Menristekdikti: Indonesia Harus Menjadi Produsen Robot
Menteri Riset Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir, berharap Indonesia tak sekadar menjadi operator robotik saja. Melainkan juga menjadi produsen. Maka itu, inovasi dalam pendidikan tinggi adalah hal yang penting.
Menteri Riset Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir, berharap Indonesia tak sekadar menjadi operator robotik saja. Melainkan juga menjadi produsen. Maka itu, inovasi dalam pendidikan tinggi adalah hal yang penting.
"Dalam revolusi industri 4.0, dunia pendidikan tinggi menjadi sangat penting dalam perubahan. Ke depannya, banyak pekerjaan akan digantikan robot. Mudah-mudahkan kita jangan hanya sebagai operator saja, tapi juga produsen," jelasnya saat meresmikan laboratorium riset, Bukalapak dan ITB di Bandung, belum lama ini.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Apa yang dilakukan monyet dengan lengan robot? Video demonstrasi menampilkan monyet tersebut dengan mahir menggunakan antarmuka untuk menggerakkan lengan robot dan meraih stroberi.
-
Siapa yang mengembangkan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Dimana robot penjelajah tersebut akan mendarat? Meskipun ada penundaan, pesawat tersebut masih akan mencapai lokasi pendaratannya Malapert A pada tanggal 22 Februari, sebuah kawah tumbukan 300 kilometer (180 mil) dari kutub selatan.
Nasir juga mengapresiasi laboratorium riset Bukalapak yang ada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia menyebut perguruan tinggi tidak bisa lagi menjalankan pendidikan dengan sistem yang biasa. Karenanya, perguruan tinggi perlu bekerja sama dengan para praktisi.
"Pendidikan tinggi juga harus berinovasi, jadi sangat penting perubahan ini. Jadi, ke depannya memang perlu dipikirkan cara untuk menjadi digital talent," ujarnya menjelaskan.
Nasir juga berharap bahwa laboratorium riset ini dapat dikembangkan menjadi sebuah prodi atau jurusan keilmuan baru.
"Saya harap laboratorium ini dapat dijadikan prodi, sehingga menghasilkan artificial intelligence(AI) engineer di masa depan," tuturnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/faz)