Jual bisnis laptop Vaio, Sony bakal PHK 5.000 karyawan
Saat ini Sony sudah memutuskan untuk menghentikan produksi laptop Vaio
Penjualan notebook dan laptop Vaio yang lesu membuat Sony terpaksa menjual aset bisnis Vaio. Hal ini pun membuat 5 ribu karyawan yang bekerja dalam divisi tersebut terancam dirumahkan.
Dilansir VR-Zone (6/2), penjualan unit bisnis VAIO ini berarti bahwa akan ada total 5.000 PHK yang bakal dilakukan Sony secara global, yang mana 1.500 pekerja berasal dari divisi Sony Jepang.
-
Bagaimana Sony bisa menjadi Ajudan Presiden Jokowi? Jebolan Akmil tahun 2013 tersebut lantas dilirik Presiden Jokowi. Kapten Infanteri Sony Misturi terpilih menjadi asisten ajudan baru dari Presiden.
-
Mengapa Toshiba bangkrut? Kecurangan itu mulai terendus pada 2015. Berikut rentetan awal mula Toshiba terpuruk lalu bangkrut. Dulu, nama Toshiba melambangkan keunggulan dalam dunia elektronik. Televisi, komputer, sistem speaker, dan berbagai barang elektronik lainnya diproduksi oleh perusahaan ini.Maka tak heran, menjadikannya salah satu pilar dominasi industri elektronik Jepang yang disebut "Japan Inc". Namun, setelah 74 tahun berkiprah di bursa saham Tokyo, era gemilang Toshiba telah berakhir.
-
Kenapa keyboard laptop bisa macet? Masalah ini sering terjadi karena penggunaan yang berlebihan, atau karena terkena cairan.
-
Apa tanda bahaya utama yang menandakan baterai HP atau laptop bisa meledak? 7 Tanda Bahaya Baterai HP dan Laptop Bisa Meledak Berikut adalah tanda-tanda bahaya baterai HP dan laptop bisa menimbulkan ledakan.
-
Apa yang diberikan Sony Misturi kepada teman-temannya? Buku tersebut rupanya berisikan gambaran perjalanan hidup Sony hingga di titik sekarang. "Oleh karena itu saya dihadiahi sebuah buku yang menurut beliau bercerita tentang gambaran perjalanan hidupnya hingga sampai dititik ini agar saya bisa lebih mengenal beliau," ungkapnya.
-
Bagaimana proses Toshiba bangkrut? Dilansir dari BBC, Jumat (23/02), mulanya pada tahun 2015, ketika kecurangan akuntansi terungkap di berbagai divisi perusahaan dan melibatkan manajemen tingkat atas. Selama tujuh tahun, Toshiba telah menggelembungkan laba sebesar USD1,59 miliar dan pada tahun 2020 lebih banyak penyimpangan akuntansi yang terungkap. Selain itu, tuduhan-tuduhan terkait tata kelola perusahaan dan pengambilan keputusan pemegang saham juga mencuat. Investigasi tahun 2021 menemukan bahwa Toshiba telah berkolusi dengan kementerian perdagangan Jepang untuk menekan kepentingan investor asing. Pada tahun 2016, Toshiba dihadapkan pada krisis terkait bisnis nuklirnya setelah unit Amerika, Westinghouse Electric, mengajukan kebangkrutan. Hal tersebut menyebabkan kewajiban lebih dari $6 miliar bagi Toshiba. Perusahaan ini akhirnya menjual beberapa bisnisnya, termasuk telepon seluler, sistem medis, dan barang-barang rumah tangga. Toshiba bahkan terpaksa menjual unit chipnya, Toshiba Memory dalam sebuah kesepakatan yang tertunda karena perselisihan dengan mitranya. Padahal, bisnis chip merupakan salah satu aset paling bernilai bagi Toshiba. Di tengah era di mana perusahaan-perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam teknologi dan inovasi masa depan, Toshiba justru terpaksa menjual asetnya untuk mendapatkan uang tunai. Meskipun berhasil mendapatkan suntikan dana sebesar $5,4 miliar pada tahun 2017 dari investor asing, hal tersebut berarti pemegang saham memiliki lebih banyak pengaruh pada perusahaan. Setelah perdebatan panjang, Toshiba membentuk sebuah komite untuk menjajaki kemungkinan menjadikan perusahaan tersebut perusahaan swasta. Pada Juni 2022, Toshiba menerima delapan proposal pembelian, termasuk dari sekelompok investor Jepang yang dipimpin oleh Japan Investment Corp (JIC) yang didukung negara senilai $14 miliar. Rencana masa depan Toshiba dengan pemilik baru masih belum jelas. Namun, layanan digital dengan margin tinggi kemungkinan akan menjadi fokus utama. JIC memiliki rekam jejak dalam mengembangkan bisnis dari pabrikan besar, seperti divisi laptop Sony dan unit kamera Olympus. Meskipun demikian, proses restrukturisasi ini bukanlah perkara mudah. Toshiba bukan hanya sebuah perusahaan elektronik biasa dengan sejumlah 106.000 karyawan dan beberapa operasi yang dianggap penting untuk keamanan nasional, langkah-langkah selanjutnya perusahaan ini akan menjadi sorotan bagi banyak pihak yang terlibat.
Perusahaan investasi yang membeli divisi notebook Sony juga telah mengumumkan bahwa mereka hanya akan mempekerjakan 250 sampai 300 karyawan Sony yang akan dibagi dalam divisi desain, manufaktur pengembangan, dan divisi penjualan.
Terkait dilepasnya bisnis notebook dan laptop Vaio ini, Sony menyebutkan jika penurunan penjualan PC dikatakan sebagai alasan utama di balik keputusan untuk menjual bisnis VAIO. Sony menyatakan jika saat ini perusahaannya tidak akan lagi merancang dan mengembangkan produk baru dalam seri VAIO.
Berdasarkan lansiran tersebut, Mengalami kerugian sebesar USD 1,1 miliar yang mana sebagian besar defisit disebabkan lesunya penjualan global divisi TV dan notebook.
Dengan dilepasnya bisnis laptop dan notebook Vaio ini, maka Sony bisa fokus untuk mengurusi divisi mobile-nya yang meliputi smartphone, phablet, perangkat tablet.
Setelah kesepakatan akuisisi VAIO selesai, Sony akan langsung berkonsentrasi meluncurkan perangkat mobile dan tablet baru.
Pabrikan asal Jepang ini sudah memulai gencar memasarkan perangkat mobilenya dengan meluncurkan handset CODEC Sirius, smartphone seperti Xperia T2 dan Xperia E1 di gelaran Mobile World Congress akhir bulan lalu.
Baca juga:
Sony jual aset bisnis laptop Vaio
Steve Jobs pernah bermimpi 'suntik' Mac OS ke Vaio
Sony bantah jual Vaio untuk Lenovo
Sony getol siapkan Xperia Z2 (Sirius) dan Sony Tablet (Castor)
Buka-bukaan, Sony akui kepincut pesona Windows Phone