Kemkominfo Belum Pikirkan Tender Frekuensi Bekas Bolt dan First Media
Kemkominfo Belum Pikirkan Tender Frekuensi Bekas Bolt dan First Media
Frekuensi 2.3 GHz kini sudah dikembalikan lagi ke pemerintah. Frekuensi ini, sebelumnya ditempati Bolt, First Media, dan Jasnita. Sejauh ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) belum memutuskan sikap terkait dengan penggunaan frekuensi itu di masa mendatang.
"Soal itu nanti akan dilakukan pembahasan lagi. Frekuensi ini kan Sumber Daya yang terbatas. Terpenting haknya sekarang sudah kembali ke negara," ujar Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), Kemkominfo, Ismail usai acara konferensi pers mengenai pencabutan izin Bolt, First Media, dan Jasnita di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Jumat (28/12).
-
Mengapa keberadaan layanan OTT menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia? Kekhawatiran tersebut muncul karena saat ini masyarakat Indonesia, semakin ketergantungan dengan layanan OTT asing, yang teknologi dan inovasinya sangat berkembang cepat. Akan tetapi, hal ini justru bukan menguntungkan, malah menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia.
-
Mengapa Telkom menggarap segmen B2B? Hal ini juga sejalan dengan langkah Telkom yang tengah fokus menggarap segmen Business-to-Business (B2B).
-
Siapa yang mendorong Telkom untuk menerapkan keterbukaan informasi? Dalam sambutannya, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong seluruh perusahaan BUMN untuk terus menerapkan prinsip keterbukaan informasi dan program keberlanjutan demi terciptanya tata kelola perusahaan yang baik.
-
Apa jenis layanan infrastruktur telekomunikasi yang ditawarkan Alita dan PLN Icon Plus? Kerja sama akses teknologi ini melingkupi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi berbasis teknologi fiber to the home (FTTH), WiGig, dan fixed wireless access (FWA). Alita menggandeng Nokia sebagai salah satu mitra teknologi dalam kerja sama ini.
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
-
Apa yang ditawarkan dalam kolaborasi Vidio dan Telkomsel? Kolaborasi Vidio dan Telkomsel memberikan penawaran eksklusif menonton seluruh tayangan paket Vidio Diamond, termasuk Liga Inggris hanya dengan Rp1.000 (tidak termasuk PPN) untuk pelanggan baru IndiHomeTV, selama periode 1 hingga 31 Desember 2023.
Dilanjutkannya, belum ada sama sekali skenario atau rencana mendatang untuk melakukan tender di frekuensi tersebut. Meski begitu, pertimbangan penggunaannya akan dilakukan untuk industri.
"Pertimbangannya nanti pasti untuk kepentingan industri dan masyarakat. Itu yang paling penting dulu," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, kekosongan frekuensi itu karena ketiga perusahaan tersebut belum melunasi Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi selama dua tahun. Mulai dari tahun 2016 sampai 2018. Sehingga Kemkominfo memutuskan untuk menarik frekuensi yang dipakai oleh perusahaan tersebut.
Baca juga:
Kemkominfo: Bolt, First Media, dan Jasnita Tetap Harus Bayar Hutang
Libur Natal &Tahun Baru, Indosat Klaim Tingkatkan Kapasitas Layanan Data
Kemkominfo Ajak Pemangku Kepentingan Melakukan Sinergisitas
Menkominfo Lantik Anggota BRTI Periode 2018-2022
Segera Hadir, Konektivitas 5G yang Kecepatannya 400 Kali Kedipan Mata!
Telkomsigma Raih Sertifikasi Tier IV dari Uptime Institute
Telkomsel Luncurkan Aplikasi mBanking