Material letusan freatik gunung berapi aman bagi manusia
Secara awam, banyak orang yang takut terkena material yang dikeluarkan ketika gunung api meletus.
Secara awam, banyak orang yang takut terkena material yang dikeluarkan ketika gunung api meletus. Namun ternyata menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, hal tersebut tidak berisiko terhadap tubuh manusia.
Tentunya akan menjadi satu hal yang mengherankan apabila dikatakan bahwa material dari gunung berapi masih dianggap wajar dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia ketika mengenainya.
Namun, dalam penjelasannya, Subandrio selaku Kepala BPPTKG Yogyakarta menegaskan bahwa yang dimaksud adalah material yang disebabkan letusan freatik gunung berapi.
"Letusan freatik ini merupakan embusan asap dan material yang dibawa hanya material sisa erupsi, bukan merupakan material magmatik," kata Subandrio, seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/12).
Menurut dia, pihaknya telah melakukan pengujian terhadap pipa paralon yang ditemukan di lereng Gunung Merapi yang terdapat bagian yang meleleh akibat terkena embusan material saat terjadi embusan freatik beberapa waktu lalu.
"Pipa paralon itu memang ada yang meleleh, kemudian kami lakukan uji titik didih pipa paralon dan ternyata suhu titik didih pipa paralon hanya sekitar 200 derajat celsius," katanya.
Ia mengatakan, sedangkan untuk suhu material magmatik saat dilontarkan dari perut gunung suhunya mencapai lebih dari 600 derajat celsius.
"Selain itu material yang dilontarkan embusan freatik suhu panasnya cepat turun, sedangkan material magmatik hingga berminggu-minggu suhunya tetap panas di atas 300 derajat celsius," katanya.
Subandrio mengatakan, material embusan freatik tidak akan mengakibatkan terbakarnya objek yang terkena langsung.
"Kalau material erupsi magmatik akan membakar dan menghanguskan objek yang terkena dampak langsung," katanya.
Ia mengatakan, saat ini status Gunung Merapi masih aktif normal dan untuk kegiatan pendakian hanya diperbolehkan hingga kawasan Pasar Bubrah.
"Karena jika di puncak material embusan freatik cukup panas, sehingga untuk keamanan maka pendakian hanya diizinkan sampai ke Pasar Bubrah," katanya.
Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah, Kamis (12/12) pagi ini kembali mengeluarkan embusan freatik.
Selama empat menit, terjadi hembusan asap pekat kehitaman setinggi 500 meter.
Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Sleman Lasiman, mengatakan hembusan terjadi pada pukul 08.06 hingga 08.10 WIB.
"Asap yang dikeluarkan lebih condong ke arah timur. Selama empat menit ada hembusan," katanya.
Ia mengatakan, untuk hujan abu, sampai saat ini belum ada yang terdeteksi. Masyarakat pun masih belum ada yang melapor ke PGM.
"Belum ada laporan dari masyarakat," katanya.
Subandrio, mengatakan, aktivitas ini memang sudah berkali-kali pascaerupsi 2010 lalu.
"Asap solfatara yang dikeluarkan karena tidak ada pengaruh hujan. Ini tidak karena hujan, hanya embusan," katanya.
Menurut dia, pada Rabu (11/12) malam diketahui terjadi gempa tektonik. Apakah itu berpengaruh mengguncang perut gunung atau tidak, masih diselidiki.
"Penyebabnya, masih diselidiki. Asap pekat ini biasanya juga disertai material abu," katanya.
Data terakhir sebelumnya, embusan terjadi pada Senin (18/11) lalu. Saat itu, diklasifikasikan dengan letusan freatik.
"Kalau ini tadi belum. Karena, hanya kecil dan tidak didahului dengan letusan. Hanya hembusan biasa," katanya.