Pengguna Internet Indonesia Mencapai 171,17 Juta di Tahun 2018
Di tahun 2018 ini, APJII mencatat jumlah pengguna internet mencapai 171,17 juta jiwa dari 264,16 juta penduduk Indonesia.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet tahun 2018. Dalam hasil survei itu menunjukkan angka kenaikan lebih dari 10,12 persen dibandingkan tahun 2017. Di tahun 2018 ini, APJII mencatat jumlah pengguna internet mencapai 171,17 juta jiwa dari 264,16 juta penduduk Indonesia. Sementara di tahun 2017, pengguna internet di Indonesia berjumlah 143.26 juta.
"Jadi penetrasi internet di Indonesia tahun 2018 mencapai 64.8 persen dari total penduduk atau 171,17 juta pengguna. Itu secara overall ya," ujar Sekjen APJII Henri Kasyfi Soemartono saat ditemui awak media usai pemaparan hasil survei internet di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Bagaimana cara APJII menghitung penetrasi internet di Indonesia? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024. Hasil surveinya itu menunjukan jumlah pengguna internet mencapai 221 juta dari 278 juta jiwa penduduk negeri ini. Praktis, tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5 persen dari total populasi.
-
Mengapa APJII tertarik untuk meneliti akses internet di daerah 3T? Penyebaran internet di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) terus mengalami perkembangan yang signifikan.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa yang diteliti oleh APJII? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024. Hasil surveinya itu menunjukan jumlah pengguna internet mencapai 221 juta dari 278 juta jiwa penduduk negeri ini. Praktis, tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5 persen dari total populasi.
-
Di mana APJII melakukan survei penetrasi internet di daerah 3T? Berdasarkan survei penetrasi internet yang diumumkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Selasa (17/9) di Jakarta, sebanyak 1.950 responden dari 64 kabupaten di 17 provinsi terlibat dalam penelitian ini.
-
Apa tujuan utama APJII dalam melakukan survei penetrasi internet di daerah 3T? Survei ini bukan hanya tentang angka tetapi juga cerminan dan realitas dan tantangan yang dihadapi dalam pemerataan akses internet ke seluruh kawasan di Indonesia. Terutama di daerah 3T atau daerah yang tertinggal," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif di Jakarta, Selasa (17/9).
Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia ini, kata Henri, tak lepas dari usaha pelaku usaha di bidang internet di Indonesia untuk membangun infrastruktur. Misalnya saja, anggota APJII mulai dari perusahaan besar hingga kecil.
Berdasarkan hasil survei tersebut, disebutkan bahwa pulau Jawa masih memegang peranan penting sebagai penyokong kontribusi jumlah pengguna internet di Indonesia. Pulau Jawa memegang kontribusi sebesar 55 persen.
Kemudian di urutan kedua, dengan kontribusi 21 persen diduduki oleh pulau Sumatera. Di posisi yang ketiga, Sulawesi –Maluku-Papua dengan 10 persen. Lalu, Kalimantan menyumbang andil 9 persen dan yang terakhir adalah Bali & Nusa Tenggara kontribusi 5 persen.
Menariknya, APJII juga membagi kontribusi pengguna internet per provinsi. Survei tersebut menyebutkan untuk pulau Jawa, Jawa Barat merupakan provinsi dengan penetrasi internet tertinggi di bandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nilai kontribusinya sebesar 16,6 persen.
Untuk Sumatera, provinsi Sumatera Utara menyumbang kontribusi 6,3 persen dibandingkan dengan provinsi lain di seluruh Sumatera. Kemudian, provinsi Kalimantan Barat memegang andil paling besar dengan kontribusi 2,1 persen. Lalu, untuk daerah Sulawesi –Maluku-Papua, provinsi Sulawesi Selatan punya andil 3,7 persen menyumbang paling besar dibandingkan wilayah tersebut.
Menurut Henri, peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia ini akan terus meningkat hingga tahun-tahun berikutnya. Seperti halnya dari tahun 2017 dan 2018. Di tahun mendatang, APJII berencana memotret pengguna internet lebih detail hingga masuk per kabupaten.
"Setelah ini selesai, APJII berencana akan melakukan audiensi ke setiap Gubernur. Ini bertujuan supaya jajaran pemerintah provinsi memiliki gambaran tentang jumlah pengguna internet di wilayahnya," ungkap Henri.
Survei pengguna internet yang dilakukan APJII ini, menggunakan 5.900 sampel dengan margin of error 1,28 persen. Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara dengan bantuan kuisioner. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling multistage random sampling.
Survei ini dilakukan mulai 9 Maret hingga 14 April 2019. Namun kata pihak APJII, data sampel yang diwawancarai merupakan pengguna yang sudah menggunakan internet lebih dari 4 bulan sebelum dilakukan pendataan di lapangan. Di survei ini, APJII bekerja sama dengan lembaga riset Polling Indonesia.
(mdk/faz)