi orang dengan pemikiran ingin bunuh diri, berdasarkan pemindaian otak mereka.
Bunuh diri ternyata bisa dicegah dengan teknologi. Hal ini dikarenakan para ilmuwan kini sudah memiliki program komputer untuk mengidentifikasi orang dengan pemikiran ingin bunuh diri, berdasarkan pemindaian otak mereka.
Studi kecil ini dianggap penting untuk jadi pengembangan diagnosa berbagai gangguan kesehatan mental.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Melansir The Verge, studi ini dilakukan karena cara memprediksi bunuh diri itu adalah hal yang cukup mustahil. Sementara setiap tahunnya ada 1 juta orang meninggal secara global karena bunuh diri, akhirnya harus ada cara yang ditempuh.
Hal ini dilakukan dengan cara mengamati aktivitas otak dua kelompok orang dewasa, di mana ilmuwan melakukan pemindaian otak atau MRI dan mengklasifikasikannya ke golongan yang punya potensi bunuh diri dan tidak.
Metodenya adalah para relawan disuruh memikirkan kata-kata yang punya relasi ke bunuh diri. Dari situ, Ilmuwan memiliki alogoritma berbasis pembelajaran mesin yang bisa memprediksi seseorang memiliki keinginan bunuh diri atau tidak.
Ilmuwan mengklaim akurasinya 91 persen untuk orang-orang yang punya pemikiran bunuh diri, dan 94 persen untuk orang-orang yang benar-benar telah mencoba bunuh diri sebelumnya.
Studi ini ditulis oleh Marcel Just yang merupakan seorang psikolog dari Carnegie Mellon University.
Just menyebut algoritma ini bisa dikembangkan karena ketika kita memikirkan sesuatu, neuron di otak kita akan menyala dengan cara tertentu juga.
Jadi sebenarnya mendeteksi potensi bunuh diri sebenarnya bisa dilakukan, namun mahal karena pemindaian otak juga tidak murah.
Salah satu kritik dari uji coba ini datang dari pakar ilmu saraf dari University of Toronto, Blake Richards, yang menyebut tes ini kurang cocok untuk diagnosis karena pola aktivitasnya hanya merupakan korelasi, buikan sebab akibat.
(mdk/idc)