Murka, hacker Ukraina hancurkan situs NATO
Serangan ini membuat beberapa situs NATO tak bisa diakses dan jaringan emailnya hancur.
Panasnya suhu politik di Ukraina membuat hacker setempat bertindak. Mereka menyerang puluhan situs NATO hingga tidak bisa diakses.
Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (16/3), juru bicara NATO membenarkan bahwa beberapa situs mereka diserang oleh hacker. Belakangan, baru diketahui bahwa pelakunya adalah hacker dari Ukraina.
Untungnya, akibat serangan ini tidak terjadi masalah yang penting yang mengganggu NATO. Namun, jalur komunikasi mereka juga terputus akibat serangan ini.
Para hacker sendiri melakukan serangan DDoS yang mengirimkan paket trafik dalam jumlah besar ke situs itu. Akibatnya, server yang menerima trafik padat tersebut akan kewalahan dan membuat situs jadi berat diakses.
Dilansir The Verge (15/3), hacker Ukraina telah mengonfirmasi bahwa mereka yang melakukan serangan itu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas campur tangan barat dalam berpindahnya Krimea ke tangan Rusia.
Baca juga:
Banyak komputer pemerintah rawan dihack jika terus pakai XP
Malaysia Airlines ditemukan! Stop, jangan dipercaya!
Obama pernah minta Pentagon lakukan serangan siber
Account Twitter Justin Bieber dijebol hacker Indonesia
Dua alamat IP asal Inggris makan 300 ribu korban
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.