Manusia akan pakai piring terbang untuk mendarat di Mars
NASA uji coba sebuah piring terbang dengan parasut terbesar
Hingga saat ini manusia masih belum menemukan cara yang paling efisien dan aman untuk mendarat di planet Mars. Dan NASA kini punya jawabannya.
Minggu kemarin, badan antariksa milik Amerika Serikat, NASA, telah meluncurkan sebuah piring terbang ke langit negara bagian Hawaii untuk uji coba.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA cari dalam penelitian UFO? Misi NASA adalah untuk menemukan yang tidak diketahui, " kata Nelson, seperti dilansir laman Science Alert, Jumat (15/9). "Saya telah mengatakan beberapa kali dalam komentar saya di sini hari ini bahwa kami di NASA menangani ini secara terbuka dan kami akan transparan dalam hal ini."
-
Apa misi Pratiwi Sudarmono bersama NASA? Menurut laporan American Indonesian Exchange Foundation, Rabu (22/11), Pratiwi dipilih oleh NASA untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa yang dijadwalkan untuk terbang pada bulan Juni 1986.
Piring terbang yang bernama Low Density Supersonic Decelerator (LDSD) kini tengah berada di ketinggian 55 kilometer di atas Hawaii. NASA sendiri rencananya akan menjatuhkan LDSD untuk dites kemampuan terbangnya.
LDSD tidak sepenuhnya berbentuk layaknya piring terbang, melainkan berbentuk seperti sebuah donat. Agar mampu mendarat dengan aman di permukaan Mars yang memiliki gravitasi lebih rendah dari Bumi, LDSD dilengkapi dengan alat pengereman khusus untuk bisa mencapai kecepatan 2,5 kali kecepatan suara saja.
Alat pengereman tersebut ternyata berbentuk parasut dengan lebar 36 meter. Ini adalah parasut untuk kecepatan supersonic terbesar yang pernah dibuat oleh NASA. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama uji coba, NASA melangsungkan tes LDSD di atas laut pasifik agar tidak terlalu banyak kerusakan yang dialami seandainya parasut gagal mengembang.
NASA ternyata tepat dengan mengambil keputusannya tersebut, sebab LDSD sendiri diketahui gagal mendarat dengan sempurna kemarin.
Menurut Yahoo News, NASA berkilah bila proyek seharga hampir Rp 2 triliun itu berkontribusi besar terhadap perkembangan teknologi parasut LDSD ke depannya, The Verge (29/6).
(mdk/bbo)