Ini 5 Hal yang Terjadi Pada Semesta di Hari Kiamat, Tak Mungkin Selamat?
Ini 5 Hal yang Terjadi Pada Semesta di Hari Kiamat, Tak Mungkin Selamat?
Kiamat merupakan konsep yang datangnya dari ajaran agama. Meski demikian, datangnya kiamat telah diprediksi oleh ilmuwan-ilmuwan papan atas. Tanpa cela, ilmuwan juga memprediksi bahwa alam semesta akan hancur.
Kiamat menurut ilmu pengetahuan sendiri, disebut terjadi karena beberapa hal yang bisa dijelaskan dengan sangat detil oleh bidang ilmu fisika.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang pengalaman mendekati kematian? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Namun ketika hal tersebut terjadi, kita masih belum tahu apa yang akan terjadi di sekitar kita. Bahkan prediksi dari para ilmuwan menyebut, umat manusia tak akan bertahan sehingga kehidupan di Bumi ini akan binasa.
Ilmuwan pun akhirnya berandai-andai tentang apa yang bisa diketahui ketika hari kiamat jika hal tersebut nantinya tiba. Terutama, soal bagaimana nasib alam semesta pasca semua kehancuran tersebut berakhir.
Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ulasan soal bagaimana nasib alam semesta pasca kiamat, seperti yang dilansir dari Listverse. Simak yuk!
Tidak Ada Bintang di Langit
Dalam ratusan milyar tahun mendatang, langit malam di Bumi akan terlihat sangat berbeda. Hal ini dikarenakan ternyata alam semesta ini 'membesar' layaknya berbagai benda langit yang bergerak dalam kecepatan cahaya. Hal ini tak akan terasa untuk saat ini, namun akan punya implikasi besar dalam waktu yang sangat lama.
'Membesarnya' alam semesta ini nanti akan melebihi batas horison kosmologis, yang tentu saat ini tak bisa kita raih karena perbedaan dalam hal kecepatan bergerak ruang dan waktu. Terlebih lagi 'dark energy' mempercepat pergerakan ini.
Hal ini nantinya membuat tak akan ada apa-apa di galaksi kita karena sudah melewati batasan horison kosmologis tersebut. Tak akan ada lagi bintang, planet lain, atau apapun karena langit akan kosong.
Tentu ini sejalan dengan apa yang kita bayangkan soal akhir dunia, di mana alam semesta kosong tanpa isi.
Matinya Matahari
Saat ini, alam semesta memiliki banyak sekali tipe bintang. Mulai dari bintang dwarf merah yang memendarkan cahaya merah, hingga dwarf putih yang seringkali kita lihat di langit. Namun ternyata ada juga bintang mati, yang terbentuk dari materi-materi yang telah hancur, dan disatukan oleh efek kuantum.
Saat ini, para astronom masih berasumsi bahwa bintang dwarf putih tidak akan pernah mati. Namun sebenarnya hal itu tidak melulu benar, karena sebenarnya bintang dwarf putih hanya memiliki 'harapan hidup' yang hampir tak terbatas, hingga alam semesta pun tak akan ikut 'membunuh' bintang ini. Namun hal ini tentu juga akan terjadi.
Matahari yang juga merupakan bintang, tak luput dari hal ini. Di masa depan yang masih sangat jauh, matahari akan makin kehilangan lapisannya sedikit demi sedikit, dan akan menjadi bintang dwarf putih saja. Dan ketika akhir dunia terjadi, matahari akan 'mendingin' dan mati.
Jika hal tersebut terjadi, matahari akan jadi bintang dwarf hitam. Bintang ini adalah bintang yang sangat 'dingin' hingga tak akan bisa kita lihat dengan mata manusia biasa.
Alam Semesta Didominasi Lubang Hitam
Di ratusan milyar tahun setelah Big Bang, jika peradaban manusia masih ada di saat tersebut, manusia tak akan bisa bertahan. Hal ini dikarenakan menurut prediksi para astronom, nukleon akan rusak dan setiap proton dan neutron di alam semesta ini akan hilang. Tubuh kita dan semua objek di alam semesta ini terbuat dari nukleon, yang tentau tak akan bertahan hingga titik ini.
Serta jika nukleon sudah 'hilang,' partikel sub-atomik yang tersisa hanyalah elektron dan positron. Dua partikel inilah yang jadi 'bahan bakar' dari lubang hitam atau black hole. Dengan ini, nantinya lubang hitamlah yang akan mendominasi alam semesta. Selain itu, lubang hitam ini akan memancarkan partikelnya sendiri, dan akan mengisi lagi alam semesta dengan foton dan graviton hipotetikal.
Makhluk Hidup 'Sederhana'
Ketika era lubang hitam sudah berakhir dan alam semesta sudah sirna, dan bahkan tata surya pun sudah hancur, hanya ada beberapa hal yang tersisa di alam semesta. Hanya partikel sub-atomik yang tersebar dan atom positronium yang tersisa.
Dalam hal ini, kemungkinan alam semesta, tata surya serta kehidupan mungkin akan terjadi lagi yang akan terbentuk dari partikel yang tersisa.
Namun karena partikel pembentuknya sangat sederhana dan belum terbentuk apapun, segalanya akan berjalan lambat. Para ilmuwan memprediksi jika sudah ada makhluk hidup di era tersebut, untuk membuat sebuah pemikiran saja butuh waktu milyaran tahun.
Jalan Keluar Dari Kiamat
Tentu 'kiamat' berarti hancurnya dunia dan hal ini secara ilmiah pun tak terlihat bisa dihindari. Namun para ilmuwan yang optimis, bisa menemukan cara untuk mencari 'jalan keluar' dari kiamat.
Kemungkinan terbesar untuk hal ini adalah menggunakan lubang hitam sebagai 'gerbang' untuk mencari kehidupan lain. Memang lubang hitam masih merupakan misteri. Namun para ilmuwan sangat optimis terhadap kemungkinan manusia memanfaatkannya. Salah satu yang getol adalah Stephen Hawking.
Meski demikian, teori modern menyebutkan bahwa batasan lubang hitam adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Para ilmuwan hanya mengetahui bahwa jika kita melewati 'gerbang' tersebut, kita tak akan kembali lagi.
Teori populer di dunia fisika ini pun masih belum bisa dibantah, dan hal ini masih terus jadi misteri hingga saat tersebut tiba.
(mdk/idc)