Ini jumlah kerugian finansial korban kejahatan cyber
Total kerugian akibat kejahatan online di Indonesia Rp 194.6 miliar
Kejahatan cyber kini makin merisaukan. Berbagai cara akan dilakukan penjahat cyber untuk mencuri informasi pribadi konsumen. Namun seiring dengan maraknya kejahatan cyber, masih banyak orang yang kurang mengerti akan bahaya cyber.
Berdasarkan data dari Norton by Symantec bulan Januari 2015 hingga Februari 2016, tercatat di Indonesia kerugian finansial akibat tindak kejahatan cyber mencapai Rp 7,6 juta orang per korban. Data tersebut, menurut Norton jelas bahwa masyarakat Indonesia masih kurang waspada terhadap bahaya cyber. Namun sayangnya, pihaknya tidak menjelaskan detail dari data tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
"Kalau dijumlahkan secara keseluruhan, data kami menunjukkan total kerugian akibat kejahatan online di Indonesia Rp 194,6 miliar," ujar Director Asia Consumer Business, Norton by Symantec, Chee Choon Hong kepada awak media di Jakarta, Selasa (8/3).
Tak hanya itu saja, hasil survei dari Norton menyebut jika masyarakat Indonesia kehilangan sekitar 33 jam waktunya selama satu tahun terakhir untuk berurusan dengan dampak dari kejahatan online.
Pun dengan kerugian emosionalnya. Di mana kerugian terbesar dari hal ini adalah ketika kejahatan cyber menyebabkan kerugian dari segi emosional kepada 5 dari 10 orang (52 persen) korban konsumen kejahatan cyber di Indonesia yang merasa marah setelah menjadi korban.
"Kami mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi informasi mereka secara online dan tidak pernah merasa puas dengan keamanan," katanya.
Baca juga:
Ini penyebab perempuan lebih rawan kehilangan data smartphone
AS gelar sayembara berhadiah, cari hacker sanggup retas Pentagon
PT Pindad rangkul hacker buat jaga kedaulatan Indonesia
Hacker sediakan informasi 20.000 orang anggota FBI
Remaja 16 tahun ketua grup hacker peretas CIA hingga FBI tertangkap