Integrasi jaringan XL dan AXIS sudah rampung 50 persen
"Penggabungan pelanggan XL dan Axis masih membutuhkan waktu terutama untuk stabilisasi jaringan."
Setelah masuknya PT Axis Telekom Indonesia menjadi bagian dari PT XL Axiata Tbk, maka langkah selanjutnya adalah proses pengintegrasian jaringan yang dimiliki keduanya.
Sampai saat ini, proses integrasi dua jaringan tersebut sudah mencapai 50 persen dan ditargetkan akan mencapai final pada kuartal pertama tahun 2015 mendatang.
"Penggabungan pelanggan XL dan Axis masih membutuhkan waktu terutama untuk stabilisasi jaringan," jelas Head of Strategic Partnership Development XL Axiata, Alvin I Aslam di Yogyakarta, seperti dikutip dari Antara (13/06).
Uji jaringan dan layanan XL digelar di sepanjang jalur kereta api dari Jakarta-Surabaya untuk memastikan kesiapan menghadapi lonjakan trafik saat Ramadan dan Lebaran 2014.
Menurut Alvin, pengerjaan integrasi jaringan selesai akhir Desember 2014 dan setelah itu memasuki masa stabilisasi selama 3 bulan, sehingga diharapkan pada kuartal I 2015 XL dan Axis sudah menjadi satu jaringan.
Sementara itu Direktur Service Management XL Ongki Kurniawan mengatakan, dalam aktivitas transformasi tersebut pihaknya fokus pada tiga hal, yaitu migrasi billing di mana semua pelanggan Axis, kartu perdana dan ritel outlet dimigrasikan ke XL.
Selanjutnya migrasi trafiknya sudah mencapai 60 persen dan meliputi nasional roaming di semua area layanan. Ia menambahkan, transformasi jaringan dilakukan pada perangkat radio, transmisi dan core jaringan.
"XL sangat siap menuntaskan transformasi jaringan karena merupakan investasi yang memang harus dijalankan. Langkah transformasi ini dalam jangka panjang sekaligus dapat mengadopsi teknologi Long Term Evolution (LTE) atau layanan seluler generasi ke empat (4G)," ujarnya.
Ia menambahkan, sejumlah wilayah yang sedang dalam tahap penyelesaian transformasi jaringan meliputi area Jakarta, Bogor, Surabaya dan Malang.
"Perbaikan jaringan untuk memastikan tingkat coverage dapat diperluas, penggunaan data semakin meningkat dan tidak ada komplain, serta tingkat drop call yang dapat ditekan," tegas Ongki.
Saat yang bersamaan juga dilakukan penyatuan kegiatan komersial antara XL dan Axis, yaitu menggabungkan aktivitas kampanye pemasaran.
Selanjutnya, penyatuan jaringan distributor tunggal yang dapat meningkatkan jaringan ritel Axis hingga 3,5 kali lipat dari sebelumnya, serta penggabungan customer services yang melayani pelanggan XL dan Axis sekaligus.
Terkait penyatuan dua identitas layanan merek XL dan Axis, Ongki mengatakan sejauh ini belum diputuskan, karena keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
"Axis identik dengan kalangan muda, karena punya segmen tersendiri. Namun sesuai pengalaman pada operator lain pengembangan dua merek dagang sekaligus sepertinya kurang berhasil," ujarnya.
Secara keseluruhan Ongki tidak bersedia merinci lebih detil nilai investasi yang dialokasikan perusahaan untuk membiayai proses integrasi XL-Axis tersebut.
"Tidak ada investasi khusus, karena biaya integrasi jaringan tersebut bagian dari dana operasional perusahaan (opex). Yang mahal itu hanya ketika XL membeli Axis yang nilainya mencapai 685 juta dolar AS," ujarnya.